Gamis 0,8 juta
"Eng-enggak ada tuh,  Dek. Mas gak kirim uang sama Mommy," balas suamiku kikuk. Halah, pasti bohong. Aku pun memberanikan diri menginterogasi. 

"Jadi? Uangnya untuk wanita lain? Atau foya-foya sendiri?" seruku. Dalam hati terus beristighfar karena telah membentak suami yang kucintai. Dia yang telah berkontribusi menghadirkan dua anakku yang lucu-lucu. Hehe. 

"Bu-bukan, Dek. Ini uang untuk belanjaanmu hari ini. Beli yang enak-enak ya, Dek," ujar suami, merogoh isi kantongnya. Kalau dibentak begini, keluar juga lembaran uang yang masih licin. 

Huh. Memang suamiku gak mau jujur. Biar saja kupermalukan lelaki ini depan Mommy. Biar malu aja mereka berdua sekalian. 
***

Suara cempreng Mommy membuat kami langsung tahu siapa yang datang. Tanpa mengatakan jam berapa sampai, tiba-tiba sudah nongol saja. Keras kepala. Tidak mau dijemput sama sekali. Awas saja kalau Mommy menyindir di status WA. 

"Oma? Horee! Oma datang. Pantas saja Mama masak enak hari ini," ujar Vikri dengan entengnya. Owlala. Ini memalukan. Anak-anak ini tak tahu kondisi mamanya yang lagi bersaing dengan oma mereka. Kalaupun aku tak bisa mengelola uang suamiku seutuhnya, setidaknya Mommy tidak perlu tahu. Aku jadi kalah pamor nih. 

"Udah. Ayo masuk ke dalam. Bawakan tas Oma," titahku pada Vikri. Tas branded yang entah KW atau asli. Hatiku semakin panas saja. 

Mommy memberikan tas sandangnya dan berjalan dengan elegan ke ruang tamu. Sofa sudah kubersihkan sampai mengkilat, begitu juga kamar tamu yang cling cling.

Aku membawakan tas pakaian mertuaku ke dalam kamar. Sementara keadaan sedang aman, kuintip saja isi tas Mommy. 

Owlala. Baju seperti yang kutawarkan sedang nangkring seksi di sana. Hanya warnanya saja yang berbeda. Ini warna abu-abu sedangkan yang kutawarkan berwarna kuning. 

"Dinda!" seru Mommy. Aku terlonjak kaget dan menutup kembeli resleting tasnya. 

"Iya, Mom. Mau dibuatkan minuman ya?" tanyaku cengegesan. 

"Lah iya. Ngapain lama-lama di kamar. Mertua udah kehausan, gak dilayani sama sekali," balasnya sinis. Duh nenek-nenek rewel. 

Aku menghentak-hentakkan kaki menuju ruangan kenegaraan yang udah tertata d3ngan rapi. Berbagai bumbu dan segala kepwrluan dapur sudah tersedia. Selain karena gengsi, ternyata Mas Guntur sangat tidak ingin kalau Mommy kekurangan. Dari sini saja aku sudah faham. Dia lebih sayang orang tuanya dari pada istri dan anaknya. Hiks. Sedih aku tuh. 

[Memamg gak peka perasaan orang lain]

Duh duh duh. Ini nenek-nenek bikin status ngeselin banget. Harus bikin status balasan nih. 

[Zaman sekarang banyak orang yang mabok hormat]

Baca nih. Pasti telinga Mommy berasap. 

"Dindaaaa! Mana minumannya?"

Owlala. Sampai lupa bikinin teh hangat tanpa gula. Segera kubuatkan minuman untuk mertuaku yang sudah menguasai gaji anaknya. Rasanya pengen masukin obat pencahar agar perutnya teraduk-aduk.

Astagfirullah. Aku menantu yang soleha. Tidak boleh berbuat begitu. 

"Ini Mom. Mau makan atau tidur dulu?" tanyaku basa-basi. Mommy mendelik tajam. 

"Mana baju yang mommy pesan? Mau dipake itu. Mom mau ngajak Vika sama Vikri jajan bakso gajah yang vairal," balas mertuaku.  Owlala. Bakso gajah yang viral? Aku juga pengen, tapi isi dompetku akan menipis. 27 ribu satu porsi? Oh, sayang sekali. 

"Horeee! Vikri sama Vika juga udah lama pengen bakso itu Oma. Tapi kata Mama, gak boleh makan bakso itu. Gak enak katanya."

Aduduh. Makin hilang harga diriku.Vikri dengan blak-blakan mengungkap kebohonganku di story WA. 

Aku melengos ke kamar, mengambil baju pesanan Mommy yang akan kuhargai 0,8 juta. Hehe. Maksudnya itu, delapan ratus ribu. Sebenarnya harganya sih cuma 250 ribu. Biarin aja, Mommy itu orang kampung yang sok kekinian. 

Eh eh eh. Buka aplikasi andalan dulu ah. Mataku membeliak melihat status mertuaku.

[Kasihan juga melihat orang  yang betah terus sama laki bokek]
 Oa muda. 

"Nih! Bajunya untuk kamu saja. Cepat siap-siap. Kita mau makan bakso gajah yang lagi viral," seru mertua. 

Sesampainya di kamar kubuat story. 

[Makasih Mom]

Eeeehhh. Ada story mertua juga. 

[Gamis 0,8 juta? Baru beli, cuma 300 rebu]

Brakk. Aku terjungkal saking kagetnya baca  sindiran story WA Mommy. Dia tahu harga yang sebenarnya. Kemana lah wajahku ini kusimpan dulu? Gara-gara suami gak jujur, aku malu banget.