Bingkisan
#Duda_sebelah_rumah_
Bab 4
Buat yang katanya bosan cerita Valakor dan gelud mertua dan menantu, bisa baca ceritaku ini ya, anti valak.
Bingkisan

Si duda yang ternyata bernama keren, Romeo itu hanya tersenyum tipis. Aku benar-benar mati kutu, nggak nyangka ternyata dia yang akan jadi partner di perusahaan tempatku bekerja.

“Silahkan bu Dinda dimulai” pak Teguh memberikan waktu padaku untuk presentasi. 

Meski sedikit grogi karena segala yang sudah kupersiapkan di otakku tiba-tiba ambyar, akhirnya aku bisa juga menyelesaikan. 

Dari tadi Romeo hanya memperhatikan saja. Sesekali dia bicara dengan pak Teguh. Dia kalau lagi begitu, kelihatan cerdas tapi kok kalo dirumah seperti orang O’on dan menjengkelkan. 

“Baik,bu Dinda, terimakasih atas waktunya, Kami akan segera memberi kabar ke perusahaan bu Dinda” kata pak teguh menutup sesi pertemuan ini. Aku mengangguk dan tersenyum. 

Aku menjabat tangan pak Teguh dan Romeo. Ah, kok dia nggak nyengirr sih? Aku kangen ma nyengirr-nya. Eh.

“Saya permisi dulu” pamitku.

Kulirik si duda, dia lagi ngelihatin aku, uwuu hehe.

_____*****______

Seminggu kemudian Boss ku memanggilku ke ruangannya. Ternyata dia memberi kabar kalau perusahaan Romeo bersedia berinvestasi disini. Saking gembiranya si Boss, aku sampai diberi bonus hihi.

Pulang kerja aku mampir ke toko roti terkenal yang biasa kulewati. Aku mau membeli bingkisan buat Romeo sebagai tanda terimakasih. 

Setelah membeli beberapa roti enak, aku membawa dos roti itu ke mobil. Rencananya nanti malam aku mau main kerumahnya. 

Melewati rumah mas duda aku menoleh, mobilnya udah ada, berarti dia udah pulang. 

Sampai rumah aku langsung mandi lalu memakai baju bagus, berdandan tipis-tipis dan kerumah si Duda.

____*****_____

Ting Tong
Aku memencet bel rumah tetanggaku itu. Setelah menunggu agak lama bersama nyamuk taman akhirnya aku dibukain pintu juga. 

“Dinda?”

“I_iya Pak.” Jawabku malu-malu.

“Masuk.”

Aku mengikutinya masuk rumah.

“Aku lagi makan, duduk sana aja ya.”

Romeo mengajakku masuk ke ruang makan. Romeo lalu meneruskan makannya. Aku melihat mangkuknya, isinya mie instant sama telor. 

Ya Allah kasian amat, sudah seharian kerja sampai rumah makannya mie instant. Duda ngenes.

“Makan apa?” tanyaku basa-basi.

“Mie, kamu mau?”

Aku menggeleng.

“Apa nggak ada makanan lain?” 

“Ada di kulkas” Romeo menunjuk kulkas dengan dagunya. Aku gegas ke kulkasnya dan kubuka. 

Ada dua potong pizza, ada macaroni panggang yang udah kebuka, ada cornet, telor, makanan kaleng dan beberapa jenis buah.

“Aku panaskan macaroni panggang ya?” tanyaku setengah berteriak.

“Nggak usah, aku makan ini aja”

Aku menutup pintu kulkas dan kembali duduk di meja makan.

“Duduk sini aja, temenin aku makan” 

Aku mengangguk. Aku mengamati wajah duda ini dari dekat waktu dia makan. Kulitnya putih, hidungnya mancung, matanya lancip kek mata kucing gitu. 

“Istrimu dimana?” tanyaku pura-pura bego.

“Aku nggak punya istri.” Romeo menatapku tajam. Sekilas aku melihat ada luka di sorot matanya ketika aku menanyakan tentang istrinya. Tapi sudahlah itu bukan urusanku.

Drtttt drrrt
Ponselku bergetar. Aku segera melihatnya. Telepon dari mamaku di Solo. Aku segera mengangkatnya.

“Assalamualaikum, mah”

Mas duda melihatku.
“Dari mamaku.” Aku memberitahunya pelan. Romeo mengangguk.

“Dinda apa kabar nduk?” Tanya mamaku dari dalam telepon.

“Baik, mah” jawabku sambil ketawa.

“Bulan depan, insha’Allah mama mau ke Jakarta sekalian nengok kamu Din.”

“Iya ma, datang saja.” Jawabku gembira, mama mau datang.

“Sekalian mama mau kenalan sama pacarmu ya?”

Deg! Pacar yang mana?

“Pacar?” tanyaku.

Mataku melirik mas duda yang nyengirr keknya lagi ngetawain aku. Aku mendelik.

“Katanya kamu sudah punya pacar serius Din?” tanya mama lagi.

“Eh, iya mah” pasti maksud mama si Bimo, pacarku yang terakhir, padahal kan udah putus. Hhhh

“Ya sudah nduk, mama tutup dulu ya, assalamualaikum.”

“Waalaikumsalaam.”

Aku menutup telepon. 

Wakakaka

Aku melihat Romeo ketawa ngakak guling-guling

“Apaan?” tanyaku sewot.

“Jomblo bilang aja hahaha”

Ah sialan!

Bersambung





Komentar

Login untuk melihat komentar!