Cerita ini hanya fiksi, bila ada kesamaan tempat atau nama saya mohon maaf.
*********
"Mak, Luna minjem duit dong lima ratus ribu!"
"Lah, elu udah punya laki minjem duit mulu neng!"
"Iya Mak, laki kerjaan sampingannya lagi sepi. Ada kaga Mak?"
"Ada Neng tapi ganti ya kalo elu dah punya duit."
"Iya Mak, insyaallah!!"
"Yaudah elu kemari, ambil duitnya."
Begitulah percakapan ku di telepon tadi, Namaku Luna, keren ya emakku namain nya? Aku sudah punya suami, Suamiku orang luar, iya luar kota tepatnya di pulau Jawa (Hehehehe.....)
Suamiku bernama Bejo, dia bekerja menjadi seorang satpam di sebuah perumahan. Gajinya lumayan kalau untuk kami berdua, ini gajinya tidak cukup terus karena kami harus membiayai adik dari Suami di kampung. Belum lagi hutang dan bayar kontrakan tiap bulan pasti ada saja pengeluaran hutang. Keluarga suamiku tidak pernah mau tahu uangnya dari mana, yang penting tiap bulan wajib kirim uang kesana.
Suamiku mempunyai adik dua dan Kakak satu, Kakak nya sudah berkeluarga namanya Lukman, dan adiknya yang satu juga sudah berkeluarga namanya Ika, nah adik yang bontot itu masih sekolah!! Namanya Riska.
Di antara mereka, hidup kami yang paling prihatin. Mas Lukman tinggal di kampung tapi mempunyai sawah, semenjak di PHK dia pindah ke kampung dan membelikannya sawah. Aku lihat tiap kali upload foto, Istri nya Mas Lukman memakai perhiasan yang mentereng nyala sampai silau aku melihatnya.
Ika, adik Mas Bejo yang satu ini sudah menikah. Dan menikah dengan seorang PNS. Nasibnya juga beruntung, tiap kali nulis status kulihat selalu saja On the way kemana gitu.... hehehe beda dengan aku on the way ke kasur!!!!
Pagi itu Bu mertua menghubungi Suamiku. Saat aku dan suamiku sedang makan tempe mendoan di cocol saos.
"Bejo, Kamu belum kirim uang buat Riska?"
"Maaf Mbok, bulan ini Bejo tidak mengirim uang dulu, Bejo harus bayar hutang ke temen Bejo."
"Loh, Kok gitu toh Le!! Kamu tidak kasian sama Ibu?"
"Pinta sama Mas Lukman dulu Mbok! Atau pinta Ika!"
"Sudah, mereka sudah kasih semua, hanya kamu yang belum!!"
"Mbok, aku kirim uang nya nanti ya!!"
Langsung di matikan telepon nya, kira-kira begitulah percakapan singkat nya dan sudah ku terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia tentunya.
"Mungkin Ibu butuh sekali duitnya Mas, nanti aku pinjam ke emakku deh Mas untuk kirim ke kampung."
"Iya Dek, Mas minta tolong ya!!"
Dan akhirnya aku dapat pinjam emakku, emakku memang paling tidak bisa lihat anaknya susah. Dan menantu nya juga tidak pernah kasih uang ke emakku padahal tapi tetap di sayang. Beda dengan mertuaku. Aku sudah bela-belain pinjam sana sini, aku tak pernah di tanyakan kabar olehnya.
"Mbok, sudah ku kirim uangnya lima ratus ribu."
"Terimakasih Le."
Ku lihat status mertuaku dengan foto cincin emas baru nya di story watshap. Katanya untuk Riska sekolah, eh taunya untuk beli cincin. Dia tak tahu aku disini makan hanya pakai tempe mendoan. Rasanya ingin menangis guling-guling saja melihat kelakuan mertuaku itu.