Mesjid Yang Penuh Dengan Orang Berantakan
Mesjid Yang Penuh Dengan Orang Berantakan

Konon disebuah desa, yang dekat dengan rumah pak lurah, berdiri sebuah mesjid megah, yang di dinding pengumumannya menempel banyak kop surat resmi dari Kelurahan. Ada jadwal khutbah yang berderet nama khatibnya, semua dari keluarga pak lurah, tidak perlu syarat yang sulit, cukup lancar membaca buku khutbah yang disediakan dari kelurahan.

Ayat tentang ambil pakaian yang bagus saat ingin pergi ke mesjid kurang favorit disana, begitupula dengan hadis tentang kebersihan sebagian dari iman. Sebenarnya pakaian mereka baru, mahal, tapi entah kenapa harus dibuat menjadi kumal dan berantakan.

Jamaahnya laki-laki semua, dengan peci hitam miring, sarung dengan buntelan besar, baju koko dengan kancing tinggi sebelah, rambut tidak disisir, janggut dan kumis yang tidak terpelihara, terlihat tidak enak dipandang, namun semua terlihat normal apa adanya. 

Para gadis atau ukhti tak terlihat satupun di mesjid itu, mungkin karena para cewek tidak ingin terlihat kusut, cewek sudah tabiatnya dandan, bersolek, pokoknya harus terlihat cantik. Atau mereka tidak tertarik kemesjid, karena cowok atau akhinya jelek semua. Entahlah, itu hanya sebuah asumsi saja.

Akhirnya, yang ditunggu datang juga, pak Lurah, penampilannya lebih kumal dari semua yang hadir, itu harus, karena dia yang punya ide, dia yang membuat peraturan. Menurut dia, yang berpenampilan bagus dan menarik adalah teroris.