PELAKOR ITU TERNYATA ANAK SEKOLAH

PART 5

Aku mengamati sejenak sekelilingku sebelum keluar dari kendaraan. Setelah menarik napas beberapa kali, aku akhirnya keluar dan berjalan menuju pintu masuk utama gedung perkantoran tempat Mas Raka bekerja.

Meski kedua tungkaiku terasa lemas, tapi aku berusaha membuat langkahku terlihat tetap tegak berjalan.

Siapa pun yang berada di posisiku saat ini, kujamin dadanya pun akan berdebar hebat diiringi gelegak amarah yang nyaris membuat kepala seperti hendak meledak.

Amarah dari seorang istri yang kesetiaan dan pengabdiannya dikhianati.

Amarah seorang wanita yang hendak menangkap basah suaminya sendiri bersama perempuan lain.

Tubuhku gemetar hebat rasanya, dengan kedua kaki serta tangan yang mendadak terasa dingin.

Aku langsung menuju resepsionis.

"Selamat siang, Ibu. Ada yang bisa saya bantu?" Sang resepsionis menyambut ramah seraya berdiri ketika aku menghampiri meja kerjanya.

"Selamat siang. Saya ingin bertemu dengan Pak Raka," jawabku.

"Oh, sudah ada janji sebelumnya, Ibu?" tanya gadis berambut lurus sebahu hasil smoothing salon tersebut.

"Saya istrinya, dan saya kemari untuk memberi kejutan ulang tahun pada suami saya," ucapku dengan binar yang dibuat-buat.

"Oh ... begitu. Kalau begitu silakan langsung saja, Ibu." Gadis berwajah manis itu tersenyum lebar, kemudian mempersilakanku untuk meneruskan langkah menuju ruangan Mas Raka.

Aku melempar senyum sembari mengucapkan terima kasih padanya sebelum berjalan menuju lift yang akan mengantarku ke ruang kerja Mas Raka.

Saat sedang menunggui lift, berdiri tak jauh dariku seorang lelaki mengenakan pakaian formal kerja. Sepertinya ia juga sedang menunggu lift, sama sepertiku. Dengan tujuan berbeda.

"Tring!" Suara denting yang khas terdengar berbunyi ketika pintu lift di depan kami membuka.

Pria itu lebih dulu masuk, kemudian menekan angka sepuluh pada deretan tombol angka di samping pintu deretan sebelah kanan.

Oh, ternyata sama dengan tujuanku. Aku jadi tak perlu repot-repot menekan angka, karena ruang kerja Mas Raka memang terletak di lantai sepuluh.

Lift bergerak naik. Dalam benda persegi berukuran 1,5x1,5 meter ini aku dan si pria yang berdiri membelakangiku itu hanya diliputi keheningan.

Semakin dekat dengan tujuan, perasaanku semakin tak karuan. Ibarat pergi berperang, aku tak tahu apa yang akan kudapati nanti di depan sana.

Entah pulang membawa kemenangan, atau pulang dengan kekalahan. Tapi sudah kupatenkan dalam hati, jika pun aku kalah, maka aku tak kan mau hancur dan menderita sendiri.

Mas Raka harus kuseret serta bersama gundiknya. Itu tekad bulat yang kubawa sebelum memutuskan datang kemari.

"Tring!" Pintu lift membuka.

Si pria depan melangkah ke luar lebih dulu, baru disusul olehku kemudian. Mungkin dia salah satu bawahan Mas Raka atau dia kemari hanya untuk sekedar kepentingan bisnis.

Entahlah. Dan tak penting juga aku memikirkannya.

Berjalan di belakang pria itu, terkesan seperti aku sedang mengikutinya. Karena langkah pria itu benar-benar seakan membawaku pada tujuanku.

Pria itu kemudian tiba-tiba berbelok dan masuk ke sebuah ruangan. Sepintas, kulihat papan nama bertuliskan CEO terpasang pada pintu ruangan tersebut.

Oh, jadi dia hendak bertemu sang CEO perusahaan, Pak Dahlan, rupanya.

Aku akhirnya tiba di depan sebuah ruangan berukuran luas yang dipenuhi oleh para staf kantor berikut meja-meja kerja mereka yang berderet rapi memenuhi ruangan.

Sesorang menyadari kehadiranku. Kamudian, seakan ia memberi kode pada rekan-rekan kerjanya yang lain, mereka semua kini menatapku.

Hampir mereka semua mengenali, karena ini bukan pertama kali aku datang menemui Mas Raka di sini. Melangkahkan kaki memasuki ruangan, aku berusaha tampak biasa saja.

Tak boleh ada yang tahu, apa sebenarnya yang kurasakan di dalam sini. Berpura-pura tenang, padahal sebenarnya sedang gelisah.

"Ehmm ... Mbak Nir, mau ketemu Pak Raka, ya?" Sekretaris Mas Raka yang cukup kukenal,  bertanya saat aku melewati mejanya.

"Iya, benar. Mas Raka ada kan, di dalam?" jawabku sekaligus bertanya.

"A-ada, sih, Mbak ... t-tapi, bapak sedang ada tamu," jawabnya seperti ragu-ragu.

"Tamu penting?" tanyaku sambil mengangkat sebelah alis.

Gadis itu tak menjawab, melainkan justru melirik ke arah rekan-rekan kerjanya yang lain.

Seakan meminta pendapat, harus mengatakan apa padaku, atau apa yang harus dilakukannya untuk membuatku pergi dari sini.

Tentu saja ini semakin menyulut kecurigaanku.

Kuhela napas sejenak. Mengumpulkan tekad serta kekuatan untuk menunjukkan power di depan sekretaris Mas Raka serta seluruh staf-nya di ruangan ini.

Jelas mereka tahu persis siapa 'tamu' yang sedang berada dalam ruangan suamiku sekarang ini.

Dan aku sudah tak sabar ingin melihat langsung siapa pemilik celana dalam berenda merah yang sedang kubawa dalam bungkusan dalam tas kerjaku sekarang.

Tanpa merasa perlu berbasa-basi lagi, aku segera membalik tubuh dan langsung menekan handel pintu ruang kerja Mas Raka.

Tak sempat sekretarisnya mencegahku, wanita itu hanya bisa menjerit tertahan ketika pintu akhirnya terbuka dan menampilkan sebuah pemandangan luar biasa.

Mas Raka di dalam sana, bersama seorang gadis muda berseragam sekolah. Hal luar biasanya adalah, gadis itu duduk di atas pangkuan Mas Raka. Saling berhadapan.

"Biadab kalian!" seruku lantang sambil menatap ke arah mereka berdua dengan napas yang menderu.

🍁🍁🍁

Mohon mampirin subscribe-nya ya teman-teman bila berkenan mengikuti cerita ini.🙏😍

Bab
Sinopsis
1
PART 1 - PULANG DINAS
2
PART 2 - PURA-PURA DATA...
3
KUSADAP WA SUAMIKU
4
SOSOK BERNAMA ARMAN
5
PELAKOR ITU TERNYATA AN...
6
HEBOH SEKANTOR!
7
LELAKI ITU TERNYATA SAN...
8
JADI CLEANING SERVICE
no_image no_image
9
INGIN KUHANCURKAN WAJAH...
no_image no_image
10
MERTUA IKUT CAMPUR
no_image no_image
11
KULAWAN MEREKA
no_image
12
Melapor ke Sekolah Mirn...
no_image
13
Ke Sekolah Mirna
no_image
14
Kupermalukan Dia di Dep...
no_image
15
Kupermalukan di Depan T...
no_image
16
Niat Busuk
no_image
17
Hilang Akal
no_image
18
Kejutan Untuk Nirmala
no_image
19
Hukuman Untuk Pak Bonda...
no_image
20
Siapa Yang Dibawa ke Ru...
no_image
21
Amukan Nirmala
no_image
22
Jebakan
no_image
23
Sang Penyelamat
no_image
24
Baku Hantam
no_image
25
Membuat Kesepakatan
no_image
26
Balas Dendam
no_image
27
Pecundang
no_image
28
Menantu vs Mertua
no_image
29
Bukan Tempatmu Lagi
no_image
30
Bikin Panas
no_image
31
Ambil Saja Rongsokanmu
no_image
32
Panas Jiwa Raga
no_image
33
Panas Hati Raka
no_image
34
Kecurigaan Raka
no_image
35
Memang Suka Barang Beka...
no_image
36
Kebaya Pengantin
no_image
37
Brahma Cemburu
no_image
38
Sah Ketok Palu
no_image
39
Banyak Kejutan
no_image
40
POV BRAHMA
no_image
41
Lamaran
no_image
42
Semakin Panas
no_image
43
Ikrar Suci
no_image
44
Godaan
no_image
45
Serakah
no_image
46
Surat Pemecatan
no_image
47
Cemburu
no_image
48
Peperangan
no_image
49
STRESS
no_image
50
Dendam
no_image
51
Nirmala vs Brahma
no_image
52
Sama-Sama Gengsi
no_image
53
POV BRAHMA
no_image
54
Malam Yang Membahagiaka...
no_image
55
Versi Nirmala
no_image
56
Pelajaran Untuk Keluarg...
no_image
57
Yang Manis Untuk Kamu
no_image
58
Rencana Raka
no_image
59
Mirna di Atas Angin
no_image
60
Peraduan Malam
no_image
61
Kesal
no_image
62
Perjalanan Manis
no_image
63
Cinta Pandangan Pertama
no_image
64
Romance Tiada Akhir
no_image
65
Kedatangn Alia
no_image
66
Tabir Perselingkuhan
no_image
67
Mencari Mirna
no_image
68
Mengikuti Ardi
no_image
69
Keributan Besar
no_image
70
Panggil Mirna
no_image
71
Jebakan
no_image
72
Kejutan Yang Tak Menyen...
no_image
73
Ada Apa Dengan Brahma?
no_image
74
Sebuah Kisah Dari Masa...
no_image
75
Kedatangan Celine Ke Ru...
no_image
76
Jangan Berharap Banyak,...
no_image
77
Kekesalan Mirna
no_image
78
Bertemu di Mall
no_image
79
Rahasia Celine
no_image
80
Pelajaran Untuk Celine
no_image
81
Hasil Tes DNA
no_image
82
Rencana Nirmala + Pengu...
no_image
83
AKSI
no_image
84
Sebuah Bukti
no_image
85
Kehancuran
no_image
86
Sebuah Ultimatum
no_image
87
Kehancuran Mirna
no_image
88
Duka Untuk Si Jalang
no_image
89
Hati Yang Beku
no_image
90
Kebahagiaan Brahma
no_image
91
Pemimpin Yang Sempurna
no_image
92
CEO JUTEK + Pengumuman...
no_image
93
Arogan dan Otoriter
no_image
94
Secangkir Kopi dan Roti
no_image
95
Spesial Pov Mirna
no_image
96
Sikap Dave Sulit Diteba...
no_image
97
Sang Penyelamat
no_image
98
Harus Pergi Ke Mana?
no_image
99
Kondominium
no_image
100
Ada Rasa
no_image
101
Jangan Membuatku Nyaman
no_image
102
Kejutan Untuk Gita
no_image
103
Kejutan Lain
no_image
104
Suka Bikin Kesel
no_image
105
Ciuman Pertama
no_image
106
Sidang Darurat
no_image
107
Menikah?
no_image
108
SAH!
no_image
109
Malam Pertama
no_image
110
Dia Seutuhnya Milikku
no_image
111
Cemburu
no_image
112
Digendong, Dong!
no_image
113
Posesif
no_image
114
Hanya Kamu
no_image
115
Semakin Sayang
no_image
116
Bulan Madu
no_image
117
Balas Dendam
no_image
118
Part 118
no_image
119
Menebus Dosa
no_image
120
Sayang Yang Tersembunyi
no_image
121
PANIK
no_image
122
Kita Baikan + Pengumuma...
no_image
123
Aku Selalu di Sini
no_image
124
Tanda-Tanda
no_image
125
Tamparan Keras
no_image
126
Panas
no_image
127
Menemui Ariana
no_image
128
Memberi Pelajaran
no_image
129
Ketahuan
no_image
130
Kejutan Untuk Malik
no_image
131
Kejutan
no_image
132
Kejutan (2)
no_image
133
Penyelidikan + Pengumum...
no_image
134
Bertemu Kembali
no_image
135
Hati Yang Dimenangkan
no_image
136
Rindu Yang Menyiksa
no_image
137
Menunggu
no_image
138
Lahiran
no_image
139
Istana Cinta
no_image
140
Penutup Kebahagiaan - E...
no_image