11

"Waktu pertama kalinya aku sekolah di SMP ini, aku bertemu dengannya dikantin sekolah tanpa sengaja, waktu itu aku belum tahu siapa namanya, yang aku tahu wajahnya yang penuh dengan kharisma, meneduhkan jiwa. Setelah itu aku sering melihatnya disini, di musholah sekolah setiap jam istirahat. Dia itu rajin sekali melaksanakan sholat dhuha dan baca al-quran," Lanjutku.
"Pantas saja kamu mencintainya, ternyata dia itu lelaki yang sholeh yah." seraya menoleh ke arah jendela dan melihat lelaki itu sedang membaca Al-quran dengan merdu.
"Kamu ngapain disini?" suara itu yang membuat aku dan temanku terkejut mendengarnya. Saat aku menoleh kebelakang ternyata pemilik suara itu laki-laki aneh yang menyebalkan. Muncul dari arah belakangku. 
"Terserah aku dong mau ngapain juga, bukan urusan kamu. Ngapain juga sih kamu  pengen tahu urusan orang?," kataku nyolot
"Iya memang bukan urusan aku juga sih, tapi aneh aja gitu kamu sama temen kamu ini ngobrol sambil berdiri di depan musholah, kenapa gak sekalian aja ngobrolnya di dalam toilet. haha. "suka-suka dong. Mau kita ngobrol di depan musholah, atau ngobrol dimana saja ya itu urusan kita. Gak ada urusannya sama kamu. Udah sana kamu pergi jauh jauh, jangan pernah lagi muncul didepanku" ku mendorong tubuhnya agar dia mau pergi dari hadapanku.
"Bentar, sebelum aku pergi aku mau cek dulu ke dalam mushola ada apa sih, ko bisa perempuan rese ini ada di depan mushola."
"Nggak, kamu nggak boleh masuk, kamu lebih baik pergi sana" mencoba mencegahnya agar tidak masuk kedalam mushola. Dia bersikukuh untuk masuk ke dalam musholah. 
Karena ada keributan diluar akhirnya seseorang yang ada di dalam mushola pun keluar.
"Ada apa ini ribut-ribut di depan musholah?," tanya Dayat yang baru saja keluar dari musholah.
"Nggak ada apa-apa kok yat, iya kan nur?," jawabku lalu ku kedipkan mataku pada nur memberi isyarat bahwa semuanya baik-baik saja.
"Iya yat gak ada apa-apa, silahkan lanjutin aja baca Al-quran nya"
"Oh jadi dayat yang sedang kamu perhatikan dari tadi"
"Kamu bisa diam gak sih," kataku berbisik, dan aku menutup mulutnya maulana supaya Dayat tidak mengetahuinya.
"ya sudah kalau gak ada apa-apa, aku pamit pergi ke kelas, assalamualaikum" pamit Dayat.
"Waalaikumsalam" jawab kami berbarengan.
"Apaan sih kamu tuh, pake tutup mulutku segala, mana tanganmu bau lagi"
"Masa sih" aku mencium tanganku. "gak bau kok" kataku
"Kamu suka sama dayat?" tanya maulana yang membuat aku terkejut dengan pertanyaan yang ia lontarkan. "Maksudnya apa dia menanyakan hal itu padaku," batinku.
"Apaan sih kamu suka ingin tahu urusan orang saja, nur kita ke kelas yuk" ku tarik tangan nur dan meninggalkannya.