Adalah Aminah, seorang wanita yang sudah cukup tua dan kini terbaring tak berdaya di atas kasur rumah berlantai tanah tersebut. Beliau adalah nenek Nur Medina yang merupakan cucu yang ditinggalkan oleh anak menantunya yang bekerja di luar negeri. Mereka tidak pernah pulang hingga Medina telah beranjak gadis dan dirinya sakit-sakitan.
Memiliki orang tua yang tega, Medina harus putus sekolah ketika duduk di bangku kelas 2 SMP karena nenek yang sakit parah dan tidak ada orang yang merawatnya. Sebatang kara Medina mengurus diri mulai dari bekerja di rumah tetangga demi membiyai hidupnya dan sang nenek.
"Nur." begitu sapaan tetangga pada Medina.
Medina yang baru selesai menyapu halaman kecilnya, mendekat ke arah bu Kasih.
"Uang kemarin, Ibu anterin kamunya malah enggak ada."
Medina mengulas senyumnya tanda terimakasih. Membersihkan rumah, mencuci pakaian dan menyetrika itu yang dilakukan Medina di rumah tetangga juga rumah kepala desa. Medina hanya bisa bekerja tiga jam dalam sehari karena ia juga harus merawat neneknya.
"Sudah dapat undangan dari bu Wira?"
Medina menggeleng.
"Mas Rafi loh mau pesta, mungkin belum sampai ke sini ya."
Mendengar nama itu disebut, hati Mediba bagaikan tercabik.
"Ya sudah. Ibu pulang dulu ya."
Mengangguk, Medina melihat bu Kasih yang sudah berjalan jauh darinya.
Jika bu Wira mengundangnya, apakah Medina harus datang?
Login untuk melihat komentar!