Pasrah Pada Pilihan
     Ini momen penyesalan atau titik balik awal aku menuju negara Naruto dan Songoku ke Jepang. Entah apa yang terbaik dari pilihan ini. Apakah kalian paham maksud aku guys ? Please pahami aku deh !

     Bingung ya, sama dong... hahaha...

     Ok, kita kembali lagi ke chapter baru ini guys. Terima kasih masih mau stay dengan tulisan aku. Mudah-mudahan bisa membuka secercah harap dan semangat untuk menggapai mimpi-mimpi kita. Aamiin 

     Setelah lulus sekolah SMA, aku masih bingung mau ngapain, aku nggak bisa menentukan arah masa depanku mau kemana. Tidak ada keahlian yang bisa aku kembangkang untuk menghasilkan uang. Mau usaha tidak punya dana, aku adalah anak yang paling mengerti kondisi kedua orang tua. Jadi aku tau diri lah nggak bilang mau kuliah, so let it flow saja ya guys.

     Tiba disuatu malam,

     Getir mamahku terucap, "kamu ikut kerja saja sama teteh Vina, dia kerja di perusahaan otomotif mobil di purwakarta". Aku hanya bisa anggukan kepala saja, tidak banyak komentar.

     Teteh Vina adalah keponakan mamahku, anak kakak kandung mamah. Sekali lagi mendengar itu aku nothing to lose saja. Aku tau kondisi kalian, biaya kuliah itu mahal. Apalagi kalau tidak masuk PTN (perguruan tinggi negeri) akan terasa berat. 

     Tiba saatnya pagi hari,

     Setelah komunikasi panjang kesana kemari dengan keluarga besar, akhirnya mamahku bilang. " kamu kuliah saja ya, saudara mamah mendukung kamu kuliah meraka akan bantu". Wajah mulai memerah sendu dan memeluk kasih sayang mamah padaku. Aku kecup keningnya, mamah yakin kamu akan berhasil. Mamah akan berusaha sekuat tenaga buat kamu.

     Terharu nggak guys ? Tapi ada yang kontras dengan pernyataan mamahku. Kenapa mamahku yang bilang akan banting tulang untuk kuliahin aku. Where is my daddy? Harusnya dia yang meyakinkan anaknya untuk berjuang. He is gone, kemana dia guys ? Ada yang tahu kah. 

     Dulu aku sangat prihatin dengan papahku, semua berawal dari papahku berhenti kerja. Kenapa berhenti, karena perusahaanya bangkut guys. Padalah aku dan adik adiku masih kecil waktu itu.

     Ekonomi keluarga mulai anjlok bak kereta lepas dari jalurnya. Keributan rumah tangga kerap terjadi dan menjadikan aku takut dan trauma dengan pertikaian. Tapi alhamdulillah Allah masih jaga keluargaku dari kehancuran.

     Drama dikeluarga sudah cukup lama berlalu, akhirnya papahku memutuskan untuk menjadi petani saja. Dengan berharap mendapatkan penghasilan setiap kali panen jagung dan padi.

     Syukur alhamdulillah, apapun profesi ayah kita selama dia masih mau bertanggung jawab atas nafkah istri dan anak anaknya harus kita dukung dan do'akan ya guys. Sampai kapanpun my father still to be my hero.

     Mau sampai kapan kita menyalahkan keadaan, terus menerus menyalahkan orang lain, apalagi menyalahkan diri sendiri sungguh tidak berguna guys. Yang terpenting menurut aku bagaimana kita bisa berjalan terus dengan fokus untuk mimpi-mimpi kita, yakin dan sabar Insya Allah semua akan terlalui dengan ajaib.

     Kembali lagi ke pokok chapter ya guys, 

    Akhirnya aku ikut test SPMBN (seleksi penerimaan mahasiswa baru nusantara) demi masuk ke PTN. Aku pilih materi IPS (ilmu pengetahuan sosial) padahal aku anak IPA loh. Kakaku mengusulkan ambil IPS saja biar ada tiga pilihan jurusan, kalau IPA hanya dua jurusan. Ok, aku ikut saja dan mulai terbawa antusias meraka agar aku bisa kuliah. Minta do'anya ya guys semoga berhasil. 

     Kita pergi ke Bandung untuk tes SPMBN diantar kakaku,  tiga jurusan yang aku pilih adalah pertama sastra jepang UPI (universitas pendidikan indonesia) ini saran dari papahku, kedua adalah seni rupa ITB ( institute teknologi bandung) ini pilihanku sendiri dan yang terakhir adalah teknik mesin ITB, ini saran dari keponakan mamahku namanya aa Septu.

     Aa Septu adalah mahasiswa teknik mesin, dia bilang ke mamahku kalau mau aku jadi lelaki sejati ambil jurusan teknik mesin. Wow.. apa yang mereka liat dari aku, sampai sampai aku harus jadi lelaki sejati ? apakah aku kurang jantan atau mungkin terlihat lunglai, rada rada kurang macho gitu ya. Kalau kurus iya sih, karena aku orangnya sangat merasakan kesulitan ekonomi keluarga juga, jadi suka ikut kepikiran gitu guys, wajarlah ya orang mikir gitu ke aku. Take it santuy saja ya.

     Dan tiba akhirnya, taraaaaa.....

     Hasil ujian sudah keluar dan hasilnya aku hmm....gak lulus guys. Maaf ya mengecewakan semuanya. Aku pasrah saja dengan keadaan ini. Entah mau jadi apa aku esok hari setelah kegagalan itu. Ini artinya orang tuaku harus pilih aku kuliah di PTS (swasta) yang notabene biaya kuliahnya mahal banget dibanding PTN (negeri). Ku pasrahkan pilihan pa Sang Khaliq.

    Akhirnya aku harus tetap kuliah, hasilnya adalah kuliah di PTS. Nah, mau tahu aku jadinya ambil jurusan apa guys ?

    Ya betul kalian salah, aku jadinya ambil jurusan teknik mesin di PTS di daerah setiabudi Bandung. Sama dengan keponakan mamahku aa Septu.

     Betulkah pilihan itu sesuai dengan minat dan bakat aku guys. Kenapa aku ambil challenge itu, padahal aku merasa berat loh.

     Hmm...pokoknya sedih untuk menjelaskanya, pahit untuk ditelan, getir untuk dirasa dan gersang berhamburan merasuk ke raga. 

     You know what guys ?

I HATE EKSAK..........     

      Aku harus bercinta dengan meraka.

Matematikaaaaa......
Kimiaaaaaaa........
Fisikaaaa........

     PASRAH..  



    

Komentar

Login untuk melihat komentar!