Mengatasi Kesulitan dalam Menulis
Soal sulit atau mudah, sebenarnya sangat relatif-subjektif, tergantung bagi siapa. Menulis bisa jadi mudah bagi yang sudah terbiasa menulis. Menulis jadi sulit bagi yang tidak terbiasa menulis.

Selain itu, menulis itu sulit atau mudah bisa juga tergantung dari apa makna “menulis” yang dimaksud. Kalau menulis dimaknai sesuatu yang sederhana, sekedar menuangkan ide, gagasan atau curhatan, menulis dengan bebas, freewriting, maka menulis bisa jadi mudah. Tapi, it tidak berlaku bagi setiap orang. Sebab toh, banyak juga yang merasa sulit menulis, apa saja jenis tulisannya.

Bagi yang merasa kesulitan dalam menulis, saran saya agar terus berlatih dan membiasakan menulis. Sebab, bisa karena terbiasa. “Wah berat itu!” Kalau masih dirasa berat, cukup siapkan alat perekam suara, bisa pakai hp atau lainnya. Bicaralah dengan jelas, lalu rekam. Setelah itu putar audio hasil rekaman dan ketik atau tulis (transkip) apa yang didengar. Nah, agar lebih mudah, manfaatkan fasilitas layanan google doc, tentunya dengan jaringan internet yang cukup kuat dengan kualitas suara rekaman yang bagus. Setelah itu, edit. Jadilah tulisan.

Lantas, apa yang sulit dalam menulis?

Bagi saya, yang sulit dari menulis adalah menjaga konsistensi (keistikamahan) dan fokus. Dua hal ini saya anggap sulit, ya karena pengalaman pribadi. Banyak penulis yang berhasil menjadi penulis, karena bisa melewati masalah konsistensi dan fokus. Banyak pula yang gagal menjadi menulis karena tidak bisa konsisten dan fokus menulis.

Yang saya maksud dengan konsistensi yaitu bagaimana kita bisa merutinkan menulis, setidaknya setiap hari. Tidak banyak orang yang bisa konsisten menulis setiap hari, setidaknya satu hari satu halaman. Ada pula yang membiasakan menulis setidaknya satu judul tulisan, entah itu esai, artikel, feature, cerpen atau jenis tulisan lainnya. Ada pula yang dalam sehari bisa menulis 5 sampai dengan 10-an halaman setiap harinya. Mereka saya sebut sebagai orang-orang pilihan, atau memilih dirinya sebagai seorang penulis. Menulis sudah menjadi jalan hidupnya. Sayangnya, saya sendiri belum bisa melakukannya. Padahal, menulis itu bisa jadi terapi untuk menjaga dan meningkatkan imunitas. Karena menulis itu melepaskan beban yang ada di hati dan pikiran. Plong jadinya.

Hal kedua yaitu soal fokus. Saya termasuk mengalami kesulitan dalam hal ini. Ini khususnya dalam menulis buku. Seorang penulis bisa menyelesaikan bukunya, karena ia bisa fokus menulis dan menyelesaikan bukunya. Bila ditanyakan mengapa buku saya dan kamu tidak juga terbit? Jawabannya adalah soal kegagalan dalam menjaga konsistensi dan fokus dalam menulis. Benar bukan?!

Komentar

Login untuk melihat komentar!