30
"Aku pun berharap semoga semuanya baik-baik saja, pertemananmu dengan Anisa semoga kembali terjalin lagi aamiin."
"Aamiin, makasih ya wan untuk doanya, semoga Allah SWT mengabulkan doa kita."
"Iya sama-sama" 
***
Hari-hari aku lalui seperti biasanya. Entah mengapa, perasaanku kepada hilman maulana semakin hari semakin berbeda. Ternyata, aku mulai menyayanginya, memperhatikannya. "Ya ALLAH… maafkan aku yang mulai mencintainya”Batinku. Aku pikir ini hanya sebuah rasa kagumku kepada hilman maulana. Karena ketulusan hatinya, dan kebaikannya yang tak pernah henti ia berikan untukku walaupun aku suka marah sama dia, benci dia, kadang suka menghindar dari dia, tetap saja dia selalu peduli kepadaku. Memang dia suka jail, iseng, dan menyebalkan. Jauh dalam hatinya dia adalah orang yang baik nan tulus. Tapi, aku tidak bisa memilikinya. Karena, selain aku yang harus menjaga perasaan anisa agar ia tetap bisa memperjuangkan cintanya untuk hilman maulana, aku sudah terlanjur berjanji kepada diriku sendiri kalau aku tidak ingin pacaran. Aku ingin fokus belajar, untuk mewujudkan cita-citaku. Aku selalu berdoa kepada-NYA, jikalau hilman maulana jodohku maka dekatkanlah  dan persatukan kami dalam ikatan pernikahan. Tetapi, jika ia bukan jodohku maka jauhkanlah dari kehidupanku, setidaknya jangan pernah menjadi musuh, jadikan teman yang selalu baik terhadap orang lain. Itulah pintaku kepada-NYA. 
" may, aku ingin bicara sama kamu, ikut aku yuk!" ajak maulana menarik tanganku
"Kamu mau bawa aku kemana?"tanyaku kepadanya.
" nanti juga kamu tahu sendiri" jawabnya.
"Taman, kamu bawa aku ke taman sekolah mau apa?" yang aku lagi penasaran.
"Duduk saja dulu, barulah aku memberitahumu" jawabnya menyuruh aku duduk.
"Aku sudah duduk, mengapa kamu masih saja diam tidak memberitahu sesuatu pun kepadaku, sebenarnya ada apa kamu mengajakku ke taman?" tanyaku lagi karena penasaran dan ingin tahu jawaban maulana mengajakku ke taman.
"May, jujur aku tuh nggak bisa terus-terusan jauh dari kamu, apa kamu nggak sadar tentang perasaan aku seperti apa kepada kamu, ketika aku pergi saat melihat kejadian pelukan antara kamu dan wawan kala itu, aku tuh cemburu, marah, kecewa sama kamu, karena kamu nggak pernah sadar akan hal itu. Dan aku juga minta maaf sama kamu atas kejadian lalu sewaktu aku bilang kita sudah jadian, aku minta maaf. Semua itu tidak lepas dari rasa cinta dan sayangku kepadamu. Aku sudah lama mengagumi mu, dan dari rasa kagum itu dengan seiring berjalannya waktu berubah menjadi cinta. Aku mencintai kamu may. Kamu tahu kenapa kita selalu bertengkar, kenapa aku sejail itu sama kamu hingga membuat kamu marah kepadaku, itu adalah bentuk dari cara mengambil perhatian kamu, aku ingin mengenal kamu lebih dekat lagi. Izinkan aku untuk selalu mencintaimu dan menjagamu" jelas maulana panjang lebar. Membuat aku menitikkan air mata. Diam-diam aku menghapus air mataku tanpa sepengetahuan hilman maulana. Aku mencoba untuk menahan diri agar tidak menangis saat ku ungkapkan semua yang ada dipikiranku.
"Maulana, terimakasih banyak atas semua kebaika-kebaikan yang kau lakukan untukku, dan juga jailmu yang selalu bisa menarik perhatianku, membuatku merasa marah, dan juga menghiburku. Sekali lagi terimakasih atas rasamu kepadaku, aku sangat menghargai itu. Tapi, maafkan aku maulana. Aku nggak bisa membalas rasamu. Dan Kamu akan selalu menjadi teman baikku selamanya. Aku janji aku nggak akan melupakanmu jika kita setelah berpisah nanti." kataku mengelus pundak maulana mencoba membuatkannya agar ia tetap kuat dan tidak sedih mendengarkannya.
"Aku rasa kamu sedang berbohong, matamu seolah berkata kalau kamu mencintaiku juga. Tapi kenapa kamu menutupinya dariku, apa semua ini ada sangkutannya sama Anisa?" tanya maulana yang tak percaya
"Maulana, ini tidak ada sangkutannya dengan Anisa, aku memang tidak mencintaimu. Maafkan aku maulana. Aku menganggapmu sebatas teman saja tidak lebih," jelasku lagi.
"Ya sudah kalau memang itu benar, aku menerima dan menghargai  keputusanmu itu. Aku yakin kalau kamu adalah jodohku. Tiap malam namamu selalu ku langitkan, meminta kepada-NYA agar kau bisa menjadi jodohku. Itu saja may yang ingin aku sampaikan kepada kamu, maaf aku pamit. Assalamualaikum" hilman maulana langsung pergi meninggalkanku di taman.
"Wa'alaikumussalam" jawabku sebelum ia pergi.