Triple Kill Marketing

Uuh … serem ya judulnya? Hehehe ...


Saya namakan demikian, karena teknik ini bisa Anda gunakan untuk menjual lebih CEPAT, lebih BANYAK, dan lebih MAHAL.


Satu teknik saja sudah cukup untuk meningkatkan potensi closing. Apalagi kalau Anda menggunakan kombinasi ketiganya.


Yasudah. Saya tidak mau panjang lebar menjelaskan. Langsung saja ke benang merahnya.


Jual Lebih CEPAT

Agar Anda bisa menjual produk lebih cepat, gunakan 3P (Pain Pleasure Principle).


Begini. Orang membeli sesuatu karena dua hal.


Pertama, karena ingin mendapatkan "kesenangan" (Pleasure).


Kedua, karena ingin menghindari "rasa sakit" (Pain).


Nah, beda target market, beda juga Pain dan Pleasure-nya. Karena setiap orang memiliki fokus yang berbeda-beda.


Yang perlu Anda pahami, pikiran mereka sudah terisi penuh dengan hal-hal yang mereka anggap penting.


Jadi, satu-satunya yang calon pelanggan pikirkan adalah diri mereka sendiri. Bukan pada produk Anda.


Tugas Anda adalah: masuklah ke "dunia" mereka. Cari Pain dan Pleasure dari target market tersebut. Gunakan itu sebagai bahan promosi Anda.


Misalnya …


Target market Anda adalah ibu rumah tangga.


Anda pahami dulu apa saja yang menjadi fokus pemikirannya.


Seperti: cara mendidik anak, cara mengelola keuangan keluarga, cara mendapatkan penghasilan tambahan tanpa harus keluar rumah, dsb.


  1. Anda pelajari hal-hal tersebut diatas. 
  2. Anda setujui dulu apa yang mereka alami/rasakan/yakini, seolah-olah Anda juga mengalami hal yang sama. 
  3. Barulah Anda giring mereka pelan-pelan menuju produk Anda.

Kurang lebih seperti itu caranya. Silahkan Anda sesuaikan dengan produk Anda.


Buatlah konten yang membahas Pain dan Pleasure sekaligus.


Komposisinya: 50% bahas Pain, 50% bahas Pleasure.


Syukur-syukur jika produk Anda berkualitas tinggi, itu sudah cukup untuk menjawab Pain dan Pleasure yang dialami calon pelanggan Anda.


Kalau konten Anda berupa konten promosi, Anda bisa berikan batas waktu. Supaya mereka bisa segera membeli produk Anda.


Jual Lebih BANYAK

Agar Anda bisa menjual produk lebih banyak, gunakan sesuatu yang bisa mendatangkan banyak calon pelanggan (Traffic Generator).


Cara pertama, Anda jual produk utama/andalan dengan harga murah.


Contohnya …


Anda buka warung bakso. Murahin aja baksonya. Untungnya dari mana? Bisa dari es tehnya, bisa dari kerupuknya, dsb.


Anda punya hotel. Murahin aja harga sewa kamarnya. Untungnya dari mana? Bisa dari sewa aulanya, bisa dari makanannya, bisa dari servis tambahannya, dsb.


Cara kedua, Anda jual produk Anda di "tempat ramai". Seperti jualan di event acara tertentu (bukan car free day lho, ya…), jualan ke komunitas, atau jualan ke reseller.


Ingat, jualan ke komunitas yang sudah terbentuk effort-nya jauuuuh lebih mudah ketimbang jualan di tempat umum.


Cara ketiga, Anda bisa manfaatkan berita yang sedang viral di internet, kemudian Anda buat konten Anda sendiri dari berita tersebut berdasarkan sudut pandang Anda.


Pastikan berita yang dijadikan bahan promosi nyambung dengan produk yang Anda jual.


Contoh:

Di tahun 2019 sedang rame-ramenya artis yang hijrah. Ada yang berhijrah dengan menjadi muallaf, ada yang sering ikut kajian, bahkan ada yang sampai melepas karir di dunia entertainment.


Produk yang Anda jual adalah busana muslim pria dan wanita.


Nah, coba Anda ulik alasan dibalik hijrahnya para artis tersebut, Anda buat kontennya, kemudian Anda sambungkan pelan-pelan dengan produk Anda.


"Inilah Alasan Melody Ex-JKT48 Mantap Menggunakan Hijab. No. 5 Bikin Merinding."


"Mantan Vokalis PAS Band Menggunakan Busana Ini di Konser Terakhirnya. Apa Maksudnya?"


"Kenapa Memakai Busana Muslim Lebih Menentramkan? Ini Jawabannya."


Dan sebagainya ...


Komposisinya: 90% edukasi, 10% promosi.


"Wah, kalau beritanya negatif, tapi nyambung sama produk kita gimana dong?"


Justru itu kesempatan emas untuk membuktikan kepada calon pelanggan kalau produk Anda tidak seperti yang mereka kira.


Misal, di November 2019 sedang viral berita kasus penipuan Kampung Kurma. Investasi properti bodong berkedok syariah.


Kebetulan Anda juga jualan properti syariah berupa kavling produktif.


Buatlah konten-konten edukasi dari kasus tersebut, terutama untuk membedakan mana investasi properti bodong, dan mana yang benar.


Posisikan diri Anda sebagai konsumen saat membuat konten tersebut. Masih ingat dengan Pain Pleasure Principle di bagian sebelumnya? ?


Kalau bisa, sebarkan konten edukasi tersebut dalam bentuk cerita.


Kenapa harus dalam bentuk cerita?


Karena cerita 22 kali lebih diingat daripada angka dan data. Ini bukan kata-kata saya. Ini hasil riset Jennifer Aaker, seorang profesor marketing di Stanford University.


Ceritanya tidak usah panjang-panjang. Yang penting enak dibaca, dan hanya butuh waktu 1-3 menit saja untuk membacanya.


Disinilah kreativitas Anda diuji untuk mengolah berita-berita viral menjadi konten yang edukatif.


Kata salah satu mentor saya, "Diiklanin itu berisik, diceritain itu asik." Hehehe ...


Jual Lebih MAHAL

Agar Anda bisa menjual produk lebih mahal, berikan value yang jauuuuh berbeda dibandingkan kompetitor Anda.


Bahasa kerennya, Ultimate Differentiation.


Contohnya maskapai Garuda. 


Coba Anda bayangkan. Kalau ada penumpang pesawat yang memegang tiket kelas Bisnis & Platinum, kira-kira siapa sajakah penumpang tersebut? 


Sudah pasti mereka bukan penumpang sembarangan.


Ada pengusaha, profesional muda, konglomerat, tokoh publik, sampai pejabat negara.


Berhubung penumpangnya adalah orang spesial, maka mereka harus diperlakukan dengan spesial juga.


Oleh karena itu, Garuda menyediakan lounge eksklusif untuk pemegang tiket Bisnis & Platinum. 


Jadi mereka bisa duduk manis menunggu pesawat boarding sambil makan-makan cantik tanpa harus terganggu oleh bisik-bisik tetangga. Privasi jadi lebih terjamin.


Saking eksklusifnya, penumpang lain sampai dilarang masuk ke lounge tersebut. Walaupun mereka punya uang untuk membeli makanan disana.


Bayangkan kalau Anda yang memiliki maskapai tersebut, kemudian Anda tahu kalau ada penumpang "spesial" di maskapai Anda.


Mereka rela membayar tiket lebih mahal ketimbang penumpang lainnya.


Tentunya Anda ingin memperlakukan mereka secara spesial, bukan? Minimal, kasih tempat yang nyaman untuk menunggu waktu boarding.


"Wah, contohnya ketinggian. Ada contoh lain?"


Ada. Lihat saja iklan Pizza Hut di tahun 2019.


Kalau gerai pizza lain adu banyak-banyakan keju, Pizza Hut malah mengeluarkan Cheese Bomb. Keju berbentuk bulat warna-warni dengan 4 rasa yang berbeda.


Ada rasa original, BBQ, Salsa, dan Truffle.


Bisa jadi pinggiran roti, atau jadi topping pizza.


Bayangkan kalau Cheese Bomb-nya masuk ke mulut ... 


BOOM! Kejunya meledak kemana-mana. ?


"Wah, contohnya masih ketinggian. Ada contoh lain?"


Ada. Misalnya …


Anda jual produk yang sudah ada dipasaran, tapi Anda berikan sedikit "twist" di produk Anda. Seperti yang dilakukan Pizza Hut.


Katakanlah Anda jualan parfum. Kalau yang lain jualan parfum dengan wangi bunga, Anda jualan parfum dengan aroma buah. Rambutan misalnya. Hihihi …


Atau …


Anda bisa gunakan strategi berjualan ala pusat perbelanjaan seperti swalayan atau mall.


Anda punya produk A, B, dan C. Kemudian ketiga produk tersebut Anda jual dalam 1 paket dengan harga jauuuuh lebih murah jika dibandingkan dengan harga satuan.


Atau …


Anda bisa berjualan produk di tempat yang memiliki value tinggi. Semakin tinggi value dari tempat tersebut, semakin tinggi pula value produk Anda di mata calon pelanggan.


Anda pernah dengar istilah "posisi menentukan prestasi"? Nah, kurang lebih seperti itu gambarannya.


Coba Anda renungkan sejenak. 


Padahal yang dijual sama-sama Teh Botol. Tapi harga Teh Botol di warung, di restoran, dan di hotel bisa berbeda-beda. Kok bisa?


Karena ketiga tempat tersebut membawa value yang berbeda, dan didatangi oleh target market yang berbeda pula. Hal itulah yang secara tidak langsung menentukan harga jual Teh Botol-nya.


Kalau jualan Teh Botol di warung …

Yang beli kemungkinan berasal dari kalangan menengah ke bawah.

Satu botol paling mahal Rp 3.000,-


Kalau beli Teh Botol di restoran …

Yang beli kemungkinan berasal dari orang kalangan menengah ke atas.

Satu botol harganya sekitar Rp 5.000,-


Kalau beli Teh Botol di hotel …

Yang beli pasti horang kayah.

Satu botol bisa sampe Rp 10.000,-


Atau …


Anda jual produk dengan manfaat jauuuh lebih besar dari harga yang harus dibayar.


Misalnya, Anda menjual mesin penyuling air hujan/air keran menjadi air alkali siap minum yang awet sampai 25 tahun. 


Jadi nggak perlu lagi beli air galon. Tinggal pasang mesin itu di rumah, kebutuhan air minum sudah tercukupi selama 25 tahun. Airnya air alkali pula.


Lumayan, bisa ngirit sekian juta rupiah per tahun. Kalau 25 tahun, berapa rupiah yang bisa dihemat?


Coba ada yang jual, pasti produknya sudah jadi rebutan orang kaya.


Atau ...


Anda pikirkan sendiri konsepnya. ?


Intinya, Anda bisa menciptakan differentiation tersebut dalam bentuk apapun. Sehingga produk Anda terlihat lebih mencolok dibanding produk lain yang sejenis.


Entah itu di produknya, kemasannya, experiencenya, tempatnya, benefitnya, dsb.


Semakin spesial Anda memperlakukan pelanggan Anda, semakin jor-joran mereka mengeluarkan uang hanya untuk Anda.


Selamat mencicipi. ?


Komentar

Login untuk melihat komentar!