Sudahkah Terampil Berbicara?
Ingatkah kali pertama kita mengenalkan diri dengan menyebut nama kita? Apakah  kita melakukannya dengan hati dag dig dug atau biasa saja? Atau justru menyebutkannya dengan bangga dan lancar? Barang kali hal tersebut merupakan pengalaman pertama kita berbicara  di depan orang banyak selain keluarga kita.
Apakah ketika kita dapat berbicara tidak secara otomatis pandai berbicara?  Bisa ya dan bisa tidak. Kemampuan berbicara terkadang sering diabaikan karena dapat dilakukan sehari-hari dengan mudah.  Namun, berbicara akan menjadi sebuah keterampilan berbahasa jika dapat memaksimalkan potensi seseorang. Pernahkah melihat acara debat atau diskusi para tokoh atau mahasiswa di forum nasional? Bandingkan dengan orang yang suka berbohong atau banyak alasan dengan janji atau komitmen yang dibuatnya. Tentu, kemampuan berbicara dua contoh kasus di atas aka sangat jauh berbeda.
Pada tataran yang lebih luas keterampilan berbicara dapat digunakan untuk menyampaikan gagasan, menyanggah dan memberikan argumen. Dalam kehidupan nyata, keterampilan berbicara sering digunakan oleh seorang pembawa acara, moderator, penyiar radio dan telvisi, para sales produk tertentu dan masih banyak lainnya.
Di dalam pemeblajaran di kelas, keterampilan berbicara sangat penting dikusai oleh seorang remaja. Hal ini dikarenakan pada tingkat SMP, seorang remaja sudah dituntut untuk dapat melakukan presentasi diskusi kelompok atau berdebat dalam sebuah metode pembelajaran yang menuntut untuk unjuk kinerja berbicara.
Selain itu, praktik keterampilan berbicara juga digunakan untuk menanggapi pertanyaan, perintah,  saat membaca bersuara atau untuk mengemukakan pendapat.  Dalam praktiknya, tidak sedikit remaja yang mengalami kesulitan saat berbicara mengemukakan pendapatnya. Hal ini nampak pada keaktifan mereka saat diminta untuk berbicara mengemukakan pertanyaan setelah guru menerangkan sebuah materi pembelajaran.
Fenomena lain yang terjadi terkait keterampilan berbicara remaja di kelas adalah suka berbicara mengobrol dengan teman saat di kelas. Tidak sedikit siswa  ramai berbicara semaunya sendiri ketika guru menjelaskan materi atau konsep di depan kelas. Namun, ketika siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi atau berdialog mengemukakan pendapat atau mengkritisi sebuah isu atau sebuah topik mereka terdiam. Mereka tidak dapat berbicara dengan lantang karena takut atau tidak punya ide tentang apa yang akan dibicarakan. Mungkin mereka bingung bagaimana memulai berbicara yang baik dan benar dan lain sebagainya. 
Jika diamati secara cermat, hanya ada lima persen siswa remaja yang mampu berbicara dengan baik dan benar. Barang kali ada yang penasaran. Ya, jelas pandai berbicara, dia memang berbakat dari sejak kecil. Jangan bandingkan dengan kebanyakan remaja yang tidak memiliki bakat berbicara! Setujukah dengan pernyataan tersebut?