Jadian
"Ning, maukah kamu jadi calon isteriku?" Tanya Andro di sela menyantap desert yang di sediakan resto tempat mereka makan malam.
"Uhuk," Ning tersedak. Antara senang dan terkejut. Andro sesuai kriterianya. Dewasa, baik, tampan. Tapi nggak secapat yang ia duga.
"Mau ya? Kamu perempuan yang aku cari selama ini," bujuk Andro, tulus.
"Tapi ...." Ning tidak ragu untuk menerima. Tapi masih terkejut dengan ajakan pria di depannya.
"Apa kamu udah punya pacar? Atau calon  suami?" Andro limbung.
Ning menggeleng.
"Apa aku ndak menarik di matamu?" Cecar Andro, lagi.
Ning diam saja. 
"Kamu udah punya pacar?" Cecar Andro lagi.
"Mana ada cowok yang mau sama aku Mas. Aku ndak cantik, cuma SPG pula." Curhat Ning, akhirnya.
"Jadi kamu mau jadi calonku?" Mata Andro memancarkan cahya.
Ning tidak menjawab. Tapi matanya menyiratkan iya.
"Mau ya?" Andro berusaha memastikan.
"Mas aku ini siapa? Kamu ini siapa? Kamu harus mikir masak-masak, karena ada jurang diantara kita," Ning mengeluarkan apa yang ada di benaknya, sehingga plong semuanya.
"Kita akan melewati, melalui jurang itu bersama-sama. Susah, senang, bahagia, derita bersama-sama mau kan?" 
Ning mengangguk akhirnya. Mata gadis itu berkaca-kaca, tapi senyumnya manis. Sangat manis.
Sontak, Andro meraih tangan gadis itu dan meremasnya lembut. Ning masih mencari kesungguhan dari mata pemuda tampan di depannya.
"Oh iya minggu depan ada film bagus, aku jemput kamu seperti biasa ya," tanya Andro. Ning lagi lagi cuma mengangguk disertai senyum termanisnya.

Komentar

Login untuk melihat komentar!