IDE MENULIS, HIDUP MU ADALAH IDE MU
"Oke, mas... Done, gue nyerah. Buntu. Otak gue belum nyampe untuk menggagas apa yang bakal ditulis." 

***

Di KMO, ternyata ketika dikasih tugas menggagas ide banyak yang pada kelimpungan (Secara memang waktu itu belum dikasih teori bagaimana mencari ide segambreng). 1?

Oke, saya ingin sedikit membocorkan rahasia bagaimana sebenarnya ide itu bisa didapat.

Guys, kalau cermat, hidup kita seperti ide berjalan. Kehidupan kita adalah ilmu bagi sebagian orang lain. Bahkan bisa jadi keseharian kita yang biasa, bisa menjadi luar biasa dihadapan orang lain. Oleh karena itu, jangan pernah menyepelekan hidup kita. 

Deep thinking. Inilah rahasianya. Kalau kita merasa kehidupan kita biasa saja, mungkin karena kita belum terlalu mendalam memikirkan apa yang terjadi dalam diri kita sebenarnya. 

Coba deh sesekali berkontemplasi tentang kehidupan kita di masa lalu dan masa kini. 

- Mungkin ketika kita SD. 
- Mungkin perlakuan otang tua kita terhadap diri kita.
- Mungkin ketika kita tersesat di sebuah lembah.

Bisa juga ketika kita dihadapkan dengan sebuah pilihan yang jika memilih salah satunya harus dikorbankan.. 

Buanyakk ide jika kita berpikir lebih mendalam lagi bukan??

So, sebagai manusia, sebenarnya Allah udah ngasih sebaik-baik modal bagi kita untuk berfikir dan membuat sesuatu yang bermanfaat.

Kembali ke ide. Penulis kawakan seperti bunda Pipiet Senja, sesederhana apapun ide itu, ia akan dipoles cantik menjadi sebuah tulisan yang menarik.

Kenapa busa gitu? Jawabannya adalah JAM TERBANG.

Karena profesi menulis itu bukan sekadar, melainkan ia harus tertanam dalam diri dan menjadi bagian dari hidup si penulis itu sendiri. Kalau tidak begitu, bersiap-siaplah untuk selalu menjadi penulis pemula. 

Disebut penulis pemula bukan diukur dari seberapa lamanya ia bergelut menulis, tapi seberapa besar karyanya mampu memengaruhi pembacanya.  (Teori Ala koboi alias opini sendiri kalo yang ini?). 

Karena logikanya, jika sebuah tulisan mampu memengaruhi pembacanya, maka ia bukan lagi pemula. Ia sudah membuktikan bahwa tulisannya layak untuk dibaca. 

Tapi bagaimana lalo masih banyak yang belum merasa mendapatkan manfaat dari tulisan kita? Maka hidup kita sesungguhnya adalah rangkaian proses yang akan terus bertemu dengan proses selanjutnya. 

Yup, berproses sampai akhir hayat, dan proses ini pula lah yang sejatinya menjadi bahan tulisan yang tak ternilai harganya.

Sekian,
TendiMurti