Keraguan Keluarga Yanti
“Jadi, kamu ke  sini mau melamar adik ku?” Teriak Yuda, kakak Yanti yang langsung berdiri mendengar ucapan Angga. Sedangkan Yanti berada di kamar dan tangannya di pengan oleh Sang Mama dan Kakaknya Yuli agar tidak bisa keluar.


“Iya, kak” Dengan suara kecil.


“Kamu, mau kasih makan apa?” Berjalan mendekati Angga, lalu mendorongnya hingga badannya terjatuh dari sofa tamu. 


Angga memperbaiki posisi duduknya lalu menunduk dan mendengarkan ucapan tersebut sambil menahan tangisnya yang tak sanggup menatap.


“Pulang, sana!” Betak Yuda. Sehingga, membuat Yanti yang mendengarnya menangis tanpa henti.


“Ma, Kak Yuli, lepaskan.” Ucap Yanti yang terus memberontak.


“Yanti jangan Nak. Biarkan ini menjadi urusan Yuda” Ucap Sang Mama yang menangis sambil terus menahan. 


“Tapi, Ma… aku suka sama Angga” Dengan suara serak.


“Angga itu, tidak punya masa depan” Ucap Yuli.


“Tapi, Kak….”


“Sudah mendengar saja, lanjut Yuli.”


Yanti menagis tanpa henti. Dia tak menyangkah niat baik Angga datang untuk melamarnya. Di tolak mentah – mentah oleh sang Kakak. Padahal dia dan Angga telah berpacaran selama tiga tahun tanpa sepengetahuan keluarganya di kampung. Usia dia sama namun, Yanti dapat kesempatan berkuliah di salah satu Universitas Negeri sedangkan Angga tak memiliki biaya sehingga dia bekerja di sebuah Bank Bangsa Indah sebagai security.


Selama kuliah Angga lah yang selalu membantunya. Karena, Angga bertempat tinggal di kota sehingga dia banyak mengetahui tempat dan membantunya membelikan segala kebutuhan. Jika, kiriman uang Yanti lambat datang. 


Sebelum berangkat kerja Angga selalu menemui Yanti. Menanyakan makanan dan akan kemana. Mereka berdua sebenarnya anak yatim. Namun, Mama Angga sudah mengenal Yanti dan merestui hubungan mereka. Sehingga mengizinkan Angga datang ke rumah Yanti. Beda halnya dengan keluarga Yanti, terutama sang Kakak yang memengang kendali atas keluarganya. Menurut sang Kakak Yanti itu beda, dia sangat pintar di antara mereka bersaudara. Sehingga dia mati- matian menahan untuk tak membeli sesuatu dan bekerja tanpa henti demi membiayai hidup sang adik. Karena Yanti lah keluarganya di kampung, terkenal dapat berkuliah di kota dengan hasil usahanya. Sehingga, apa yang di kata sang Kakak harus di turuti. 


“Ma… ku mohon,” Ucap Yanti yang terus menatap wajah sang mama dengan air mata yang terus mengalir.


“Yah… sudah Yuli lepaskan adikmu” Balas Sang Mama yang tak sanggup menatap Yanti.


“Tapi, Ma….” Dengan keadaan ragu, Yuli pun menurutti perintah sang mama.
 

Seketika Yanti berlari membuka pintu dan ke arah Angga. Namun. Dia berhasil ditahan oleh Yuda.


“Kak lepaskan,” Ucap Yanti yang berusaha melepas tangannya.


“Yanti, kamu tidak punya masa depan dengan dia. Dia itu hanya lulusan SMA dia tak sepadang dengan kamu yang lulusan Sarjana.”


“Aku tidak peduli. Kak, lepaskan.” 


Angga yang melihat Yanti berjalan mendatangnginya.


“Yanti….” Dengan mata berkaca – kaca.


“Sudah pulang sana!” Teriak Yuda yang melepas tangan Yanti lalu menarik Angga keluar dari rumah.


Akibat suara Yuda yang tak henti – hentinya teriak. Membuat, semua orang yang mendengarkan berkumpul dan menyaksikan pertengkaran mereka.


“Kak, aku janji tidak akan aku buat Yanti susah.” Ucap Angga agar yakin. Setelah itu dia mengusap matanya agar tak ada air mata yang menetes.


“Janji, janji kau bilang! … Hidupmu saja susah! Kamu mau janji!”


Menarik lengan baju Angga lalu memukulnya akibat kesal. Tak ada, yang mampu misahkan Yuda jika sudah marah. Karena, jika seseorang memisahkannya. Dia pun, kenak pukulan.




Bersambung 






Terima kasih sudah membaca jangan lupa klik ❤️ lalu komen yang banyak yah, supaya saya semangat menulisnya.

Komentar

Login untuk melihat komentar!