Pelabuhan Bakahueni sudah nampak terlihat, tinggal beberapa ratus meter lagi kapal merapat di anjungan. Sani dan Arbi beringsut dari kursinya dan bersiap-siap untuk turun.
“Aku telephone adikku dulu,“ Sani mengeluarkan ponselnya dari saku dan menghubungi nomer ponsel adiknya.
“Mbun, Kakak sudah sampai Bakahueni. Tolong jemput ya.“ setelah Embun menjawab telphonenya Sani bicara.
Embun yang sedari tadi menemani Ibunya menonton televisi di dalam cottage segera beranjak dari sofa.
“Kak Sani bawa hadiah apa untuk Embun?“ Embun tampak riang mendengar suara Kakaknya.
“Rahasia.“ selesai menjawab Sani memutus pembicaraan.
Embun tersenyum kecut ke arah Ibunya yang baru saja mematikan layar televisi dan tengah memandanginya.
“Kak Sani bilang apa?” Ibunya bertanya lembut.
“Minta dijemput di pelabuhan."
“Ya sudah sana berangkat.“
Embun mengiyakan, Ia segera bergegas ke teras depan menemui Ayahnya yang sedang membaca Koran.
“Yah, Embun pinjem kunci mobil.“
“Jemput Kakakmu?“ sambil menyodorkan kunci mobil yang sedari tadi tergeletak di atas meja teras Ayah Embun bertanya.
“Iya.“
“Hati-hati bawa mobil. Anak perempuan kalau mengemudi jangan ngebut.“
“Iya Ayah, Ayah pokoknya tenang aja deh. Embun nggak bakalan ngebut.“ Embun berlari menghampiri mobil jeep yang terparkir di dekat pantai.
Hampir setengah jam Sani dan Arbi menunggu di halaman parkir pelabuhan Bakaheuni, hingga sebuah jeep yang warna dan nomer mobilnya dihapal Sani meluncur masuk ke area parkir. Sani segera mengajak Arbi menghampirinya.
“Akan Ku kenalkan Kau pada adikku,“ tiba disamping mobil Sani mengetuk kaca jendelanya.
Embun membuka pintu dan turun, matanya tanpa sengaja bersitatap dengan Arbi yang berdiri disamping Kakaknya.
“Angel,” Embun menggumam dalam hati.
“Blue,“ batin Arbi menyebut sebuah nama. Ia tak percaya melihat gadis itu lagi.
“Namanya Embun, Dia adikku.“ Sani memecah keterpakuan diantara mereka.
“Saya Arbi rekan kerja Kakakmu,“ masih dalam keterkejutan Arbi mengulurkan tangan untuk bersalaman.
Embun sempat tertegun sebelum membalas uluran tangan tersebut.
“Embun.“
Arbi menyentuh jemari lentik itu, ada sesuatu yang melingkar di jari manis Embun. Sebelum melepas jabat tangannya Arbi sempat memperhatikan.
“Cincin itu,“ hati Arbi berkata, reflek Ia ganti melihat ke leher Embun. Kalung pasangan cincin tersebut juga dikenakan gadis itu. Kalung dan cincin berinisial B pemberian darinya.
“Kenapa Ia masih menyimpan hadiah dariku?" Arbi tak habis pikir.
Embun sengaja mengacuhkannya seakan tak menyadari Arbi tengah memperhatikannya.
“Mbun, biar Kakak yang nyetir. Kamu duduk di belakang nggak pa-pa kan? “ Sani yang tak mengetahui keterikatan mereka di masa lalu berujar.
Embun mengangguk pelan, Ia masuk ke mobil. Diikuti Arbi yang duduk di jok sebelah Kakaknya.
Sepanjang perjalanan Arbi dan Embun menyimpan gundah di hati masing-masing, kisah masa lalu yang coba dikubur dalam-dalam kini terkenang kembali.
======
Baca juga karya saya lainnya Move on Setelah Diselingkuhi
Blurb :
Tiga tahun lalu Yudha pernah berselingkuh dan mengemis pengampunan dari Agni istrinya.
Sebagai istri yang memiliki dua anak, Agni belajar memaafkan suami yang berjanji tak akan mengulang pengkhianatan.
Namun sekarang Agni dihadapkan pada kenyataan, Yudha kembali pada Nindy selingkuhannya dan menikahi perempuan itu!