Pov Citra
Citra menghempaskan tubuhnya di kasur tidur miliknya. Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Belum ada tanda-tanda bunyi kendaraan milik suaminya malam itu.
Citra semakin gelisah, Ibu mertuanya tadi telepon, kalau anaknya Kamila tidak ingin diantar pulang ke rumah. Citra semakin tidak karuan, karena dirumah hanya dia sendiri.
Dilihatnya layar ponsel yang sedari tadi dipegangnya, jangankan panggilan telepon, pesan masukpun tidak terlihat di layar ponsel miliknya. Citra semakin diliputi kekalutan, dia ingin marah sejadi-jadinya pada Lionel.
'Kenapa sampai sekarang Lionel belum juga pulang? Padahal hari sudah larut malam. Apa dia tidak merasa cemas dengan istrinya?' Citra terus saja menggerutu pada dirinya sendiri. Mondar-mandir tidak karuan.
Ditekannya panggilan pada layar ponsel di tangannya, Citra melakukan panggilan pada seseorang di seberang telepon. Lama Citra menunggu sambungan telepon tersebut, sampai akhirnya tersambung.
"Hallo... Assalamualaikum...." sahut suara perempuan paruh baya itu.
"Halloo... Wa'alaikum salam, Bu... Ini Citra," jawabnya.
"Iya, Citra, ada apa?" tanya perempuan diseberah telepon.
"Bu, apa Mas Neil ada disana? Sampai saat ini mas Neil belum pulang, Bu!" kata Citra tanpa basa-basi.
"Memang Neil kemana nak?" tanya Ibu heran.
"Katanya ke rumah temannya Bu, tapi sampai larut juga belum pulang." jawabnya pada Ibu.
"Ya sudah, Ayah suruh Rona ke rumahmu, buat nemani kamu ya?" kata Ibu memberikan solusi.
"Iya bu, terima kasih...." sahut Citra.
Citra lalu mengakhiri telepon setelah mengucapkan salam pada Ibu. Setengah jam Citra menunggu dalam kesendirian. Emosinya masih bisa ditahan. Sampai dari kejauhan dia mendengar suara deru sepeda motor di sunyi nya komplek rumah.
Saat itu sudah hampir tengah malam, Suara sepeda motor itu lalu berhenti di depan rumah Citra. Dilihatnya dari balik jendela, ternyata Rona yang datang sendiri. Segera Citra membuka pintu untuk Rona.
"Rona..."
Login untuk melihat komentar!