LELAKI ITU TERNYATA SANG CEO
🌺 Sebelum mulai membaca, mohon mampirin subscribenya dulu ya, teman-temanπŸ™
________________________________________________

PART 7

"Ada apa ini ribut-ribut?" Pria itu mengulang pertanyaannya, namun tak seorang pun berani menjawab.

Melihat bagaimana reaksi Mas Raka serta para stafnya, kutebak pria jangkung di depan kami ini bukanlah orang sembarangan. Bisa jadi ia menduduki jabatan penting di perusahaan ini.

Tatapan laki-laki itu tiba-tiba berhenti padaku. Tajam, tapi tidak mengintimidasi. Mungkin karena ia menyadari bahwa aku bukan pekerja di sini, jadi dia sekedar ingin mendapat penjelasan.

Aku berdehem sebentar sebelum mulai berbicara.

"Mohon maaf sebelumnya jika kedatangan saya membuat kegaduhan siang ini. Saya, istri dari Raka Prasetya, baru saja menangkap basah suami saya sendiri dengan anak magang di kantor ini," ujarku tegas sambil menunjuk pada Mirna yang berdiri di belakang Mas Raka.

Gadis bau kencur tapi kenyang pengalaman soal hubungan terlarang itu berdiri di belakang suamiku seolah hendak meminta perlindungan.

Mata pria di depanku itu sedikit melebar setelah mendengar kata-kataku. Ia menatap sekeliling sejenak, seperti hendak bertanya pada yang lain tentang kebenaran kata-kataku.

"Mereka berdua telah melakukan perbuatan tak senonoh dalam ruang kerja pada saat jam kerja. Apakah saya harus diam saja mendapati suami sendiri dalam keadaan seperti itu?" ujarku lagi.

"I-itu ... itu sama sekali tidak benar, Pak Brahma. Istri saya hanya salah paham dan langsung cemburu buta!" Mas Raka mencicit dengan wajah yang sebentar merah, sebentar pucat.

Aku tahu, ia sedang ketakutan setengah mati saat ini. Biar saja dirasakannya buah dari perbuatannya itu.

"Salah paham? Fitnah? Ini jalang kecil yang kamu beri nama Arman dalam kontak WhatsApp kamu, Mas!" tengkingku murka.

Laki-laki bernama Brahma itu tampak kebingungan menangani situasi pelik yang tengah berlangsung di hadapannya saat ini.

"Kalian semua, silakan ke ruangan saya." Lelaki itu tiba-tiba berkata setelah beberapa saat menyaksikan aku dan Mas Raka beradu mulut.

Tanpa menunggu jawaban apakah kami mau ikut atau tidak, Brahma segera berbalik dan berjalan menuju ruangan yang kulihat dimasukinya saat baru datang tadi.

"Awas saja kalau sampai karirku tamat gara-gara kamu, Nirmala!" desis Mas Raka saat berjalan melewatiku.

"Ayo, kamu juga ikut. Jangan harap kamu bisa lolos, ya. Masalah ini tidak akan berhenti sampai di sini. Sekolah dan orangtua kamu ... kupastikan mereka akan mengetahui sepak terjangmu di luaran!"

Aku berkata pada Mirna dengan nada mengancam. Kedua mata gadis itu membelalak ngeri mendengar ancamanku barusan.

"Jangan bawa-bawa ortu gue!"

Aku mendecih melihat reaksi gadis tengil ini. Segera kuseret ia menuju ruangan sang CEO untuk mendapat keadilan atas perbuatan Mas Raka dan Mirna terhadapku.

Memasuki ruangan, kudapati Mas Raka sudah duduk di atas sebuah kursi. Berhadapan dengan lelaki bernama Brahma.

Sedikit kaget, mengetahui fakta bahwa lelaki itu sekarang yang menjabat sebagai CEO, bukan lagi Pak Dahlan yang cukup aku kenal dulu.

"Silakan duduk, Ibu ..."

"Nirmala," sahutku pada ucapan Brahma.

"Ya, silakan duduk, Ibu Nirmala." Pak Brahma mengulangi kalimatnya sambil menyebutkan namaku.

Kuraih kursi di sebelah Mas Raka. Kulirik lelaki yang wajahnya sepenuhnya tegang sekarang.

"Jadi begini. Saya sebagai pimpinan perusahaan, sebenarnya kurang setuju jika persoalan pribadi sampai dibawa ke kantor. Selain kurang etis, hal tersebut juga dapat mengganggu kinerja karyawan yang lain.

Akan tetapi ... saya juga sangat-sangat marah, mengetahui adanya perbuatan amoral yang dilakukan oleh pegawai di dalam kantor ini, pada saat jam kerja, pula."

Pak Brahma berbicara, dan terakhir, ia menatap lurus-lurus pada Mas Raka yang tampak mengkerut di kursinya.

"Mengenai anak magang yang terlibat dalam skandal ini, saya pastikan pihak sekolah yang mengirim siswinya ini akan diberi tahu." Kali ini Pak Brahma beralih menatapku.

Tatapannya padaku seperti menunjukkan rasa iba. Mungkin ia merasa kasihan, dan berpikir aku adalah wanita malang yang menjadi korban ketidak setiaan seorang suami.

"Lalu apa sangsinya terhadap karyawan Bapak yang telah berbuat amoral di kantor pada saat jam kerja, Pak? Apa akan dibiarkan saja tanpa sanksi?" tanyaku sambil menatap tajam pada Pak Brahma, sang CEO.

"Apa maksud kamu, Nirmala? Kamu mau aku dipecat?" Mas Raka bersuara. Menatap marah ke arahku.

"Tentu saja aku ingin kamu dipecat, Mas. Selain sudah mengkhianati rumah tangga kita, kamu juga telah mencoreng nama perusahaan. Kamu pantas untuk mendapatkan itu semua!" jawabku dengan nada tegas.

"Keterlaluan, kamu, Mala. Aku ini suamimu. Lantas bagaimana aku menghidupi keluarga kalau sampai aku dipecat?" seru Mas Raka lagi.

"Well, sebentar lagi kamu akan segera menjadi mantan suamiku, Mas. Kamu pikir, aku masih mau melanjutkan pernikahan ini setelah apa yang kusaksikan di dalam ruang kerjamu tadi?

Juga chat-chat******antara kalian berdua, perjalanan dinas kamu selama seminggu tapi sekaligus kamu jadikan kesempatan untuk******jalang kecil itu?!"

Aku sedikit memutar tubuh, menunjuk pada Mirna yang sedari tadi hanya diam sambil berdiri di belakang kami.

"Hei kamu, jalang kecil. Kupastikan kamu akan dikeluarkan dari sekolahmu setelah ini. Juga akan kuberi tahu pada orangtuamu mengenai apa yang sudah kamu lakukan selama ini."

Aku berkata pada Mirna. Perempuan muda itu langsung terbelalak. Ngeri mungkin, membayangkan masa depan suram yang tengah menantinya di depan sana.

"Siapa suruh bermain api. Masih sekolah bukannya belajar yang benar, malah sibuk menggoda suami orang!" Aku mendengkus di ujung kalimat.

"Udah gue bilang jangan bawa-bawa orangtua gue, setan! Laki lo yang ngejar-ngejar gue. Makanya, ngaca! Kenapa sampai suami lo muak sama lo dan beralih ke gue!"

Tanpa kuduga, Mirna justru melontarkan kata-kata kasar nan menyakitkan padaku. Aku pun langsung berdiri dari dudukku. Kami saling berpandangan seperti dua ekor singa yang siap bertarung.

🍁🍁🍁

Bab
Sinopsis
1
PART 1 - PULANG DINAS
2
PART 2 - PURA-PURA DATA...
3
KUSADAP WA SUAMIKU
4
SOSOK BERNAMA ARMAN
5
PELAKOR ITU TERNYATA AN...
6
HEBOH SEKANTOR!
7
LELAKI ITU TERNYATA SAN...
8
JADI CLEANING SERVICE
no_image no_image
9
INGIN KUHANCURKAN WAJAH...
no_image no_image
10
MERTUA IKUT CAMPUR
no_image no_image
11
KULAWAN MEREKA
no_image
12
Melapor ke Sekolah Mirn...
no_image
13
Ke Sekolah Mirna
no_image
14
Kupermalukan Dia di Dep...
no_image
15
Kupermalukan di Depan T...
no_image
16
Niat Busuk
no_image
17
Hilang Akal
no_image
18
Kejutan Untuk Nirmala
no_image
19
Hukuman Untuk Pak Bonda...
no_image
20
Siapa Yang Dibawa ke Ru...
no_image
21
Amukan Nirmala
no_image
22
Jebakan
no_image
23
Sang Penyelamat
no_image
24
Baku Hantam
no_image
25
Membuat Kesepakatan
no_image
26
Balas Dendam
no_image
27
Pecundang
no_image
28
Menantu vs Mertua
no_image
29
Bukan Tempatmu Lagi
no_image
30
Bikin Panas
no_image
31
Ambil Saja Rongsokanmu
no_image
32
Panas Jiwa Raga
no_image
33
Panas Hati Raka
no_image
34
Kecurigaan Raka
no_image
35
Memang Suka Barang Beka...
no_image
36
Kebaya Pengantin
no_image
37
Brahma Cemburu
no_image
38
Sah Ketok Palu
no_image
39
Banyak Kejutan
no_image
40
POV BRAHMA
no_image
41
Lamaran
no_image
42
Semakin Panas
no_image
43
Ikrar Suci
no_image
44
Godaan
no_image
45
Serakah
no_image
46
Surat Pemecatan
no_image
47
Cemburu
no_image
48
Peperangan
no_image
49
STRESS
no_image
50
Dendam
no_image
51
Nirmala vs Brahma
no_image
52
Sama-Sama Gengsi
no_image
53
POV BRAHMA
no_image
54
Malam Yang Membahagiaka...
no_image
55
Versi Nirmala
no_image
56
Pelajaran Untuk Keluarg...
no_image
57
Yang Manis Untuk Kamu
no_image
58
Rencana Raka
no_image
59
Mirna di Atas Angin
no_image
60
Peraduan Malam
no_image
61
Kesal
no_image
62
Perjalanan Manis
no_image
63
Cinta Pandangan Pertama
no_image
64
Romance Tiada Akhir
no_image
65
Kedatangn Alia
no_image
66
Tabir Perselingkuhan
no_image
67
Mencari Mirna
no_image
68
Mengikuti Ardi
no_image
69
Keributan Besar
no_image
70
Panggil Mirna
no_image
71
Jebakan
no_image
72
Kejutan Yang Tak Menyen...
no_image
73
Ada Apa Dengan Brahma?
no_image
74
Sebuah Kisah Dari Masa...
no_image
75
Kedatangan Celine Ke Ru...
no_image
76
Jangan Berharap Banyak,...
no_image
77
Kekesalan Mirna
no_image
78
Bertemu di Mall
no_image
79
Rahasia Celine
no_image
80
Pelajaran Untuk Celine
no_image
81
Hasil Tes DNA
no_image
82
Rencana Nirmala + Pengu...
no_image
83
AKSI
no_image
84
Sebuah Bukti
no_image
85
Kehancuran
no_image
86
Sebuah Ultimatum
no_image
87
Kehancuran Mirna
no_image
88
Duka Untuk Si Jalang
no_image
89
Hati Yang Beku
no_image
90
Kebahagiaan Brahma
no_image
91
Pemimpin Yang Sempurna
no_image
92
CEO JUTEK + Pengumuman...
no_image
93
Arogan dan Otoriter
no_image
94
Secangkir Kopi dan Roti
no_image
95
Spesial Pov Mirna
no_image
96
Sikap Dave Sulit Diteba...
no_image
97
Sang Penyelamat
no_image
98
Harus Pergi Ke Mana?
no_image
99
Kondominium
no_image
100
Ada Rasa
no_image
101
Jangan Membuatku Nyaman
no_image
102
Kejutan Untuk Gita
no_image
103
Kejutan Lain
no_image
104
Suka Bikin Kesel
no_image
105
Ciuman Pertama
no_image
106
Sidang Darurat
no_image
107
Menikah?
no_image
108
SAH!
no_image
109
Malam Pertama
no_image
110
Dia Seutuhnya Milikku
no_image
111
Cemburu
no_image
112
Digendong, Dong!
no_image
113
Posesif
no_image
114
Hanya Kamu
no_image
115
Semakin Sayang
no_image
116
Bulan Madu
no_image
117
Balas Dendam
no_image
118
Part 118
no_image
119
Menebus Dosa
no_image
120
Sayang Yang Tersembunyi
no_image
121
PANIK
no_image
122
Kita Baikan + Pengumuma...
no_image
123
Aku Selalu di Sini
no_image
124
Tanda-Tanda
no_image
125
Tamparan Keras
no_image
126
Panas
no_image
127
Menemui Ariana
no_image
128
Memberi Pelajaran
no_image
129
Ketahuan
no_image
130
Kejutan Untuk Malik
no_image
131
Kejutan
no_image
132
Kejutan (2)
no_image
133
Penyelidikan + Pengumum...
no_image
134
Bertemu Kembali
no_image
135
Hati Yang Dimenangkan
no_image
136
Rindu Yang Menyiksa
no_image
137
Menunggu
no_image
138
Lahiran
no_image
139
Istana Cinta
no_image
140
Penutup Kebahagiaan - E...
no_image