KUSADAP WA SUAMIKU

PART 3

Kurogohkan tangan ke dalam saku celana Mas Raka dengan jantung berdebar kencang. Terasa olehku sebuah benda berbentuk pipih yang pastinya adalah ponsel Mas Raka.

Kutarik cepat benda tersebut, kemudian menjatuhkan celana jeans Mas Raka begitu saja ke atas lantai. Kubawa benda itu duduk di tepian tempat tidur.

Aku pun mulai mencoba membuka layar ponsel dengan menggunakan password yang kuingat, yaitu tanggal lahir Kayla. Dan untung saja Mas Raka masih belum merubah passwordnya.

Setelah layar terbuka, dengan gerakan cepat tanganku bergerak menelusuri setiap aplikasi yang ada di dalam ponsel suamiku.

Mulai dari galeri WhatsApp, Telegram, hingga beberapa aplikasi chat online yang terpasang di dalamnya.

Hampir tidak ada yang mencurigakan. Semua tampak normal-normal saja. Apakah aku yang terlalu berprasangka sehingga mencurigai Mas Raka yang tidak-tidak?

Tapi aku juga tidak mau bertindak gegabah dengan langsung percaya begitu saja hanya karena tidak menemukan hal-hal aneh dalam ponsel suamiku.

Bisa saja dia sengaja menghapus history chat ataupun merubah nama kontak seseorang yang spesial dengan nama lelaki supaya aku tidak mencurigai.

Beruntungnya, aku sedikit melek teknologi. s


Segera kuambil ponselku sendiri, kemudian aku membuka barcode WhatsApp Mas Raka untuk menyadap aplikasi tersebut ke ponselku dengan cara yang sudah lama kuketahui dari seorang teman.

Setelahnya, aku pun meletakkan ponsel Mas Raka di atas nakas. Setidaknya aku bisa sedikit tenang, karena setelah ini aku bisa memantau apa saja aktivitas suamiku melalui sadapan WhatsApp tadi.

Setelah kurang lebih dua puluh menit Mas Rakadi ke kamar mandi, akhirnya ia kembali ke kamar kami. Rambutnya tampak basah dengan beberapa titik air yang masih menempel di tubuhnya.

Mata suamiku Itu tampak mencari-cari sesuatu di sekitar kamar.

"Baju kotor Mas udah kamu kasih ke Mbak Ya, La?" tanyanya padaku.

"Hmm ... ya, Mas. Sudah tadi," jawabku sambil menyisir rambut di depan cermin meja rias.

"Hape Mas mana?" tanyanya.

Oh, rupanya benda itu yang dicari-carinya.

"Ada tuh, di nakas," jawabku sembari menunjuk nakas tempat tidur. Mas Raka langsung bergerak ke sana. Meraih benda tersebut.

Kulirik melalui ekor mataku, betapa Mas Raka tampak menghela napas lega setelah ia mengutak-atik ponselnya, kemudian meletakkan benda tersebut kembali di atas nakas.

"Koper Mas, biar nanti Mas aja yang bongkar, La," ucapnya tiba-tiba.

"He-em, aku juga capek banget. Tadinya mau langsung suruh Mbak Yah yang bongkar," jawabku sembari beranjak berdiri dari depan meja rias.

"Mas nggak bawain aku oleh-oleh?" pancingku kemudian.

"Eh, oleh-oleh? Hmm ... anu, maaf Sayang. Mas kemarin bener-bener padat jadwalnya di sana. Mana sempat keliling-keliling cari oleh-oleh?

Nanti aja ya, kita ke mall. Kamu boleh belanja sepuasnya di sana. Kebetulan Mas baru dapat bonus dari perusahaan." Ia beralasan.

Aku menatapnya lekat. Wajah Mas Raka terlihat menegang sambil menatapku. Sejurus kemudian, aku tiba-tiba tersenyum. Mas Raka tampak bingung.

"Nggak apa-apa kok, Mas. Ya sudah, aku mau kasih makan Kayla dulu, ya?" pamitku sebelum berjalan keluar. Tak lupa, kubawa serta ponselku.

Di luar, aku berusaha bersikap biasa di depan putriku. Kukatakan pada Mbak Yah, bahwa biar aku saja yang menyuapi Kayla.

Ragaku di sini, tetapi pikiranku kemana-mana. Berpusat pada Mas Raka serta dugaan-dugaan tentang apa yang sudah ia lakukan di luar sana. Di belakangku.

"Tring!"

Bunyi ponsel terdengar mengagetkanku. Nyaris saja aku menjatuhkan sendok yang sedang kugenggam untuk menyuapi Kayla.

"Sebentar ya, Nak," ujarku pada Kayla, kemudian memanggil Mbak Ya untuk memintanya melanjutkan pekerjaanku menyuapi Kayla.

Aku berjalan menuju halaman samping rumah. Kemudian membuka ponsel dengan tangan gemetar. Sebuah pesan masuk dalam aplikasi hijau.

Bukan milikku. Tapi milik Mas Raka yang telah tersalin dalam ponselku.

[Nakal, ih. Masa mau terus.]

Mataku nanar saat menatap layar. Membaca barisan kata dari nomor kontak bernama Arman.

Arman? Nama lelaki?

Masa lelaki mengirim pesan dengan nada seperti ini.

[Jangan telepon dulu sebelum Abang kasih kode.] Itu balasan Mas Raka.

Jantungku makin berdebar kencang.

[Takut ketahuan istri Abang, ya? Udah sih, akuin aja. Biar dia mundur dan aku jadi istri sah Abang. Hi hi hi.] Ketik kontak bernama Arman.

[Jangan ngaco, kamu. Hubungan kita tidak se-serius itu.] balas Mas Arman.

[Lalu se-serius apa dong, namanya? Dari sejak aku magang di kantor Abang, kan Abang yang duluan deketin. Pokoknya kalau aku sampai hamil, Abang harus tanggung jawab.]

Deg!

Serasa putus jantung ini kala membaca kalimat kontak bernama Arman yang kuyakini sebenarnya seorang wanita ini.

[Dah dulu, ya. Abang mau sama anak dulu. Kita lanjut besok di kantor.]

[Asik. Minta uang jajan, ya?] ketik balasan Arman.

[Kan kemarin udah.]

[Tapi kan kemarin Abang juga udah puas 'pakai' aku selama nemenin Abang dinas di Bali.]

Tak hanya jantung yang serasa mau putus. Tapi darah dalam tubuh ini pun rasanya seperti menggelegak panas. Aku nyaris meledak membaca pesan-pesan menjijikkan yang terbaca pada ponselku.

Jadi seminggu ini, Mas Raka tak sendirian pergi ke Bali, melainkan bersama seorang gundik yang menemaninya.

Aku menyandarkan punggung pada tembok rumah. Kedua kakiku terasa lemas hingga rasanya tak sanggup menopang tubuhku sendiri.

Ya Allah ... Mas Raka, tak kusangka kamu bisa berbuat segila ini di belakangku. Tunggu saja, Mas. Akan kubuat kamu membayar semuanya!

🍁🍁🍁

Bab
Sinopsis
1
PART 1 - PULANG DINAS
2
PART 2 - PURA-PURA DATA...
3
KUSADAP WA SUAMIKU
4
SOSOK BERNAMA ARMAN
5
PELAKOR ITU TERNYATA AN...
6
HEBOH SEKANTOR!
7
LELAKI ITU TERNYATA SAN...
8
JADI CLEANING SERVICE
no_image no_image
9
INGIN KUHANCURKAN WAJAH...
no_image no_image
10
MERTUA IKUT CAMPUR
no_image no_image
11
KULAWAN MEREKA
no_image
12
Melapor ke Sekolah Mirn...
no_image
13
Ke Sekolah Mirna
no_image
14
Kupermalukan Dia di Dep...
no_image
15
Kupermalukan di Depan T...
no_image
16
Niat Busuk
no_image
17
Hilang Akal
no_image
18
Kejutan Untuk Nirmala
no_image
19
Hukuman Untuk Pak Bonda...
no_image
20
Siapa Yang Dibawa ke Ru...
no_image
21
Amukan Nirmala
no_image
22
Jebakan
no_image
23
Sang Penyelamat
no_image
24
Baku Hantam
no_image
25
Membuat Kesepakatan
no_image
26
Balas Dendam
no_image
27
Pecundang
no_image
28
Menantu vs Mertua
no_image
29
Bukan Tempatmu Lagi
no_image
30
Bikin Panas
no_image
31
Ambil Saja Rongsokanmu
no_image
32
Panas Jiwa Raga
no_image
33
Panas Hati Raka
no_image
34
Kecurigaan Raka
no_image
35
Memang Suka Barang Beka...
no_image
36
Kebaya Pengantin
no_image
37
Brahma Cemburu
no_image
38
Sah Ketok Palu
no_image
39
Banyak Kejutan
no_image
40
POV BRAHMA
no_image
41
Lamaran
no_image
42
Semakin Panas
no_image
43
Ikrar Suci
no_image
44
Godaan
no_image
45
Serakah
no_image
46
Surat Pemecatan
no_image
47
Cemburu
no_image
48
Peperangan
no_image
49
STRESS
no_image
50
Dendam
no_image
51
Nirmala vs Brahma
no_image
52
Sama-Sama Gengsi
no_image
53
POV BRAHMA
no_image
54
Malam Yang Membahagiaka...
no_image
55
Versi Nirmala
no_image
56
Pelajaran Untuk Keluarg...
no_image
57
Yang Manis Untuk Kamu
no_image
58
Rencana Raka
no_image
59
Mirna di Atas Angin
no_image
60
Peraduan Malam
no_image
61
Kesal
no_image
62
Perjalanan Manis
no_image
63
Cinta Pandangan Pertama
no_image
64
Romance Tiada Akhir
no_image
65
Kedatangn Alia
no_image
66
Tabir Perselingkuhan
no_image
67
Mencari Mirna
no_image
68
Mengikuti Ardi
no_image
69
Keributan Besar
no_image
70
Panggil Mirna
no_image
71
Jebakan
no_image
72
Kejutan Yang Tak Menyen...
no_image
73
Ada Apa Dengan Brahma?
no_image
74
Sebuah Kisah Dari Masa...
no_image
75
Kedatangan Celine Ke Ru...
no_image
76
Jangan Berharap Banyak,...
no_image
77
Kekesalan Mirna
no_image
78
Bertemu di Mall
no_image
79
Rahasia Celine
no_image
80
Pelajaran Untuk Celine
no_image
81
Hasil Tes DNA
no_image
82
Rencana Nirmala + Pengu...
no_image
83
AKSI
no_image
84
Sebuah Bukti
no_image
85
Kehancuran
no_image
86
Sebuah Ultimatum
no_image
87
Kehancuran Mirna
no_image
88
Duka Untuk Si Jalang
no_image
89
Hati Yang Beku
no_image
90
Kebahagiaan Brahma
no_image
91
Pemimpin Yang Sempurna
no_image
92
CEO JUTEK + Pengumuman...
no_image
93
Arogan dan Otoriter
no_image
94
Secangkir Kopi dan Roti
no_image
95
Spesial Pov Mirna
no_image
96
Sikap Dave Sulit Diteba...
no_image
97
Sang Penyelamat
no_image
98
Harus Pergi Ke Mana?
no_image
99
Kondominium
no_image
100
Ada Rasa
no_image
101
Jangan Membuatku Nyaman
no_image
102
Kejutan Untuk Gita
no_image
103
Kejutan Lain
no_image
104
Suka Bikin Kesel
no_image
105
Ciuman Pertama
no_image
106
Sidang Darurat
no_image
107
Menikah?
no_image
108
SAH!
no_image
109
Malam Pertama
no_image
110
Dia Seutuhnya Milikku
no_image
111
Cemburu
no_image
112
Digendong, Dong!
no_image
113
Posesif
no_image
114
Hanya Kamu
no_image
115
Semakin Sayang
no_image
116
Bulan Madu
no_image
117
Balas Dendam
no_image
118
Part 118
no_image
119
Menebus Dosa
no_image
120
Sayang Yang Tersembunyi
no_image
121
PANIK
no_image
122
Kita Baikan + Pengumuma...
no_image
123
Aku Selalu di Sini
no_image
124
Tanda-Tanda
no_image
125
Tamparan Keras
no_image
126
Panas
no_image
127
Menemui Ariana
no_image
128
Memberi Pelajaran
no_image
129
Ketahuan
no_image
130
Kejutan Untuk Malik
no_image
131
Kejutan
no_image
132
Kejutan (2)
no_image
133
Penyelidikan + Pengumum...
no_image
134
Bertemu Kembali
no_image
135
Hati Yang Dimenangkan
no_image
136
Rindu Yang Menyiksa
no_image
137
Menunggu
no_image
138
Lahiran
no_image
139
Istana Cinta
no_image
140
Penutup Kebahagiaan - E...
no_image