Har baru menyadari kalau dirinya barusan tertidur, dan mobilnya menubruk mobil lain yang sedang berhenti. Bemper depan mobilnya menabrak bagian belakang mobil yang ditabraknya. Tidak parah, tapi membuat Har segera keluar dari mobil. Rasa kantuknya pun mendadak lenyap. Tiba-tiba ia mengkhawatirkan keadaan yang sedang dialaminya. Beruntung ia mengendarai mobil cukup pelan, sehingga tubrukan itu tidak menghasilkan sesuatu yang parah.
Har menghampiri mobil yang ditabraknya. Kaca depan mobil sedan itu terbuka. Dan Har terkejut ketika melihat seorang wanita dengan kepala bersandar di atas setir. Wajah wanita itu tertutup oleh rambut yang panjang.
"Mbak?" Ragu-ragu Har memegang bahu wanita itu. Terbersit pikiran-pikiran di luar akal sehatnya. Jangan-jangan wanita ini bukan manusia. Jenis kuntilanak!
Masih dengan ragu-ragu, Har mengangkat bahu wanita itu, dan menyandarkannya ke sandaran kursi mobil. Ketika melakukannya, ia mendengar suara******napas si wanita. Har merasa lega. Paling tidak wanita itu dalam keadaan masih hidup.
Manakala melihat wajah si wanita, Har terkesiap. Bukan karena ada darah atau sesuatu yang aneh di muka wanita itu. Tapi ada sesuatu yang tiba-tiba menggoncangkan hatinya. Menguak memori masa silamnya yang begitu indah dan bahagia.
"Intan?" desis Har masih memandang wajah wanita itu dengan pandangan seolah tak percaya.
"Bukan." Mendadak mulut wanita itu bergerak. Terdengar suaranya yang lemah. "Namaku Dona."
Bertambah terkejut Har mendengar sosok di hadapannya itu mengeluarkan suara. Namun rasa terkejutnya hanya sesaat. Tidak berapa lama kemudian, ia menyadari situasi yang sedang dihadapinya.
"Siapa kamu?" tanya si wanita dengan kedua mata masih terpejam. Sekarang ia menjatuhkan kepalanya ke samping. Hingga Har dapat melihat jelas wajah yang telah membuatnya terkesiap. Hati pria itu pun semakin tergoncang.
"S....sa...ya Har." jawab Har dengan suara terbata. "Apakah Mbak....."
Ucapan Har tidak berlanjut ketika dilihatnya kedua mata si wanita terbuka secara perlahan-lahan. Si wanita tidak membukanya lebar-lebar. Seolah ia hanya ingin melihat orang yang diajaknya bicara.
Sekonyong-konyong si wanita mengangkat kepala dan melongokkan ke luar jendela mobil. Mukanya mengarah ke bawah, dan Har mendengar seperti orang muntah. Dengan cepat pria itu mundur ke belakang, karena ia melihat ada cairan meluncur ke bawah dekat kakinya. Namun gerakan itu tidak membuatnya terhindar dari cairan yang cukup menjijikkan itu. Sepatu serta celana bagian bawahnya kena cipratan.
Har tidak mempedulikannya. Entah kenapa ia begitu perhatian pada si wanita. Apakah ia cuma sekedar mengkhawatirkan kesehatan wanita itu saja?
"Maaf, Mbak." ucap Har. "Saya tadi yang menabrak mobil Mbak dari belakang. Kalau misalnya ada sesuatu dengan Mbak akibat....."
Si wanita mengangkat tangan kanannya. Hal ini membuat Har tidak melanjutkan ucapan.
"Panggil saja namaku, Dona. Bukan Mbak." Wanita itu mengangkat kepala sambil mengusap mulutnya dengan sapu tangan di tangan kiri.
"Kenapa juga kamu menabrak mobilku?" tanyanya kemudian. Nampak kedua mata wanita itu sayu. Seolah ada yang memberati kelopaknya.
"Saya tidak sengaja." jawab Har. "Apa Mbak terluka?"
Wanita itu tidak menjawab. Mengangguk atau menggeleng pun tidak. Malah Har melihat kedua mata wanita itu hampir menutup. Dan mendadak kepala wanita itu terkulai di jendela mobil.
"Mbak! Mbak!" Har panik. Belum pernah selama hidupnya ia mengalami hal semacam ini. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Dalam sejarah hidupnya, kepanikan hanya ia peroleh ketika almarhumah istrinya hendak melahirkan. Bahkan ketika kedua orangtuanya meninggal, Har tidak sepanik ini.
Har melihat sekelilingnya. Tidak ada siapa-siapa. Kendaraan pun tidak ada yang lewat. Kenapa bisa jadi sepi begini? batinnya mengumpat.
Har mengangkat tubuh si wanita dan menyandarkan kembali di kursi mobil. Tubuh wanita itu sangat lemah. Dan yang mengejutkan Har, napas wanita itu mengeluarkan bau alkohol. Berarti dia sedang mabuk!
Kedua mata Har menangkap sebuah tas tergeletak di samping kursi kemudi. Ia mengambil tas itu dan membongkar isinya. Ia mencari-cari kartu identitas si wanita. Dari kartu itu nantinya ia dapat mengetahui rumah si wanita dan mengantarnya pulang.
Yang dicarinya pun ketemu. Beruntung, alamat rumah wanita itu tidak jauh dari kompleks rumah Har. Segera Har menghampiri mobilnya sendiri dan mengunci semua pintunya. Kemudian ia mengangkat tubuh wanita itu dan mendudukkannya di kursi belakang mobil. Sekarang ia duduk di belakang kemudi. Kunci kontak sudah tergantung di tempatnya, dan ia memutarnya. Tapi astaga! Mesin tidak mau menyala!
Har baru menyadari kalau wanita itu menghentikan mobil tidak lain karena mogok. Cepat-cepat ia keluar dari mobil. Diangkatnya tubuh wanita itu untuk dibawanya masuk ke dalam mobilnya.
Sesaat kemudian Har sudah mengendarai mobilnya menelusuri jalan raya. Kali ini kedua matanya tidak lagi terasa berat oleh kantuk. Berkali-kali ia melirik wanita di sebelahnya yang masih terkulai lemas.
Siapa dia?
[ Bersambung ]
Login untuk melihat komentar!