Part 7
Dua minggu berteman dengan Tata. Kontrakan menjadi seperti pasar. Kami tertawa hahahihi seakan tidak punya beban masalah. Mereka sangat betah ningkrong di kamar saya, sambil melucuti camilan yang begitu banyak. Sejak awal kehamilan, Dio rajin membelikan saya snack namun, tidak saya makan karena tidak selera.
Saya membiarkan sahabat baru saya membuat teh dan apa pun, asal sayabtidak kesepian. Mereka rajin mencarikan apa oun makanan yang saya inginkan.
Sayangnya kebahagiaan kami dilaporkan oleh tetangga julid. Tetangga kontrakan mengaku terganggu dengan kehadiran bencong-bencong di kamar saya. Mereka melaporkan kami ke pemilik kontrakan.
Momen inilah yang menjadi pertemuan saya dengan laki-laki baru yang sepertinya lebih bisa diandalkan daripada pacar-pacar sebelumnya.
Keadaan semakin memburuk.
Bulan itu juga bertepatan dengan diusirnya saya dari tempat kos, saking kesalnya ibu kos gara-gara sahabat-sahabat waria saya yang selalu datang dan bikin ribut.
Kelakuan tiga teman waria ini kecentilannya memang tidak tanggung-tanggung, ketawa sesuka hati tidak ingat waktu.
Tawa mereka yang pecah rupanya menggangu penghuni lain. Tak cuma ibu kos beberapa penghuni kos yang kelihatannya santai saja, rupanya diam-diam komplain ke pemilik kos.
Para waria itu membantu saya pindahan.
Namun lucunya setelah satu hari packing-packing belum juga ada tanda-tanda beres. Mereka malah asik mengobrol. Hari Sudah sore, namun baru isi lemari yang berhasil dibereskan.
Makan siang saja menghabiskan waktu hampir dua jam. Belum lagi waktu memilih makanan membuat saya geregetan sendiri.
Parahnya lagi ada yang menyempatkan diri tidur siang segala.
Ibu kost yang datang memeriksa hanya geleng-geleng kepala. Ibu kost mengultimatum kami agar segera angkat kaki. Paling lambat besok sore.
"Besok sore sudah harus kosong ya, ada yang mau masuk."
Malam harinya keributan di temoat kos makin menggila. Para teman waria bermalam. Saat ditegur agar tidak terlalu berisik mereka bermasa bodoh dan makin ribut.
"Itulah balasannya, biar tahu rasa kalian." Rahel tertawa jahat.
Karena kekurangan tenaga, Tata, salah satu dari waria itu membawa seorang teman pria untuk membantu. Namanya Vendy.
Tanpa mereka, saya tidak tahu harus bagaimana.
Laki-laki inilah yang kelak menjadi lanjutan cerita ini. Lelaki yang kelak membuat saya mengigit bibir lebih keras lagi.
Bersambung...
Tolong tinggalkan komen dan love untuk mendukung cerita ini.
.