Tak ada hal yang paling menyakitkan selain dikhianati oleh orang terdekat sendiri.
Anita pikir suaminya memang telah menghapus nama Diana dari hatinya. Namun, ternyata dia salah besar. Diam-diam mereka justru merajut kasih tanpa sepengetahuannya.
Mungkin sebagai insan tak sempurna kedua sejoli itu lupa, sepandai apapun menyembunyikan bangkai, pada saatnya akan tercium bau busuknya.
Hanya tinggal menunggu waktu yang tepat saja. Benar saja, akhirnya perselingkuhan mereka terbongkar ketika Anita tak sengaja bertemu seorang teman lama.
"Nit, aku kaget, lho, pas kamu kenalin aku dengan suamimu," kata Metha, teman Anita di kampus dulu.
Anita dan Diana memang berbeda universitas. Sedang Danu masih satu kampus dengan Anita. Danu sendiri mengenal Diana saat Anita dan adiknya itu tak sengaja bertemu di sebuah mall.
"Kaget gimana?" selidik Anita. Kala itu mereka bertemu di sebuah acara pernikahan sesama teman kuliah dulu.
"Iya, dulu itu kalau gak salah aku pernah melihat adikmu, Diana jalan dengan lelaki yang wajahnya mirip dengan suamimu sekarang ini."
"Kapan kejadiannya sih, Met? Anita semakin penasaran dan ingin tahu kelanjutan ceritanya.
"Baru beberapa bulan yang lalu, Nit. Saat itu aku lagi di rumah sakit nganterin ibuku cek-up. Nah, gak sengaja lihat adikmu. Aku, kan, tahu adikmu, tetapi dia tidak tahu bahwa kita itu berteman," jelas gadis cantik berkulit putih tersebut.
"Dokter?" Kening Anita mengkerut. Berpikir bila seandainya mereka pergi ke dokter buat apa?
"Mereka ke dokter apa?"
Meta sebenarnya tidak terlalu yakin dengan apa yang dilihatnya, karena pada saat itu dia juga sedang terburu-buru.
"Kalau tidak salah mereka berjalan ke poli kandungan," jawab Metha.
Deg!
"Rumah sakit. Dokter kandungan. Jangan, jangan Diana hamil," duga Anita.
Sejak Anita menikah, Diana memutuskan untuk kos sendiri. Alasannya agar dia lebih bisa mandiri. Apalagi saat itu selain kuliah, dia juga kerja paruh waktu SPG.
Mendengar apa yang dikatakan Metha membuat darah Anita seakan mendidih. Lagi, dia merasa telah dipermainkan.
Tak menyangka bahwa suaminya ternyata telah menjelma menjadi seorang buaya kadal.
Metha yang mengetahui emosi Anita sedang bergejolak berusaha menenangkan. Semoga kawannya itu tidak berbuat di luar akal sehatnya.
***
Sejak menikah hubungan kakak beradik itu memang sedikit merengang. Entah apa penyebabnya, Anita merasa bahwa Diana sengaja menjaga jarak darinya.
Tak ingin menuduh tanpa bukti, Anita berniat mencari kebenaran tentang rumor perselingkuhan mereka.
Siang itu dia sengaja mengintai kos milik Diana. Mencari tahu apa mungkin suaminya datang ke sana. Hatinya berharap bahwa apa yang diucapkan Metha hanya sebuah kesalahpahaman saja.
Tak berselang lama dia melihat sesosok pria yang tak asing baginya. Pria itu adalah Danu suaminya.
Anita masih mencoba berpikir dengan waras, mungkin Mas Danu ada perlu dengan adiknya itu. Namun, semua terbantahkan oleh penjaga kos yang menegurnya, karena melihat Anita seperti sedang mengintai.
"Ngapain Mbak ada di sini?" tegur seorang pemuda yang baru saja pulang dari membeli makan. Bau kuah bakso tercium dari plastik yang dia bawa.
"Oh, saya sedang memastikan saja, Mas," sahut Anita.
Penjaga kos tersebut mengernyit. Di benaknya mulai terlintas prasangka buruk terhadap Anita. Bagaimanapun dia memiliki tanggung jawab atas keamanan kos-kosan yang bertarif lumayan mahal ini.
"Mas kenal dengan Diana. Dia penghuni kos di sini?" tanya Anita.
Tak menunggu lama si penjaga kos langsung merasa mengenali tentang siapa yang ditanyakan.
"Diana yang cantik itu, Mbak. Yang penampilannya kaya model?" Si penjaga kos balik bertanya. Memastikan bahwa dia tak salah mengenali orang.
"Cantik, sih. Tapi, anaknya sedikit tomboy."
Lalu, Anita mengambil ponsel dan membuka galeri.
"Ini yang namanya Diana, Mas," tunjuk nya menunjuk sebuah foto di layar gawai.
"Wajahnya sama sih, Mbak. Tapi sekarang ini dia lebih cantik dan...," Suara si penjaga kos terjeda.
"Bohay, Mbak," bisiknya.
"Maaf, kalau boleh tahu apa sering ada cowok yang datang untuk menemui Diana?"
"Iya, Mbak. Kayanya, sih, itu pacarnya."
Lagi, Anita mencari foto Danu di ponselnya dan menunjukkan kepada pemuda di hadapannya.
Tubuh Anita langsung terasa lemas ketika pemuda bertubuh atletis itu mengangguk bahwa foto dan orang yang sering mengunjungi Diana adalah orang yang sama.
Tak lagi bisa mengendalikan emosi, Anita langsung bergegas masuk untuk melabrak dua sejoli yang sudah putus urat malunya. Tak peduli, meski si penjaga kos berusaha melarang. Sebab, di kos ini ketika ada yang ingin berkunjung maka harus terlebih dulu mengisi buku tamu.
Bersambung....