9
" siapa lagi kalau bukan orang yang suka mengganggu aku di sekolah. Pada hal kita itu sebelumnya nggak saling kenal, nggak pernah ketemu sebelumnya juga. Tapi anehnya dia berbuat sesuatu yang membuat kakakmu ini kesal, marah dibuatnya." jelasku pada diah yang dari tadi mendengarkan ocehanku tak henti.
"Sepertinya orang itu naksir deh sama kakak" tebak dia yang membuat aku tepuk jidat. "Ya ampun diah, mana mungkin dia naksir sama kakak. Toh kita gak kenal, gak pernah ketemu sebelumnya, terus apa yang buat dia naksir sama kakak?"
"Bisa saja tanpa kakak ketahui dia itu sudah lama mengagumi kakak. Tapi kakak nggak sadar akan hal itu" jelas diah. Kadang adikku diah itu menjadi orang yang paling bijak kalau lagi nyambung diajak ngobrolnya, biasanya adikku itu paling gak suka jadi pendengar yang baik untuk kakaknya ini.
"Kagum? Apa iya dia mengagumiku? Oh tidak. İtu tidak mungkin." batinku
"Diah tau apa yang membuat kakak susah untuk memejamkan mata kakak. Karena kakak sedang memikirkan sesuatu yang baik darinya yang telah membuat kakak tersenyum ketika didekatnya, iya kan kak?" tebak diah.
"Apaan sih, ngaur kamu tuh. Mana mungkin kakak suka sama orang yang rese dan menyebalkan seperti dia. İtu nggak akan terjadi. Kakak tuh sukanya sama dayat teman sekelas kakak. Jadi untuk apa juga kakak memikirkan dia yang menyebalkan itu, kurang kerjaan." jawabku
"Eitsh diah gak bilang yah kalau kakak suka sama dia, tadi tuh diah menanyakan benar gak kalau kakak itu lagi mikirin kelakuan baiknya dia ke kakak. Haih, diah curiga nih sama kakak apa jangan-jangan sudah mulai ada secuil cinta dihati kakak untuk orang yang menyebalkan itu"
"Sudahlah jangan bahas itu, lebih baik kita tidur, nanti kesiangan lagi." aku membalikkan badan dengan posisi membelakangi diah. Perkataan diah memang benar, aku sedang memikirkan kelakukan baiknya terhadapku, tapi aku malu untuk mengakuinya dihadapan diah. "Oh tidak, apa jadinya kalau aku berkata jujur pada diah kalau aku memang lagi mikirin maulana yang menyebalkan itu. Pasti diah akan meledekku. Batinku."
***