Tok..tok..tok
"Kak, dipanggil Ibu tuh" kata diah adikku
Mendengar ketukan pintu, aku langsung terperanjat kaget. Karena, saat ini pikiranku dipenuhi dengan tanda tanya mengenai surat misterius itu. "Ya Allah sebenarnya siapa yang mengirim surat ini?" batinku.
"Iya de, bentar. Nanti kakak lagi beres-beres kamar dulu." jawabku sambil merapihkan surat-surat yang berserakan diatas kasur lalu dimasukkan ke dalam kotak kecil dan ku taruh kotak kecil itu kedalam laci lemari.
"Bu, si kakak nya lagi beres-beres kamar dulu" teriak diah pada Ibu yang sedang masak di dapur.
"Ya ampun, adikku itu memang kebiasaan suka teriak-teriak aja. Ini kan rumah, bukan hutan. Suara pelan juga pasti kedengaran sama Ibu." kataku bicara sendiri sambil menata kamar agar terlihat rapi dan bersih.
Kemudian aku pergi ke dapur menemui ibu yang sedang memasak tumis kangkung dan menggoreng tempe.
"Ada apa Ibu memanggil may?" tanyaku dengan lembut.
"Tolong Ibu nih, gorengin tempe dulu yah, Ibu mau ke kamar mandi dulu bentar." ucap Ibuku lalu pergi ke kamar mandi. Dan aku yang melanjutkannya untuk menggoreng tempe.
Menggoreng tempe pakai tepung terigu menjadi tempe yang krispi, kriuk...kriuk. Dan menumis kangkung adalah menu makan hari ini. Walaupun sederhana tapi kalau Ibu yang masak rasanya mantap, enak banget.
"Bu, tumisnya udah dikasih bumbu belum?" tanyaku pada Ibu yang sedang ada di dalam kamar mandi. Jarak antara dapur dan kamar mandi di rumah aku itu dekat, maka tak heran kalau sambil ngobrol pun bisa kedengaran satu sama lain. "Sudah Ibu kasih bumbu may, udah Ibu cicipi juga, kalau sudah matang matikan saja kompornya!" perintah Ibu.
"Iya ini may matikan kompornya" ku matikan kompor bagian menumis. Lalu ku angkat gorengan tempe dan ditiriskan dahulu, setelahnya ku hidangkan dimeja makan.
"Sudah matang semua may?" tanya Ibu yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Sudah bu, semua makanan untuk makan siang sudah may siapkan dimeja makan." jawabku. "Kita makan yuk bu!" ajakku pada Ibu mempersilahkannya untuk duduk bersama di ruang makan.
"Bu, bapak kemana?" tanyaku heran karena dari tadi tidak melihat bapak di rumah.
"Bapak tadi keluar pakai motor, gak tau mau kemananya" jawab adikku tina dengan mengangkat kedua pundaknya.
"Oh, ya sudah kita makan duluan saja yah." kataku yang sudah tidak sabar untuk menyantap makanan yang ada dihadapanku.
Aku, ibu, dan kedua adikku akhirnya makan duluan, dengan adanya hembusan angin dari lubang angin pintu ruang makan menjadikan suasana menjadi segar dan nyaman ketika menyantap makanan, serasa makan di caffe mewah dengan fasilitas mewah. "Alhamdulillah, kami bersyukur atas nikmatMu hari ini Ya Allah" batinku.