Terlahir sebagai perempuan yang amat disayang oleh keluarganya membuat Nadira harus mengasingkan diri, apalagi skandal yang dialaminya sekarang. Keluarga besarnya belum mengetahui jika Nadira tengah hamil tiga bulan. Buah hasil dari kesalahan yang dia lakukan. Jika saja dia bisa memutar waktu, ingin rasanya dia tidak hadir dalam jamuan makan malam kolega bisnis almarhum ayahnya. Seharusnya dia menyetujui jika pamannya saja yang menggantikan dirinya untuk hadir. Apalagi saat dia bertemu ternyata kolega bisnis sang ayah adalah pria tua yang benar-benar tidak memiliki akhlak, mungkin itu sebabnya diawal sang paman yang mengajukan dirinya untuk menggantikan Nadira. Namun Nadira menolak dan bersikeras untuk bertemu dan akhirnya dia mengalami malam yang penuh dengan penyesalan. Pria tua itu memaksa Nadira meminum minuman keras dengan dalih jika itu hanya alkohol biasa yang diminum para pemula. Nadira yang curiga menolak dan bersikeras tidak mau meminumnya, namun apalah daya dia yang harus menjaga nama baik perusahaan agar apa yang selama ini di bangun oleh ayahnya tidak berakhir sia-sia, Nadira meminum alkohol itu hanya sedikit.
Mereka yang berada di ruangan private itupun bersorak bahagia karena Nadira akhirnya menjadi bagian dari mereka. Bahkan sekretaris sang kolega berusaha menggoda Nadira dan menawarkan kesenangan untuk malam ini. Nadira yang merasa ada hal yang aneh dalam dirinya pun pamit undur diri, dia benar-benar memiliki toleransi alkohol yang sangat buruk walaupun hanya setengah gelas tapi kewarasannya sudah mulai menghilang, dan sebelum itu benar terjadi dia menghubungi resepsionis hotel yang merupakan tempat dirinya melakukan pertemuan.
Nadira yang merasa pusing dan sempoyongan harus menjaga kesadarannya hingga sampai kamarnya. Setelah dia keluar lift yang membawanya ke lantai kamarnya berada, dia berjalan sambil memegangi kepalanya yang semakin berat dan berkunang-kunang. Sepanjang jalan dia bergumam menyebutkan nomor kamar yang dia lewati hingga dia melihat kamar yang bernomor 506, sekali lagi dia menghitung tapi benar nomor yang kini dihadapannya itu adalah 506. Lagi-lagi dia bergumam tak jelas serta umpatan kecil yang menunjukkan rasa kesalnya. Nadira mencoba menempelkan keycard yang dia terima dan pintupun terbuka dan menutupnya kembali. Nadira berjalan sempoyongan kearah ranjang sambil melepaskan sepatu serta aksesoris yang dia kenakan kesegala arah. Saat ini yang dia butuhkan hanyalah tidur dan terbangun esok harinya dengan tubuh yang segar. Ditengah alam bawah sadarnya dia seolah bermimpi sedang bercumbu dengan seorang pria yang begitu tampan dan mempesona. Nadira begitu menikmati apa yang ada dalam mimpinya hingga dirinya tidak menyadari jika mimpi itu adalah kenyataan.
Badan yang terasa remuk serta kepala yang begitu berat memuat Nadira enggan untuk membuka mata walaupun dia tahu jika saat ini dia harus segera pergi kekantor dan mengikuti rapat penting untuk membahas tentang proyek yang tadi malam dia handle. Namun keinginan malas itu segera dia tepis dan Nadira tetap harus membuka mata serta membersihkan dirinya. Namun saat dia terbangun dan duduk Nadira baru sadar jika ada seorang pria yang kini tengah tidur tengkurap tak memakai pakaian, entahlah apa dia hanya Shirtless saja. Nadira terkejut dan menjerit sambil melihat kondisinya yang ternyata hanya berlapiskan selimut.
"Hei... bangun!!!" Teriak Nadira pada pria yang masih tertidur di ranjang yang sama dia tiduri.
"Hei...siapa kamu?!! Berani-beraninya tidur disini?" Teriak Nadira kesal.
"Hei...!!!" Nadira kesal dan melempar bantal pada pria itu.
Karena merasa terusik tidurnya, sang pria pun terbangun dan mencoba mengingat kejadian yang dialaminya.
"Siapa kamu?!" Tanya Nadira yang penasaran apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya tadi malam.
Pria itu tersenyum mengejek, dan menatap Nadira seperti layaknya wanita yang biasa menemani dirinya di ranjang. Lalu dia tersadar jika wanita itu tidaklah sama, saat pria itu menidurinya wanita itu masih gadis dan masih amatir dalam urusan ranjang.
"Berikan nomor rekening mu, aku akan mentransfer uang mu." Ucap Arbani to the point.
Ya pria******yang telah******Nadira adalah dirinya dan seperti biasanya akan selalu mentransfer sejumlah uang pada wanita yang selalu menghangatkan ranjangnya serta bonus jika Arbani merasa dipuaskan. Dan kali ini sepertinya dia mendapatkan kesenangan ganda, hingga dia tidak bisa marah ketika melihat dirinya dibangun kan secara kasar oleh teman tidurnya. Bahkan Arbani ingin mengulang apa yang dia dapat tadi malam.
"Kau pikir aku wanita malam yang menghangatkan ranjangmu?!!!" Kali ini Nadira tak lagi bisa bersikap tenang setelah mendengar ucapan pria yang kini duduk di hadapannya itu.
Arbani yang masih tidak percaya, memicingkan sebelah matanya.
"Kau....kenapa bisa ada dikamarku?" Tanya Nadira.
Arbani semakin bingung dengan setiap ucapan yang dikeluarkan oleh Nadira. Setahunya ini adalah kamar yang dia reservasi untuk menghabiskan malam yang panjang dengan wanita yang akan menemani tidurnya, tapi sepertinya wanita yang ada dihadapannya kini telah mengalami amnesia. Mungkin karena kenikmatan yang dia berikan tadi malam.
Sungguh Arbani adalah lelaki yang harus di waspadai untuk para wanita. Selain karena parasnya yang rupawan, tubuh yang menggoda iman dia juga terlahir dari keluarga yang mampu memberikan dirinya kesenangan. Arbani adalah salah satu makhluk penggoda iman yang terlahir di muka bumi. Dan Nadira??? Dia adalah wanita yang telah kehilangan masa depannya karena pria penggoda iman ini.