Kemampuan literasi baca tulis adalah kemampuan dasar yang penting dimiliki oleh siapa pun. Tak terkecuali para pelajar dan mahasiswa. Dalam rentang waktu yang panjang dari TK hingga SD aktivitas baca tulis telah dilakukan sepanjang hari. Namun, mengapa tidak semua anak mampu meningkat kemampuan literasinya? Dan pada anak yang lain mampu melejitkan potensi yang dimilikinya?
Marilah sejenak kita ingat pengalaman dan kenangan semasa TK! Saat TK aktivitas literasi yang sering dilakukan adalah mendengar dan berbicara. Anak TK mendengar dengan lagu yang diajarkan oleh gurunya. Anak pun dikenalkan kosa kata dasar berbagai yang berkaitan dengan aktifitas sehari-hari, seperti bangun tidur, mau mandi, jalan-jalan,makan berdoa dan lain sebagainya.
Tanpa disadari, anak-anak memahami arti kata yang dinyanyikannya. Ketika menyanyi anak juga berlatih untuk berbicara dan menggunakan makna kata sederhana dalam kegiatan sehari-harinya. Bahan, apa pun benda atau hal yang menarik dapat dijadikan lagu atau pun tepuk lagu yang dilakukan oleh guru TK yang kreatif. Tentu, hal in menstimulasi kemampuan literasi dasar baca tulis anak.
Masih ingatkah dengan lagu-lagu semasa TK? Tahukah bahwa dari sebuah syair lagu inilah anak-anak mulai terstimulasi kemampuan bahasanya? Luar biasanya, ini merupakan dasar yang dapat menentukan kesuksesan anak di masa depannya.
Pada dasarnya stimulasi belajar bahasa dalam masa awal perkembangan bayi berperan penting dalam kelanjutan perkembangan di masa kemudian. Peneliti pendidikan terkenal Dr. Benjamin Bloom menemukan dalam sebuah kajian yang dipublikasikan pada tahun 1964 bahwa pengetahuan yang diperoleh anak-anak sampai dengan usia empat tahun, bagian terbesarnya adalah bahasa, berperan sekitar 50 % dari apa yang mampu ditunjukkan oleh mereka dalam tes ketika mereka berusia tujuh belas tahun.
Sementara itu, Vygotsky berpendapat bahwa bahasa berperan dalam tiga hal utama: (1) interaksi pelajar dengan lingkungan; (2) mengembangkan kecapakan kognitif (intelektual) dan memperkaya pengetahuan; serta (3) mengatur dan merefleksi kerangka berpikir (fungsi individual) Dari kedua pendapat ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa bahasa berperan penting dalam interaksi belajar, perkembangan intelektual dan kemampuan berpikir. Dengan demikian, pada dasarnya bahasa merupakan pondasi awal bagi perkembangan bayi untuk melakukan pembelajaran, berinteraksi dan sarana berpikir di kemudian hari.