Hari ini, ibu membuat kue brownies. Rara sejak tadi pagi sangat bersemangat untuk membantu ibu. Sejak berumur tujuh tahun, Rara sudah diizinkan ibu hadir didapur membantunya. Kini Rara sudah berusia 8 tahun.
"Hari ini kita buat kue apa, Bu?" tanya Rara yang sejak tadi berdiri diujung meja memperhatikan ibu mengumpulkan bahan.
"Brownies," sahut ibu sambil mengumpulkan bahan. Sesekali ibu melihat kegawainya.
Rara memperhatikan semua bahan yang ada. Ia hanya mengenali beberapa bahan saja seperti terigu, gula, telur dan coklat. Ia sudah mengenalnya dari Ibu.
"Rara bantu apa, Bu?"
Rara bingung mau bantu apa ibu sepertinya kue hari ini tidak seperti biasa. Ibu kelihatan lebih serius dan memainkan gawainya. Ia hanya tahu kalau ibu membuat kue sambil pegang gawai pertanda ibu akan membaca resep di google atau menonton di YouTube. Tak ada suara dari gawai ibu, sepertinya ibu hanya membaca resep.
"Rara bersihkan meja dulu tempat simpan bahan dan buat kuenya," jawab ibu sambil mencari sesuatu dilemari.
Rara pun segera mengambil kain yang biasa di gunakan untuk membersihkan meja. Ia mulai membersihkan meja yang biasa mereka gunakan ketika akan makan .Tiba-tiba Ia menjerit dan mengagetkan ibu.
"Ibuuu..."
"Kenpa?" ucap ibu sambil berlari kearahnya.
"Semut, Bu" sahut Rara sambil menunjukkan ke ibu semut-semut yang berjalan lurus menuju belakang lemari.
"Ada semut disini lagi," ujar ibu dengan tenang.
"Kenapa ada semut disini, Bu" tanya Rara dan mulai menjauh.
"Itu tandanya, semutnya ketemu sama makanannya. Kalau ngak ada makanannya semutnya ngak akan datang," kata ibu sambil mengambil sapu.
Rara pun mulai mengajukan pertanyaan seperti biasa. Ibu sudah tahu setiap Rara bertanya tidak akan berakhir dengan satu kali jawaban. Ibu selalu mengunakan kesempatan ini untuk mengajarkan Rara banyak hal. Seperti kali ini, Ia akan mengajar Rara tentang semut dan mengabaikan sejenak membuat browniesnya.
"Berarti semalam, Ibu menyapunya tidak bersih," jawab ibu.
"Semut suka berkumpul. Apalagi ketika makanannya jatuh ke lantai dan lupa dibersihkan," lanjut ibu.
Rara hanya diam dan mendengarkan Ibu yang menjelaskan.
"Makanya, Rara kalau makan jangan berhamburan Yach" pinta Ibu sambil tersenyum memandangi Rara yang masih diam.
"Rara tidak mau kan, rumah banyak semutnya terus Rara digigit semut dan bentol-bentol lagi?" tanya ibu kembali.
"Tidak mau, Bu?" ujar Rara kali ini.
"Tapi, siapa yang kasih makanan semut kalau Rara makannya tidak berhamburan?" tanya Rara kembali.
Ibu tertawa, mengetahui anaknya semakin hari semakin pandai. Kemampuannya berpikir semakin hari semakin tumbuh.
"Allah." jawab ibu.
"Allah akan memberikan rezeki kepada setiap makhluknya seperti, Rara dan semut. Makanan ada rezeki," jawab ibu sambil mengelus rambut anaknya semata wayangnya itu. "Rara, kalau makannya tidak berhamburan, rumah akan bersih. Rumah bersih semutnya tidak datang. Nanti semutnya akan mencari makananya di luar rumah. Semut akan mencari di bebungaan, di tanah, di pepohonan, dan banyak tempat yang Allah sudah siapkan," ujar ibu lagi.
Rara mengangguk. Ia mulai mengerti.
"Rara tidak perlu takut, semutnya kelaparan!" ibu melanjutkan mengajarkan Rara.
"Rara, akan belajar makannya ngak berlarian, ngak main-main kalau lagi makan jadi makannya ngak berhamburan!" seru Rara dengan semangat.