PESTA
Di dalam mobil, Selly menceritakan bahwa kami hampir saja jadi korban kejahatan. Om Arman tentu saja meradang dan berulang-ulang menanyakan apakah kami baik-baik saja.

"Kok, aneh, Pah. Mobilnya tiba-tiba mogok? Apa itu dikerjain mama supaya kak Mutia gak datang ke pesta?" tebak Selly tiba-tiba. 

"Eh, jangan suuzhon, Selly. Mungkin emang mesinnya saja yang bermasalah" selaku sebelum om Arman menanggapi. Lelaki itu kemudian menghela napas berat.

"Maafkan sikap tante, Sinta dan Santi ya Mut. Om tahu mereka sering berbuat buruk padamu. Mereka itu iri sama kamu dan takut om lebih condong ke kamu," ujar om Arman setelah menjeda ucapan beberapa menit. Aku tak merespon sebab bingung harus bicara apa.

"Papa harus bersikap tegas sesekali. Kasihan kak Mut. Udah disuruh kerja di rumah, jaga toko, eh dimarahin mulu! Kalau aku yang jadi kak Mut, udah kabur, Pah!"

Setelah itu kami terdiam. Ketidaknyamanan pada akhirnya melingkupi hatiku. Posisi om Arman memang dilema. Satu sisi dia ingin memberiku kehidupan yang baik, di sisi lain berhadapan dengan istri dan anak yang tak setuju.

Keadaan ekonomi om Arman sangat baik sebenarnya. Kalaupun menghidupi aku dan Medi, tidak akan sampai merampas hak anak dan istrinya. Masih berlebihan malah.

Tapi itulah jika hati sudah diselipi kedengkian dan kekikiran, sulit untuk menjalani kebaikan. Seperti demikianlah yang terjadi pada tante Selvi dan dua anaknya.

Aku sebagai saudara yang diberi bantuan tentu tidak akan melupakan budi tersebut sampai Mati. Jika kelak sukses atau memiliki sedikit kelapangan rezeki akan membalasnya dengan memberikan yang terbaik. Kalau pun hidup adanya tetap akan berupaya berbuat baik pada mereka.

Sudahlah sulit juga untuk mengubah sifat seseorang yang memang di hatinya adalah noda hitam. Sebaik apapun kita tetap akan salah di sisinya. Jadi nikmati saja garis hidup yang telah Allah gariskan untukku dan Medi.

*

Kami sampai di gedung megah milik perusahaan PT Cipta Modern Jaya. Sepertinya bangunan ini tinggi sekali hingga aku tidak bisa melihat ujungnya.

Karena om Arman termasuk jajaran pejabat menengah di perusahaan ini, maka kami mendapat kesempatan hadir. Karyawan biasa Tentu saja tidak bisa datang ke pesta mewah ini.

Acara ini juga mengundang rekan bisnis perusahaan. Jadi tak hanya para pejabat perusahan yang datang, ada juga konglomerat dan pengusaha papan atas. 

Mungkin Selly tahu aku gugup tingkat tinggi. Dia tak melepas genggaman saat kami masuk ruangan.

Aku sampai ternganga kala menyaksikan suasana pesta. Untung saja mulut ini tidak terbuka lebar sebab baru pertama menyaksikan sesuatu yang luar biasa.

"Kak Mut bersikap biasa aja. Kita sama aja, kok sama mereka. Lihat, tuh kak Santi dan Sinta over pede malah," bisik Selly.

Mataku mengarah pada dua gadis yang disebut Selly. Beneran lebay mereka di pesta ini. Aku yang melihatnya saja jadi malu, apa lagi Om Arman. Gak kebayang punya duo putri narsis segitunya.

"Selamat datang duo putri Cantik!" ucap bang Riki yang kini ada di hadapan kami. Dibilang begitu sama pria ganteng ini, aku jadi deg-degan.

Dengan jas salur abu-abu, Bang Riki tampil seperti artis papan atas. Wajah rupawan dipadu perawakan tegap membuatnya terlihat makin memesona. Aku yakin pasti banyak wanita yang klepek-klepek sama dia.

"Mari Nona-nona cantik kita nikmati pesta!"ajak bang Riki. Aku dan Selly mengikuti ke mana dia melangkah sebab memang bingung harus bagaimana.

Seklias aku masih bisa melihat tatapan tajam duo cewek ganjen saat melihatku berjalan beriringan dengan bang Riki. Lebih baik pura-pura tak tahu saja, daripada cari perkara

Di sini disajikan banyak sekali makanan dari berbagai negara. Aku sampai tak berselera saking bingung harus ambil yang mana. Hanya hanya mengambil minuman saja. Setelah sebelumnya bertanya pada Bang Riky apakah beralkohol atau tidak.

Lelaki itu tertawa mendengar pertanyaanku. Lalu, dia memilihkan mana yang aman.

"Untuk putri sholihah, Mutia Sukmawijaya!"

Aku mengambil minuman dari tangan bang Riki. Eh, tapi pria itu malah menarik balik. Lalu, ia tertawa melihat reaksi spontanku. 

"Cie cieee, romantis, uhuy!" goda Selly. Terang saja wajahku jadi menghangat.

Candaan bang Riki harus dihentikan oleh teriakan host acara. Katanya keluarga pemilik perusahan telah tiba. KMi oun diminta menyambutnya dengan berdiri menghadap panggung.

Aku sama seperti yang lain penasaran seperti apa mereka. Untunglah dari posisi ini bisa telihat situasi di atas panggung.

Di sana telah berdiri tujuh lelaki dan delapan wanita dewasa. Anak kecilnya ada lima. Ternyata mereka keluarga besar.
Untuk detil wajahnya dapat dilihat lewat layar lebar yang dipasang di sisi kiri dan kanan panggung.

Kesimpulanku yang lelakinya tampan-tampan. Sementara yang wanita cantik-cantik. Sepertinya sangat terawat hingga begitu bersinar aura wajahnya. 

Setelah itu ada sambutan dan rentetan acara lainnya. Kami pun larut dalam suasana pesta yang indah.

Saat acara dansa, aku tak ikut serta. Ajakan bang Riki pun kutolak. Lebih baik melipir ke area yang agak jauh dari hingar bingar pesta.

"Sendirian saja, Nona? Tidak ikut dansa?"

Aku menoleh pada sumber suara. Mataku agak melebar sebab kaget saat sadar siapa yang tadi menyapa. Dia itu salah satu anggota keluarga pemilik perusahaan. Anak sultan! 

*

Selamat kepada pembaca dengan akun Yuyun 28  yang telah memenangkan hadiah pulsa dari kuis ke -2
Hubungi 081261934594 

*

Yuk, baca novel-novel seru lainnnya!

*SUAMI PENDUSTA
*BANGKRUT KETIKA SELINGKUH 
*TERLANJUR NYAMAN 
*ISTRI RAHASIA KONGLOMERAT 
*CINTA SANG PILOT
*STRONGER WITH YOU 
*CALON MANTU KYAI 
*LOVE YOU FISABILILLAH 
*DUDA MENTERENG
*SENTUHAN SATU MALAM
*DIMADU PASCA MELAHIRKAN 
*PENGANTIN BELIA
*GADIS BELIA DAN BAYINYA
*BOS KILLER
*SELEPAS TALAK TIGA
*PEMBUNUH SUAMIKU