PERGI KE PESTA
"Mama enggak setuju kalau Mutia ikut pesta, titik!" sanggah tante Selvi atas keputusan om Arman. Lalu ucapan itu diikuti dukungan Santi dan Sinta. Bahkan, mereka memgancam akan memboikot jika om tetap memaksakan kehendak.

"Ada apa dengan kalian? Berikan Mutia kesempatan untuk bersenang-senang. Dia sudah sangat berjasa pada kita. Coba berapa mama harus gaji pembantu dan pelayan toko kalau Mutia tak mengerjakan pekerjaannya? Pokoknya keputusan papa tidak bisa diganggu gugat. Mutia hat=rus ikut, titik!"

"Papa!" teriak tante Selvii dan anak-anaknya.

"Diskusi ditutup Sekarang ayo makan!" putus om Arman. Lalu, semua terdiam. Aku tahu mereka diam bukan karena menerima, tapi lebih pada tidak bisa lagi membantah keinginan kepala keluarga.

Yang tidak nyaman pada akhirnya adalah aku sebab pasti di belakang Om akan dibully lagi. Sepertinya aku harus mempersiapkan telinga untuk mendengar umpatan berjam-jam lamanya.

"Heh, puas kamu, ya sudah mengalahkan kami!"

Benar saja, setelah om dan tante masuk kamar, Santi dan Sinta datang mengintimidasi ke dapur. Tentu mereka ingin meluapkan emosi padaku.

Aku tetap mencuci piring bekas makan saat keduanya ngomel-ngomel. Dan tentu itu membuat mereka serasa diacuhkan.

"Hei, kalau orang ngomong tuh dengerin. Jangan pura-pura budek! Atau lo emamg tuli, hah! Sini gue korek telinga lo!"

Santi menjambak rambutku dan memasukan jari ke telinga ini. Terang saja aku tersentak.

"Kak Santi apa-apaa, sih! Udah gila ya?"

Sebelum aku melawan, adik bungsu Santi datang. Dia langsung berupaya melepas cengkraman tangan perempuan tak waras itu.

"Heh, ngapain lo ikut campur anak kecil! Mo gue uwel-uwel!"

"Aku bilangin papa kalau kakak gak berhenti ganggu kak Mutia!" ancam Sely, adik mereka.

Meski masih murka, Santi dan Sinta terpaksa menghentikan tindakan bar-barnya. Mereka pun pergi setelah melepas jambakan rambutku.

"Makasih, ya Selly. Kamu emang baik dan cantik" ucapku pada gadis yang sekarang telah menjadi siswa SMP.

"Aku bantuin nyuci, ya?" tawar Selly. 

"Gak usah, nanti kak Mut dimarahi mamamu. Udah sana mending tidur aja!"

"Kalau dimarahi, aku akan bela, Kak. Ayo mana yang belum sini!"

Karena Selly terus memaksa, aku akhirnya mengizinkan dia membantu. Xemas sebenarnya, tapi sudahlah kalau dimarahi lagi, terima saja.

*

"Aku aja yang antar kak Mutia beli gaun, Pah. Selly juga 'kan belum punya!" pinta Selly saat om Arman mengajukan tawaran siapa yang akan mengantarku.

"Biar mama aja yang antar, kamu' kan masih kecil nanti salah lagi!" sela tante Selvi.

Gawat kalau tante Selvi yang mengantar, bisa(bisa dia tidak membelikan gaun. Atau dibelikan yang murah dan kampungan untuk mempermalukanku.

"Selly udah gede, Mah. Jadi aku aja yang antar. Oke, ya, ka Mut jam dua aku jemput di toko!" tukas Selly cepat.

"Ya, sudah kamu saja yang antar. Tutup saja tokonya pas Zuhur, Mut jadi kalian bisa punya waktu lama," kata om Arman.

Aku melirik sekilas pada tante Selvi, tapi cepat-cepat berpaling sebab ciut melihat tampangnya. Mungkin di kepala tanteku itu ada tanduk dan asap mengepul.

Begitu juga Santi dan Sinta. Tatapannya sama-sama tajam padaku. Aku pura-pura saja tak melihat supaya agak tenang hati ini.

Untuk menghindari amukan mereka, selepas makan aku langsung pergi ke toko. Aku numpang di mobil om Arman. Alasan yang diajukan mau buka toko cepat sebab tutup Zuhur.

Sementara, amanlah dari suara-suara memekakkan telinga. Kalau malam tak usah dipikirkan, hadapi saja.

*

Pukul satu, Selly datang menjemput. Gadis itu mengajakku ke salah satu mall besar di Jakarta.

Selly memilihkan gaun pesta muslimah yang warnanya soft. Aku hampir tak percaya bisa memakai gaun seindah ini.. Wah, seperti cinderella saja yang akan datang ke pesta pangeran.

Ah, konyol sekali aku. Masa iya ada pangeran tampan yang akan melirik gadis sepertiku. Pastilah pangeran itu mencari putri bukan gadis biasa. 

"Eh, nanti wajah kak Mut kupoles dikit, ya. Pasti cantik banget!" seru Sely. Gadis itu terlihat sangat antusias terkait pesta ini

"Nanti pasti bang Riki terpesona lihat kakak! Yeaaa, dan kak Santi bakal tandukan!" 

Selepas bicara begitu, Selly tertawa puas. Ia memang tak suka dengan sikap semena-mena kakak-kakaknya padaku. Tentang bang Riki pun ia setuju pria itu menikah denganku. Itu sih cari perkara namanya. Bisa-bisa aku dimusuhi sampai mati.

Selepas belanja, Selly mengajakku makan. Katanya sesekali tak apa. Lagipula om Arman sudah memberikan budget lumayan.

Om Arman memang baik. Biaya pesantren Medi saja dia yang tanggung semua. Saat itu aku yang minta Medi setelah lulus SD, ke pasantren plus sekolah. Selain supaya paham agama, juga agar tak merasakan penghinaan terus menerus dari tantenya.

Sebagai timpal balik, aku diharuskan bekerja siang malam oleh tante Selvi. Katanya rugi kalau mengeluarkan uang cuma-cuma untuk anak orang lain.

Meski sedih dan sakit hati, aku mencoba menetapi ujian hidup tersebut. Biarlah aku yang menanggung beban, asal Medi terhindar dari tekanan kehidupan.

*

"Duh, kak Mut cantik banget! Pasti bakal banyak pangeran yang klepek-klepek!" puji Selly setelah mendandaniku.

Ia menggandengku menuju mobil. Kami tak berhenti dulu di hadapan tante. Namun, sekilas aku bisa melihat raut wajah kaget tiga perempuan yang make upnya tebal. 

Kami pergi dengan dua sedan sebab tak cukup jika satu. Tentu saja aku memilih  bersama Selly. Tak terbayang kalau harus semobil dengan mereka. 

"Ada apa, Pak?" tanya Selly pada supir yang tiba-tiba menghentikan laju mobil di tengah perjalanan. 

"Kayaknya ada masalah dengan mobilnya, Non!"

*

 Pembaca yang beruntung dapat pulsa 10K adalah Prita 1705
Silakan hubungi no 081261934594 

*

Bagi yang belum berutung, masih ada kesempatan kedua, kok untuk dapat pulsa 10K 

*Folow akun HaninHumayrohumayro 
*Subscribe, rate 5 dan komen cerita ini (bab 3,4,5)
*Subscribe semua novel saya
*Pemenang diumumkan di bab 6

Yuk, baca juga novel seru lainnya! 

*SUAMI PENDUSTA 
*BANGKRUT SAAT SELINGKUH 
*TERLANJUR NYAMAN 
*ISTRI RAHASIA KONGLOMERAT 
*CINTA SANG PILOT
*STRONGER WITH YOU 
*CALON MANTU KYAI 
*LOVE YOU FISABILILLAH 
*DUDA MENTERENG
*SENTUHAN SATU MALAM
*DIMADU PASCA MELAHIRKAN 
*PENGANTIN BELIA
*GADIS BELIA DAN BAYINYA
*BOS KILLER
*SELEPAS TALAK TIGA
*PEMBUNUH SUAMIKU