Part 5
Part 5 
Sebelum membaca klik ❤️ biar saya semakin semangat menulisnya.




Tiba – tiba ponselnya berbunyi dengan nada pesan masuk, Armin ucapnya dalam hati.


[Kak, Yanti sudah di bawah ke ruang Anggre]


Yuda pun berjalan ke ruangan tersebut dengan melihat papan nama yang sudah ada di setiap lorong ruangan. Setelah beberapa menit, mencari ruangan tersebut. Dia pun melihat Armin berada di sampai pintu duduk ditempat yang sudah di sediakan.


Dia pun mendatangnginya.


“Armin, Yanti di mana?” Yang sudah berada di samping Armin.


“Hhh!!!” Jawab Armin Kaget melihat Yuda. “Di dalam Kak,” Sambil menunjuk masuk.


Yuda pun masuk ke dalam ruangan. Melihat Yanti terbaring lemas, di tempat tidur membuat hatinya terluka. Namun, itu harus dia lakukan demi masa depan dan kehidupan sang adik lebih baik.


“YUDA!!! ” Ucap Sang Mama kaget karena tiba – tiba bahunya di pengan.


“Yanti…” Ucap Yuda yang melihat Yanti bangun setelah mendengarkan ucapan Sang Mama.


Yanti hanya terdiam dengan tatapan kosong.


“Bagimana, apa kata dokternya?” Ucap Sang Mama dengan raut wajah penasaran.


“Baik, Yanti hanya butuh istirahat. Dua sampai tiga hari juga bisa pulang,” Sambil melirik – lirik Yanti.


Karena, Yanti merasa di tatap dia pun membalikan wajahnya.


“Oooh… syukurlah kalo begitu” Ucap Sang Mama.


“Iya…, ooh, iya Yanti. Tadi, yang antar kamu Armin. Sudah ucap terima kasih tidak dengan dia? Armin itu baik loh, terus dia mapan.” Ucap Yuda yang menunggu respon dari Yanti.


“Yan…, Yanti” Lanjut Yuda yang melihat air mata Yanti. “Ma… keluar yuk! Sepertinya untuk saat ini Yanti tidak butuh kita.” Sambil memengan tangan sang mama.


Sang mama pun mengikuti Yuda keluar dan bertemu dengan Armin.



🌱🌱🌱



“Armin, kalo kamu mau pulang, pulang saja.” Ucap Sang Mama.


“Iya, Tante” Ucapnya pelan. “Terus apa kata dokter Kak, Yanti kapan bisa pulang?” Menatap Yuda.


“Ooh… dia baik. Dua sampai tiga hari dia bisa pulang.”


“Syukurlah, kalo begitu kak.” 


“Iya.”


Sementara itu, Yanti terus memikirkan 'bagimana kisahnya dengan Angga selanjutnya. Dia mencintai Angga tapi dia tidak mau membuat Sang Kakak kecewa. Mengingat kejadian tempo hari,' membuat air matanya terus tumpah.


Beberapa menit kemudian, “Ma… kabar Yanti gimana?” Ucap Yuli yang sedang membawa tas.


Alhamdulilah, baik” Ucap Sang Mama. “Kamu tau, Yanti di ruang ini. Tau dari mana Yuli?” 


“Ooh, dari chat Kak Yuda. Terus, kenapa di duduk disini?” Ucap Yuli heran melihat tak seorang pun menemani Yanti.


“Yanti butuh waktu” Ucap Yuda.


“Ooh…” balas Yuli yang ikut duduk di dekat Yuda.


“Mama… ke toilet dulu yah.” Ucap Sang Mama yang siap – siap berdiri.


“Ooh… iya Ma” Ucap Yuda.


Sang mama pun pergi dari mereka, 


“Terus kata dokter, sakit apa Kak?” Ucap Yuli yang penasaran.


“Husss…” Membesarnya kelopak matanya sebagai kode biar sang mama tidak mendengarkan pertanyaan Yuli.


“Jadi, Yanti itu sakit,” Sambil sesekali menatap Sang Mama. 


“Dia sakit demam psikogenik.”


“H…” Ucap Armin yang kaget mendengarnya.


Yuda dan Yuli kaget. Seketika menatap Armin.


“Jangan besar – besar suara mu,” Ucap Yuda seperti ingin menggigit.


“Ooh.. maaf kak. Terus penyakit itu parah tidak kak?” 


Yuda pun menjelaskan semua yang di katakan dokter tentang penyakit tersebut. Yuli dan Armin mendengarkan sambil sesekali menatap Yanti. 


Beberapa menit kemudian....


“Semua ini gara – gara Angga Kak” Ucap Yuli kesal.


“Maka dari itu, aku semakin jengkel sama Angga gara – gara dia Yanti seperti ini.” Ucap Yuda dengan penuh amarah.


“Betul, belum nikah saja. Yanti sudah di kasih masuk ke rumah sakit. Bagimana kalo sudah menikah!” Ucap Yuli.


“Kita harus menjaga Yanti lebih ketat. Agar dia bisa melupakan Angga lebih cepat” Ucap Yuda.


“Biar, aku bantu kak... Jaga Yanti.” Ucap Armin.


“Iya, kamu bantu aku.” Balas Yuda yang melihat Sang Mama datang.


Mereka pun menghentikan pembicaraan. 


“Ma, kita masuk saja. Tidak bagus juga meninggalkan Yanti terlalu lama.” Ucap Yuli.


“Iya….” Mereka berdua pun masuk.


Mengetahui kalo ada orang berjalan kearahnya. Yanti pun menghapus air matanya.


“Yanti, kamu baik – baik saja kan, Nak!” Ucap Sang mama. 


Yanti hanya terdiam dan membalikkan badan.


"Ini, aku bawahkan baju mu" Ucap Yuli yang menyimpan tas Yanti di lemari kecil di samping tempat tidur.


Hari pun berlalu….



Bersambung





Terima kasih, like dan komen yang diberikan ke saya itu sangatlah berarti ❤️.



Komentar

Login untuk melihat komentar!