3 Levels of Copywriting

Saya diajari ilmu ini oleh kang Dewa Eka Prayoga. Terima kasih kang atas ilmunya. 🙏


Jujur saja, ilmu ini seperti oase di padang pasir. Belum pernah saya temukan di buku manapun.


It's absolutely … mind blowing.


Saya berharap mudah-mudahan ilmu ini bisa memberikan pencerahan untuk Anda. Aamiin …


Oh, iya. Sebelum lanjut, alangkah lebih baik kalau Anda sudah khatam baca buku Easy Copywriting karya kang Dewa. Supaya ilmunya lebih nancep di kepala.


Ok. Kembali ke lap … TOP!


Ada 3 level yang harus dilalui para marketer dalam menulis copywriting.



Level #1 – PONDASI


Copywriting yang kokoh minimal memiliki pondasi atau susunan seperti di bawah.


Headline > Sub-Headline > Yes-Set > Pain & Pleasure > Deskripsi Produk > Detail Benefit & Alasan Beli > Bonus > Testimoni > Call To Action > N.B.


Semua susunan ini harus ada dalam copywriting Anda. Kalau ada yang kurang, bisa jadi konversi pembelian akan turun.


Oh, iya. Usahakan headline Anda bisa memancing perhatian pembaca dalam waktu 3 detik atau kurang.


Hah, serius? Cuma 3 detik?


Ya. Anda tidak salah baca. Dan saya tidak salah tulis. Karena di jaman yang penuh informasi saat ini, pembaca hanya bisa memberikan fokus selama 3 detik.


Lebih dari itu, biasanya fokus pembaca langsung loncat ke hal lain.


Headline yang menarik akan meningkatkan potensi pembaca untuk berhenti sejenak dan meneruskan membaca copywriting Anda hingga selesai.


Di buku Easy Copywriting sudah dibeberkan jenis-jenis headline dan penjelasannya. Anda tinggal contek saja rumusnya disana.



Level #2 – LITERASI


Segala sesuatu yang berkaitan dengan isi tulisan copywriting.


Tulisan harus rapi, tidak boleh ada tulisan [email protected], tidak boleh ada tulisan yang disingkat-singkat, apalagi typo.


Sedikit saja ada yang janggal dalam tulisan Anda, akan membuat pembaca menjadi ilfeel. 


Copywriting yang kurang rapi itu ibarat cabe yang nyelip di gigi SPG Anda. Kalau tiba-tiba SPG itu senyum, apa reaksi orang yang melihatnya?


Oleh karena itu, penting untuk cek dan ricek tulisan Anda sebelum diposting.


Untuk menjaga kenyamanan pembaca Anda, satu paragraf cukup terdiri dari 3 - 5 kalimat.



Level #3 – IMAJINASI


Usahakan copywriting yang Anda buat bisa membangkitkan imajinasi pembaca Anda.


Bayangkan Anda sedang membuat surat cinta untuk pasangan Anda saat membuat copywriting. (Mohon maaf bagi yang jomblo. Hehehe … )


Membuat copywriting untuk semua orang dan membuat copywriting untuk satu orang, akan menimbulkan efek psikologis yang berbeda.


Seperti halnya Anda mengetahui bencana tsunami dari surat kabar. Mungkin perasaan Anda akan datar-datar saja.


Tapi ketika Anda mengetahui bencana tsunami langsung dari saudara Anda yang kebetulan menjadi korban selamat, apa reaksi Anda?


Pasti Anda penasaran kenapa dia bisa selamat, bukan?


Intinya, buatlah copywriting untuk satu orang. Agar seolah-olah Anda sendiri yang berbicara langsung dengan pembaca. Kebayang?


Gunakan pola bahasa hipnotik seperti Double Binding, Metafora, Clickbait, Covert Selling, Story Telling, dan sebagainya.


Tidak perlu saya jelaskan panjang lebar disini. Karena Anda bisa mencarinya di internet atau di buku-buku marketing.


Dalam praktiknya, ketika Anda sudah sampai tahapan ini, Anda akan temukan susunan kalimat yang belibet bin njelimet. Biarkan saja.


Karena tujuan utama kita bukan untuk membuat mereka mengerti, tapi untuk membuat mereka beli.


================


Kelihatannya 3 levels of copywriting itu ilmu sederhana. Tapi ilmu ini benar-benar fundamental.


Saking sederhananya, tidak sedikit marketer yang mengabaikan prinsip ini.


Panduan 3 poin ini akan mempermudah Anda untuk membedah isi copywriting apapun. Baik itu copywriting Anda sendiri maupun copywriting milik kompetitor.


Jika setelah membuat copywriting hasilnya kurang memuaskan, Anda tinggal bedah penyebabnya menggunakan 3 poin tadi.


Dimulai dari level 1 terlebih dulu.


Apakah anatomi copywritingnya sudah lengkap? Headline-nya sudah nampol apa belum? Pain & Pleasure-nya sudah relevan atau belum? Dan sebagainya.


Kalau level 1 sudah beres, lanjut ke level 2.


Apakah isi copywritingnya sudah rapi? Apakah ada tulisan [email protected]? Apakah ada tulisan yang disingkat-singkat? Apakah ada tulisan yang typo? Dan sebagainya.


Kalau level 2 sudah beres, lanjut ke level 3.


Apakah copywritingnya sudah mampu membius pembacanya? Kalimatnya sudah diatur sedemikian rupa? Sudah pakai bahasa hipnotik atau belum? Dan sebagainya.


Begitu pula sebaliknya.


Kalau Anda menemukan copywriting dengan konversi tinggi, simpan rapat-rapat sebagai inventaris. Lalu Anda buat copywriting yang baru.


Kalau sudah ketemu lagi copywriting dengan konversi tinggi, simpan lagi sebagai inventaris, buat lagi copywriting yang baru.


Begitu seterusnya.


Jika Anda melakukannya dengan benar, Anda akan memiliki koleksi copywriting berkonversi tinggi dengan jumlah yang banyak.


Jadi saat pikiran Anda mentok ketika menulis copywriting, tinggal buka inventaris copywriting yang Anda simpan.


Kalau Anda hanya bergantung pada satu copywriting saja, kreativitas Anda tidak akan muncul. Pola copywritingnya jadi monoton.


Dan tentu saja, pola copywriting yang monoton akan dengan mudah ditebak oleh pembaca dan kompetitor Anda.


Oleh karena itu, setelah menemukan copywriting yang bagus, saran saya segera "buang" pada tempatnya.


Selamat mencicipi. ?


Komentar

Login untuk melihat komentar!