***
Lelah meluapkan emosi dengan mengoceh dan membanting barang, kuteguk air dengan garang,lalu segera berpindah ruang, mengambil bayi dan kususui ia hingga kenyang.
Kuletakkan bayi di kasurnya lagi. Lalu aku beringsut lagi ke dapur di mana suamiku masih meringkuk di sudut buffet, perlahan kulangkahkan kaki diatas permuakaan papan agar tak terdengar 'kriet' kriet' dan membangunkan bayiku. Rumah kami rumah panggung dengan papan yag mulai keropos, terkadang anak-anakku terjatuh ketika salah satu kayunya jebol atau patah.
Menyadari hal ini, hatiku kembali sedih dan makin tertusuk, ditambah kini suamiku melakukan sesuatu yang membuatku amat murka luar biasa. Aku tak habis pikir ditengah keadaan sulit ini, sempat-sempat dia bermain api dengan rencana kabur dan menikah lagi.
Ia sedang menyulut rokok masih dengan posisi mpoton
Login untuk melihat komentar!