Latar belakang tokoh, masa lalunya, trauma yang pernah dialami, pendidikan yang pernah ia tempuh, juga perlu diceritakan. Sehingga, jika sang tokoh menjadi pembunuh berdarah dingin, pembaca bisa memakluminya. Semisal, karena sang tokoh pernah mengalami trauma masa lalu. Menyaksikan dengan mata kepala sendiri keluarganya dibantai kawanan perampok, semasa kecil. Sekali lagi, kejadian demi kejadian dalam novel harus sesuai dengan hukum sebab-akibat!
Semisal contoh juga, ada tokoh perempuan yang berhasil membunuh perampok yang hendak memperkosnya. Kenyataan itu harus dilengkapi dengan sebuah sebab. Seumpamanya, si tokoh perempuan pernah belajar beladiri. Atau, ia berhasil meraih cutter dari laci meja belajar. Haram ada kejadian bersifat kebetulan atau ganjil dalam sebuah novel (yang bagus).
Rasionalitas atau kemasukakalan perlu juga untuk diperhatikan. Jika seorang tokoh mengalami patah tulang karena tertabrak mobil, perhitungkan berapa waktu penyembuhan yang harus dijalaninya. Atau seorang tokoh yang begitu benci terhadap tokoh lain, jangan serta merta ia jadi begitu cinta terhadap tokoh lain tersebut, dalam waktu begitu singkat atau tanpa sebab jelas.
Login untuk melihat komentar!