Zaman now, Siapa yang belum pernah terjun ke bisnis MLM ? Bohong banget ya kalau belum pernah, hehe
Karna memang sebagian orang gak paham apa itu MLM. MLM berarti Multi Level Marketing. Pemasaran berjenjang (bahasa nggris: Multi-level marketing; MLM) adalah strategi pemasaran di mana tenaga penjual (sales) tidak hanya mendapatkan kompensasi atas penjualan yang mereka hasilkan, tetapi juga atas hasil penjualan sales lain yang mereka rekrut.
Tenaga penjual yang direkrut tersebut dikenal dengan anggota "downline". Istilah lain yang digunakan untuk MLM adalah penjualan pirmaida, pemasaran jaringan dan pemasaran berantai. Menurut Komisi Federal pemasaran Amerika serikat, beberapa perusahaan yang menggunakan sistem pemasaran berjenjang telah mengeksploitasi anggota jaringan mereka dan tidak sesuai dengan Skema Piramida.
Perusahaan yang menggunakan model MLM untuk menjual produk mereka seringkali menjadi sasaran kritik dan tuntutan hukum. Kritik terutama sekali ditujukan pada kegiatannya yang menyalahgunakan atau tidak sesuai dengan skema piramida, penetapan harga produk, biaya masuk awal yang tinggi, lebih mementingkan perekrutan anggota baru ketimbang penjualan produk, pemaksaan anggota baru untuk membeli dan menggunakan produk perusahaan, pemanfaatan hubungan pribadi sebagai target penjualan ataupun target perekrutan.
Skema pembagian kompensasi yang kompleks, antusiasme dan teknik berlebihan yang diterapkan untuk menjual atau merekrut anggota baru, serta metode perekrutan yang kebanyakan bersifat 'memperdaya' hanya menjelaskan keuntungan tanpa menjelaskan kerugian bergabung dengan MLM kepada anggota baru. Nah, sekarang udah pada tahu kan apa itu MLM ?. Nah, tepat sekali di tahun 2016 seorang rekan ibu saya menawarkan dan mengajak saya bergabung di bisnisnya. Saya tidak akan menyebutkan apa bisnisnya, tapi saya akan menceritakan bagaimana saya menjalankanya.
Waktu itu saya diajak ketemuan dengan yang bersangkutan. Beliau hanya sedikit bercerita tentang bisnis tersebut, lalu menawarkan saya untuk gabung. Dari pembicaraan tersebut saya sempat menolak, karena saya sudah tahu apa yang harus saya lakukan di bisnis tersebut.
Tapi beberapa hari kemudian, ibu itu menghubungi saya lewat telepon. Lagi lagi saya menolak, karna saya merasa ribet kalau harus nyetok produk dan baru bisa jualan.
Ntah kenapa lagi lagi ibu itu merayu saya. Beliau mengatakan "Yasudah, kalau kamu memang ga mau gabung karna belum punya modal, ibu aja yang nyetok produk untuk kamu dan kamu langsung pasarkan, gimana?". Seketika itu saya langsung menjawab iya, karna saya fikir saya hanya menjualkan tanpa harus mencari target. Sesimple itu fikiran saya.