HEBOH SEKANTOR!
❤ Sebelum membaca, mohon mampirin subscribenya dulu ya teman-teman.🙏
________________________________________________

PART 5

"Biadab kalian semua!" teriakku lantang dengan napas menderu demi menyaksikan apa yang terlihat di depan mata.

Sepasang manusia laknat itu tampak sangat terkejut hingga Mas Raka refleks mendorong gadis di pangkuannya itu dengan kasar hingga ia terjatuh ke lantai.

Mas Raka buru-buru berdiri. Menatapku dengan mata melotot seperti sedang melihat hantu.

Wajah laki-laki yang masih bergelar suamiku itu kini tampak seputih kertas. Pucat seperti mayat, seakan tak ada lagi darah yang mengaliri wajahnya.

"N-nirmala!" serunya terbata.

"Iya, Mas. Kenapa? Kaget melihat aku di sini?" Kujawab dia seraya melangkah masuk. Terdengar olehku derap langkah-langkah kaki di belakang.

Para staf bawahan Mas Raka serentak maju, ingin melihat langsung apa yang tengah berlangsung di dalam sini.

Kuhampiri Mas Raka yang terlihat gemetaran. Langkahku berhenti tepat di depan si gadis berseragam sekolah yang terduduk di lantai dan tengah sibuk membenahi kancing pakaiannya.

Kuambil ponsel dari dalam tas dengan gerakan cepat, lalu mengambil gambar keduanya sebelum gadis tersebut selesai membenahi pakaian seragam sekolahnya.

Melihatku mengambil gambar, Mas Raka berusaha merebut ponsel dari tanganku. Untung saja aku dengan cepat dapat berkelit sehingga menggagalkan usaha Mas Raka.

"Berikan ponsel kamu, Nirmala!" Ia membentak. Berani sekali dia. Dia yang salah, tapi dia yang marah.

"Kamu hanya salah paham, Nirmala. Dia cuma anak magang yang__"

"Yang menamani kamu dinas luar selama seminggu penuh, Mas?" selaku cepat. Mas Raka terpelongo. Tampak terkejut setengah mati. Aku tersenyum sinis.

"Dasar laki-laki buaya! Bisa-bisanya kamu berselingkuh dan tidur bersama pelacur kecil ini, Mas?! Di mana pikiranmu?" teriakku sambil menunjuk gadis berseragam SMU yang telah dalam posisi berdiri sekarang.

"Siapa yang kamu sebut pelacur itu, Mbak?"

Aku refleks menoleh gadis tersebut. Dengan berani dia menatapku dengan ekspresi menantang.

"Kamu. Siapa lagi memangnya di sini yang pantas dijuluki pelacur kecil kalau bukan kamu?" balasku menghardik.

"Aku bukan pelacur!"

"Lalu apa namanya kalau bukan pelacur jika kamu tidur dengan suami saya dan meminta imbalan uang?" sahutku sambil melipat tangan di dada.

"Mana buktinya? Jangan asal nuduh!"

Ck ck ck, besar sekali nyali gadis ini. Sepertinya memang sudah berpengalaman dilabrak istri orang karena kelakuannya.

"Nirmala, jangan buat kekacauan di sini. Please, kita bicarakan ini nanti di rumah. Ya?" Mas Raka meminta dengan wajah memelas.

"Kenapa, Mas? Kamu takut perbuatan kamu diketahui oleh Pak Dahlan, CEO perusahaan ini?" sinisku.

"Nirmala, Mas mohon. Kita bicarakan di rumah. Mas janji Mas segera mutusin dia!" Mas Raka menunjuk gadis berseragam sekolah yang berdiri merapat di sebelahnya.

"Abang!" Gadis itu memprotes ucapan Mas Raka yang pastinya hanya sebatas di bibir itu.

"Diam kamu. Keluar sekarang juga dari ruangan saya!" bentak Mas Raka pada gadis itu.

"Tidak ada yang boleh keluar dari ruangan ini sebelum Pak Dahlan ke sini dan melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana kelakuan sang karyawan teladan bersama anak magang yang punya sambilan sebagai pelacur di sini!" tegasku sambil bergerak menjegal gadis berseragam sekolah yang hendak ke luar ruangan.

Sekilas kulihat nama yang tertera di bagaian dada kiri gadis itu. Mirna Indriani. Nama yang bagus, tapi sayang tak sebagus kelakuannya.

"Minggir!" sentak gadis bernama Mirna itu ketika aku menghalanginya keluar.

"Kamu tetap di sini!" bentakku garang. Sekilas gadis itu tampak sedikit ciut, tapi tatapan matanya tajam menantang.

Dia berusaha mendorongku menepi, namun dengan kasar kubalas dorongannya hingga ia terjungkal kembali ke lantai. Dan sungguh menyakitkan, ketika kulihat Mas Raka dengan sigap membantu Mirna berdiri.

Ah, ini yang katanya tadi akan memutuskan gadis belia itu? Sudah jelas begini kepada siapa ia memberi dukungan.

Yang jelas bukan aku, istri yang telah mendampinginya selama empat tahun terakhir. Bahkan dua bulan lagi, kami akan merayakan anniversary yang ke lima.

Tapi sepertinya, perayaan tersebut tidak akan pernah ada. Aku sudah bertekad akan mengakhiri rumah tangga ini bersama Mas Raka.

Sebesar apa pun cintaku pada lelaki yang telah memberiku seorang putri itu, tapi pengkhianatannya saja lebih dari cukup bagiku untuk melepaskannya.

"Nirmala! Jangan main fisik dong, kamu!" teriak Mas Raka. Bisa kulihat bagaimana senyum di bibir Mirna mengembang. Bangga pastinya dibela sedemikian rupa oleh Mas Raka.

"Kamu lihat dia yang tadi pertama kali menyentuhku, Mas!" balasku geram. Panas sekali rasanya hati ini. Meski aku sudah berniat untuk mengakhiri hubungan kami, tapi ternyata sakit juga diperlakukan seperti ini.

Sikap Mas Raka yang lebih membela gadis ingusan yang pada kenyataannya hoby bermain******dengan suami orang.

"Itu karena kamu menghalanginya, Nirmala." Mas Raka berdiri. Lalu dengan serta merta, ia menarik lenganku, setengah menyeretku keluar dari ruangannya.

Mirna tersenyum penuh kemenangan, seakan mengejekku yang tengah berusaha melepaskan diri dari cengkeraman tangan Mas Raka.

"Lepaskan aku, Mas! Kamu menyakitiku, jangan sampai ya, aku laporin kamu ke polisi atas tuduhan perselingkuhan sekaligus KDRT!"

Ancamanku ternyata efektif. Mas Raka akhirnya berhenti menarikku. Wajah lelaki itu sepenuhnya merah padam sambil menatapku.

"Ada apa ini? Kenapa ribut-ribut?" Seruan seseorang bersuara bariton mengejutkan kami semua.

Tak hanya aku dan Mas Raka, bahkan seluruh staf yang tadi asik menjadi penonton juga langsung buru-buru kembali ke meja kerja mereka masing-masing.

Itu ... laki-laki yang tadi satu lift denganku. Siapa sebenarnya dia? Kenapa para karyawan tampak takut sekali padanya? Termasuk juga Mas Raka yang langsung menunduk di tempatnya.

🍁🍁🍁


Bab
Sinopsis
1
PART 1 - PULANG DINAS
2
PART 2 - PURA-PURA DATA...
3
KUSADAP WA SUAMIKU
4
SOSOK BERNAMA ARMAN
5
PELAKOR ITU TERNYATA AN...
6
HEBOH SEKANTOR!
7
LELAKI ITU TERNYATA SAN...
8
JADI CLEANING SERVICE
no_image no_image
9
INGIN KUHANCURKAN WAJAH...
no_image no_image
10
MERTUA IKUT CAMPUR
no_image no_image
11
KULAWAN MEREKA
no_image
12
Melapor ke Sekolah Mirn...
no_image
13
Ke Sekolah Mirna
no_image
14
Kupermalukan Dia di Dep...
no_image
15
Kupermalukan di Depan T...
no_image
16
Niat Busuk
no_image
17
Hilang Akal
no_image
18
Kejutan Untuk Nirmala
no_image
19
Hukuman Untuk Pak Bonda...
no_image
20
Siapa Yang Dibawa ke Ru...
no_image
21
Amukan Nirmala
no_image
22
Jebakan
no_image
23
Sang Penyelamat
no_image
24
Baku Hantam
no_image
25
Membuat Kesepakatan
no_image
26
Balas Dendam
no_image
27
Pecundang
no_image
28
Menantu vs Mertua
no_image
29
Bukan Tempatmu Lagi
no_image
30
Bikin Panas
no_image
31
Ambil Saja Rongsokanmu
no_image
32
Panas Jiwa Raga
no_image
33
Panas Hati Raka
no_image
34
Kecurigaan Raka
no_image
35
Memang Suka Barang Beka...
no_image
36
Kebaya Pengantin
no_image
37
Brahma Cemburu
no_image
38
Sah Ketok Palu
no_image
39
Banyak Kejutan
no_image
40
POV BRAHMA
no_image
41
Lamaran
no_image
42
Semakin Panas
no_image
43
Ikrar Suci
no_image
44
Godaan
no_image
45
Serakah
no_image
46
Surat Pemecatan
no_image
47
Cemburu
no_image
48
Peperangan
no_image
49
STRESS
no_image
50
Dendam
no_image
51
Nirmala vs Brahma
no_image
52
Sama-Sama Gengsi
no_image
53
POV BRAHMA
no_image
54
Malam Yang Membahagiaka...
no_image
55
Versi Nirmala
no_image
56
Pelajaran Untuk Keluarg...
no_image
57
Yang Manis Untuk Kamu
no_image
58
Rencana Raka
no_image
59
Mirna di Atas Angin
no_image
60
Peraduan Malam
no_image
61
Kesal
no_image
62
Perjalanan Manis
no_image
63
Cinta Pandangan Pertama
no_image
64
Romance Tiada Akhir
no_image
65
Kedatangn Alia
no_image
66
Tabir Perselingkuhan
no_image
67
Mencari Mirna
no_image
68
Mengikuti Ardi
no_image
69
Keributan Besar
no_image
70
Panggil Mirna
no_image
71
Jebakan
no_image
72
Kejutan Yang Tak Menyen...
no_image
73
Ada Apa Dengan Brahma?
no_image
74
Sebuah Kisah Dari Masa...
no_image
75
Kedatangan Celine Ke Ru...
no_image
76
Jangan Berharap Banyak,...
no_image
77
Kekesalan Mirna
no_image
78
Bertemu di Mall
no_image
79
Rahasia Celine
no_image
80
Pelajaran Untuk Celine
no_image
81
Hasil Tes DNA
no_image
82
Rencana Nirmala + Pengu...
no_image
83
AKSI
no_image
84
Sebuah Bukti
no_image
85
Kehancuran
no_image
86
Sebuah Ultimatum
no_image
87
Kehancuran Mirna
no_image
88
Duka Untuk Si Jalang
no_image
89
Hati Yang Beku
no_image
90
Kebahagiaan Brahma
no_image
91
Pemimpin Yang Sempurna
no_image
92
CEO JUTEK + Pengumuman...
no_image
93
Arogan dan Otoriter
no_image
94
Secangkir Kopi dan Roti
no_image
95
Spesial Pov Mirna
no_image
96
Sikap Dave Sulit Diteba...
no_image
97
Sang Penyelamat
no_image
98
Harus Pergi Ke Mana?
no_image
99
Kondominium
no_image
100
Ada Rasa
no_image
101
Jangan Membuatku Nyaman
no_image
102
Kejutan Untuk Gita
no_image
103
Kejutan Lain
no_image
104
Suka Bikin Kesel
no_image
105
Ciuman Pertama
no_image
106
Sidang Darurat
no_image
107
Menikah?
no_image
108
SAH!
no_image
109
Malam Pertama
no_image
110
Dia Seutuhnya Milikku
no_image
111
Cemburu
no_image
112
Digendong, Dong!
no_image
113
Posesif
no_image
114
Hanya Kamu
no_image
115
Semakin Sayang
no_image
116
Bulan Madu
no_image
117
Balas Dendam
no_image
118
Part 118
no_image
119
Menebus Dosa
no_image
120
Sayang Yang Tersembunyi
no_image
121
PANIK
no_image
122
Kita Baikan + Pengumuma...
no_image
123
Aku Selalu di Sini
no_image
124
Tanda-Tanda
no_image
125
Tamparan Keras
no_image
126
Panas
no_image
127
Menemui Ariana
no_image
128
Memberi Pelajaran
no_image
129
Ketahuan
no_image
130
Kejutan Untuk Malik
no_image
131
Kejutan
no_image
132
Kejutan (2)
no_image
133
Penyelidikan + Pengumum...
no_image
134
Bertemu Kembali
no_image
135
Hati Yang Dimenangkan
no_image
136
Rindu Yang Menyiksa
no_image
137
Menunggu
no_image
138
Lahiran
no_image
139
Istana Cinta
no_image
140
Penutup Kebahagiaan - E...
no_image