Nah, ini dia lanjutan materinya.
Sengaja gak saya sambungin langsung. Biar pada penasaran. Hehehe ...
Bisa dibilang, inilah formula yang paling sering dipakai buat jualan di berbagai platform. Mulai dari FB, IG, Youtube, landing page, video sales letter, blog post, email, dkk.
Kalau Anda jeli menemukan benang ijonya, semua format iklan mengandung formula yang intinya sama persis. Apa itu?
Masalah, dibesar-besarkan, lalu dikasih solusi.
PROBLEM >> AGITATION >> SOLUTION
Disingkat P.A.S. (Bukan nama band yang vokalisnya udah tobat itu, ya ... )
Kalau di-Indonesia-kan, jadinya PIKAT, IKAT, dan SIKAT.
"Waduh, rumus apalagi tuh? Udah kayak anak IPA aja."
Eeet, DAH! Sabar dulu kenape?
Nih, saya jabarin satu per satu.
1. Problem (PIKAT)
PIKAT audience Anda dengan headline, gambar, dan kalimat pembuka yang langsung berbicara ke otak reptil. Definisikan masalah dan luka se-sederhana mungkin. Kalau bisa cukup satu kalimat.
Goal Anda di tahap ini adalah membuat audiens manggut-manggut setuju, dan tertarik untuk melahap kalimat Anda selanjutnya.
"Lho, kok dia bisa tahu masalah gue?"
"Wih, ini kan problem gue. Jadi penasaran."
Jangan asal nebak. PASTIKAN problem yang Anda munculkan adalah problem yang dialami hampir semua audiens Anda, tapi belum ketemu solusinya.
2. Agitation (IKAT)
Setelah audiens Anda terpikat, IKAT mereka dengan cerita yang nyambung sama kehidupan audiens Anda sehari-hari. Jawablah keberatan-keberatan mereka.
Buatlah audiens Anda membatin,
"Waduh, parah banget ternyata. Kalau begini terus, lama-lama problem gue gak ilang-ilang. Solusinya gimana, dong?"
Atau sebaliknya,
"Nah, ini dia nih yang gue cari-cari selama ini. Belinya dimana, ya? Gue pengen banget!"
Misalnya Anda jual makanan. Anda bikin tuh dapur yang temboknya dari kaca semua (open kitchen), biar semua orang bisa melihat proses pembuatannya.
Setelah mereka datang, alih-alih langsung melayani mereka, Anda justru bikin mereka tambah ngiler. Anda "pamerkan" wangi makanan yang baru jadi sampai ke luar ruangan.
Jangankan orang-orang yang ngantri, orang yang numpang lewat doang pun juga ikut mencium aroma makanannya.
Terlihat kejem, ya? Tapi itulah yang dilakukan Roti'O, Mekdi, Ka-eF-Ci, dan outlet makanan lainnya.
Bahkan Mekdi punya slogan "Don't sell the burger, sell the sizzle ... ". Jangan jual burgernya. Jual juga aroma, suara dapur, dan keriuhan proses pembuatan burgernya.
Disini kata kuncinya adalah INTENS. Audiens dibuat kesakitan. Ibaratnya, kita mau mengeksekusi mati audiens, tapi kita siksa dulu berkali-kali pake senjata tajam.
Maafkan analogi yang kejam ini. Biar Anda inget.
Semakin intens, semakin bagus. Tapi jangan kelewat intens, biar gak disangka overacting. Secukupnya saja.
Sengaja bagian IKAT saya tulis agak panjang. Karena banyak orang yang gagal di tahap ini. Tahu-tahu langsung dikasih solusi tanpa nunjukkin seberapa parahnya masalah audiensnya. Tahu-tahu ngasih makan tanpa bikin laper banget dulu. Tahu-tahu langsung ngajak nikah tanpa ta'aruf dulu.
Ya, begitulah. Butuh kesabaran ekstra untuk menuntun audiens melewati tahap ini.
3. Solution (SIKAT)
Terakhir, SIKAT! Setelah "neraka" yang kita suguhkan, barulah kita tunjukkan surga. Solusinya. Termasuk bonus, hadiah, cara order, juga dijelaskan disini.
Udah, gitu doang.
PAS banget, kan? 😬
Selamat mencicipi. 😁
${myData}
`; const myWorker = new Worker("https://kbm.id/js/worker.js"); myWorker.onmessage = (event) => (document.getElementById("render-text-chapter").innerHTML = event.data); myWorker.postMessage(myData); -->Login untuk melihat komentar!