Ketujuh
Masih, Pov Citra

Citra masih diliputi kegelisahan, tubuh suburnya tidak bisa diam. Citra selalu mondar-mandir di dalam rumah. Ponsel berwarna hitam miliknya tak lepas dari genggaman kanan Citra. Emosi Citra sudah di ubun-ubun, namun dia mencoba menahan emosinya tersebut.

"Kemana kamu, Mas? Jangankan pulang, memberi kabarpun tidak!" kata Citra bergumam sendiri.

Citra mulai dihantui fikiran yang tidak-tidak. Hampir semalaman Citra terjaga menunggu kehadiran suaminya. Di otak Citra tmbul kecurigaan terhadap suaminya. Dia berfikir, suaminya sedang berselingkuh di belakangnya.

Citra kemudian menekan aplikasi perpesanan pada ponsel yang sedari tadi di pegangnya. Dengan cepat, jari jempolnya lihai menekan setiap hurup yang tertera di layar pipih di hadapannya. Dikirimkannya pesan tersebut kepada seseorang di seberang sana.

Tidak lama menunggu, Citra menerima balasan dari seseorang tersebut. Citra semakin mahir memainkan jari jempolnya. Dibalasnya cepat pesan tersebut.

Citra mulai menangis, saat mengirim pesan untuk ke sekian kalinya pada seseorang di seberang sana. Jarinya tidak mampu lagi menekan setiap angka. Sampai akhirnya dia melakukan voicenote pada perpesanan.

Jam sudah menunjukan di angka empat dini hari. Dari kejauhan, dia mulai mendengar suara deru sepeda motor milik suaminya, Lionel. Dengan cepat dia membuka sedikit gorden jendela yang masih tertutup. Benar saja, sosok Lionel datang, dengan wajah seperti orang yang tidak bersalah.

Wajah Citra semakin geram, segera dia pergi ke belakang rumah. Di dapur, dia mencari sesuatu yang mungkin tidak terpikirkan oleh orang lain. Citra mengambil sebilah parang yang teletak berdiri di belakang pintu dapur.

"Mah, Assalamualaikum..." dari luar Lionel memberikan salam sambil mengetuk pintu.

"Mah...." ucap lionel sekali lagi, tidak ada sahutan dari dalam.

Lionel lalu berjalan ke depan jendela kamar, sambil mengetuk kaca jendela tersebut, berharap istrinya terbangun dan membukakan pintu untuknya. Namun malang tak dapat di raih, dari jendela depan, terlihat Citra sedang berteriak sambil meletakkan parang tersebut pada leher jenjangnya.

Sontak saja Lionel langsung panik tidak kepalang,  Dengan tingkah laku istrinya. Sambil berteriak tidak karuan, Citra terus menodongkan parang tersebut pada lehernya sendiri. Lionel yang berada di luar semakin kalang kabut dengan perilaku Citra saat itu.

Komentar

Login untuk melihat komentar!