"Aku juga senang bisa berteman dengan laki-laki, termasuk berteman sama kamu. sebenarnya ada alasan kenapa aku cuek sama laki-laki."kataku.
"Alasan?" heru terkejut mendengar perkataanku. Dia benar-benar ingin tahu alasanku mengapa cuek dengan laki-laki.
"Iya, aku cuek karena sebuah alasan. Alasan aku tuh, aku gak bisa terlalu dekat dengan kalian, khawatir nanti ada yang tersakiti dengan kedekatanku bersama teman laki-laki di kelas kita, aku gak mau melukai siapapun, aku hanya ingin menjaga hati agar tidak ada yg terluka."
"Tersakiti? Maksudnya?" tanya heru penuh dengan kebingungan.
"Iya, kamu tahu kan wawan. Dia itu suka sama aku, tapi aku belum bisa menerimanya. Aku lebih baik berteman dari pada harus pacaran."
"Kamu tahu dari mana kalau wawan suka sama kamu?" selidik heru penasaran.
"Aku tahu wawan suka sama aku dari aji. Jadi, dulu itu waktu kita kelas satu. Aku, wawan dan aji kan sekelas. Nah, dijam istirahat itu Aji memberitahu aku, kalau wawan suka sama aku sejak pertama kali bertemu denganku. Pantas saja, wawan dulu tuh suka sekali meminjam pulpen ataupun buku bacaan seperti novel gitu, ternyata dengan cara itulah wawan berinteraksi denganku. Kamu tahu kan, wawan itu suka malu-malu gitu kalau sama aku. Pada hal kalau ke teman-teman perempuan yang lain dia bisa bersikap biasa saja seperti anak laki-laki pada umumnya, ngobrol, bercanda, atau kerja kelompok gitu. Tapi, dia tidak begitu denganku, dia cuek, dan diam saja." jelasku panjang lebar.
"Iya memang wawan suka cerita juga sama aku, kalau dia itu gak bisa dekat sama kamu seperti dekatnya wawan dengan teman-teman perempuan lainnya. Karena dia tidak kuasa menahan rasa yang ada dihatinya. Dia itu benar-benar tulus mencintai kamu, dia ingin kamu jadi pacarnya. Kasian tau may, wawan itu suka sama kamu dari kelas satu bahkan sampai sekarang. kenapa kamu gak mencoba menjalaninya sih.?"
"Aku nggak bisa her. Aku tuh ingin fokus belajar, fokus mengejar mimpi dan memuwujudkan mimpiku her, aku belum kepikiran buat yang kaya gituan. Masih ingin belajar dan belajar." jelasku lagi.
"May, aku itu sahabatnya wawan dari kelas satu. Dan aku juga teman kamu dari kelas satu, aku tau bagaimana tulusnya wawan mencintai kamu may. Dia itu sering kali memperhatikan kamu dari kejauhan, dia juga suka cari-cari kesempatan biar bisa ngobrol sama kamu tapi apalah daya takdir belum berkenan memberi kesempatan buat dia ngobrol sama kamu. Dia lebih memilih diam dan menyimpan rasa itu tanpa memberitahu kamu sekalipun. Dia sering curhat ke saya may. Dia juga bilang kalau kamu jadian sama dia, dia mau kamu yang pertama dan terakhir." jelas heru panjang lebar.