Episode 5
Akhirnya uang kami di total sudah delapan puluh juta, tapi niatnya yang lima juta untuk Emakku. Biar balas Budi dulu tiap kali pinjam uang pasti ke Emak.

"Mak, ini Luna balikin duit yang di pinjem kemaren lima ratus ribu, ini empat juta setengah nya buat Emak."

"Lah, banyak amat neng? Kaga usah buat elu aja beli rumah, emak udah denger dari orang-orang. Katanya laki lu lagi banyak rezeki, Alhamdulillah neng Emak mah seneng, gak mau minta duit elu, udah elu beli rumah aja!"

"Ini gak apa-apa Mak, kata Mas Bejo ini tuh udah di bagi-bagi. Ibu nya dia udah dapet Mak!"

"Udah pegang aja Neng, Emak mah yang penting kalian gak susah lagi udah seneng banget."

Ucapan emakku bikin aku terenyuh, nangis bahagia, dan campur aduk. Hati ini tuh rasanya kaya di siram air es, adem banget kalau emak ngomong!! Yang penting bisa beli rumah dulu katanya. Coba mertuaku juga berfikiran seperti itu ya? Tiap orang memang beda-beda hatinya.

Aku dan Mas Bejo ngucapin makasih ke Emak, mudah-mudahan Emak di kasih sehat terus dan banyak rezekinya. Kami langsung pamit, karena sudah janji ingin lihat rumah di deket rumah Emak.

Cari rumah kalau sudah jodoh pasti langsung ketemu, kami sekali liat langsung naksir. Rumah ukuran kecil dengan bangunan minimalis, harga murah hanya tujuh puluh juta. Akhirnya kami resmi memiliki rumah tersebut. Cepat sekali karena sudah lama kami naksir rumah tersebut.

Sepulang lihat rumah, kami di kagetkan dengan kedatangan seseorang, dari jauh bawa banyak barang dan oleh-oleh. Ternyata Ibu mertuaku datang dari kampung, bersama Adik bontotnya Suamiku.

"Mbok, sudah lama disini? Kok tumben kesini Mbok? Gak ngomong juga ke Bejo?"

"Sudahlah jangan tanyakan itu, Ibu capek pengen masuk ke kontrakan kamu yang kecil ini!" Sindir nya sambil menghela nafas.

Aku hanya menggeleng kan kepalaku ke kanan dan ke kiri, tak lupa pula aku elus-elus dadaku ini agar lebih sabar lagi dalam menghadapi Ibu mertuaku ini.

"Eh, kamu bawa apa itu?"

"Ini, anu Bu... Sertifikat rumah!!" Jawabku takut.

"Loh kamu sudah punya rumah?"

"Ini Alhamdulillah Bu, sudah dapat rumah yang murah." Sahutku lagi sambil menyerahkan surat-suratnya karena mertua penasaran.

Mas Bejo sedang ganti baju, jadi aku yang di hadapkan pertanyaan-pertanyaan mertuaku ini. Dengan penuh waspada aku jawab apa adanya!!!

"Kalian punya duit banyak tidak bilang-bilang Ibu, pantas saja Ibu tuh bawaannya ingin main kesini." Ngomel-ngomel sambil melihat surat-surat rumah.

"Iya Bu, maaf bukannya tidak bilang tapi beli rumah kan urusan kami berdua Bu." Sahutku memberanikan diri.

"Eh, kamu kok berani ngomong gitu ke mertuamu? Luna, kamu itu hanya Istri ya!! Kalau Ibu ini kan yang melahirkan Bejo!!"

Dengan hati terbakar, muka yang mulai memerah, ujung kepala yang sudah bertanduk aku segera ambil surat-surat rumah.

"Sini Bu suratnya mau aku taruh di lemariku."

"Kamu benar-benar tidak sopan dengan mertua sendiri."

Mas Bejo datang dan segera memberikan pengertian pada Ibu nya, yang kadang di panggil dengan sebutan Mbok olehnya.

"Sudah Mbok, Mbok dan Riska istirahat saja dulu, nanti Bejo ceritakan bagaimana Bejo bisa beli rumah!"

Rasanya ingin marah dengan mertuaku, aku tak habis fikir kenapa dia masih mikir aku bukan siapa-siapa Mas Bejo!! Aku kan sudah menjadi Istri dari anaknya yang baik. Kenapa masih saja tak dianggap sebagai menantu??

Rasanya malas sekali aku pagi ini ada mertuaku di sini, aku harus siap-siap dengar ceramah pagi sampai malam. Entah kenapa Ibu mertuaku tidak suka dengan ku!!!

"Mbok, ini kami beli rumah dari uang yang kami kumpulkan!!"

"Iyo to Leh, kamu punya uang banyak tidak bilang Ibu!"

"Rezeki mendadak Mbok, kemarin Ibu sudah di transfer kan? Nah itu uang hasil penjualan tanah Mbok, aku dapat duit dari sana, jadi makelar tanah!"

"Itu kan berkat do'a Ibu juga to Leh! Iyo kan ndok Luna?"

"Iya Bu, Ibu do'a in terus Mas Bejo biar bisa jadi orang kaya ya Bu." Sahutku sambil tersenyum manja.

Kira-kira Ibu mertuaku lama tidak ya tinggal disini, kalau lama mudah-mudahan sikapnya berubah tak seperti dulu lagi.

Pagi nya.......

"Ndok, hari ini kamu tidak usah masak biar Ibu saja yang masak!"

Aku dan Mas Bejo menoleh berbarengan, karena kaget akan sikap Ibu yang berubah, terutama terhadap ku.

"Aku ngapain Bu di rumah? Tiduran saja ya Bu?" Sahutku sambil becanda.

"Ya kamu tiduran saja istirahat, biar yang beres-beres Riska saja!"

Aku seperti Ratu dong di perlakukan Ibu mertuaku!! Ada apa ya dengan Ibu?? Dan setelah Mas Bejo berangkat terjawab sudah keheranan ku.

"Luna, disini toko emas yang bagus dimana ya?"

"Di pasar Bu, ada apa Bu? Ibu mau borong ya?"

"Ibu mau beli kalung nanti kalau kurang tambahin ya Ndok?"

Owalah, ternyata si Ibu mertuaku ingin minta tambahan buat beli emas toh.......!!!!!

Komentar

Login untuk melihat komentar!