Suamiku yang selingkuh,Ibu mertuaku yang mengamuk
Bab 4
Aku terkejut, mendapati diriku berada di dalam kamar, apakah tadi aku pingsan?"
"Kamu sudah sadar, Lan?"
"Mbak, Dea? Kenapa Mbak berada disini?, apa yang terjadi pada Ibu dan Anisa, apa Ibu dan Anisa baik-baik saja, apa Mas Adit?"
"Ibu dan Anisa baik-baik saja, tadi kamu pingsan karena kamu merasa panik dan kelelahan, untung saja Mbak Zahra ikut datang kesini, jadi dia yang membantu memeriksa keadaanmu, Mbak kesini karena Anisa yang memintanya" ujar Mbak Dea, yang merupakan menantu perempuan kedua Ibu.
"Pokoknya Adit akan tetap menikahi Henny, Bu, dan Wulan, akan Adit ceraikan!"
Aku mendengar pernyataan Mas Adit barusan, entah kenapa aku merasa marah dan kesal, begitu mudahnya dia mengatakan perpisahan.
Baiklah, jika itu yang ia inginkan, aku akan mengabulkannya.
Aku segera beranjak dari tempat tidur, lalu melangkah keluar untuk menemui suamiku, mungkin akan menjadi mantan suamiku sebentar lagi.
"Wulan, kamu mau kemana?" panggil Mbak Dea berusaha menahanku, untuk keluar dari kamar.
"Aku akan menemui Mas Adit, Mbak"
"Tapi Ibu tadi meminta Mbak,...."
"Aku harus menyelesaikan masalah rumah tanggaku, Mbak" ujarku berusaha tersenyum.
Aku segera mengambil langkah cepat, sudah waktunya aku yang mengambil keputusan, sudah cukup aku menangis untuk lelaki yang tidak setia itu.
"jadi kau lebih memilih wanita jal**g ini!" ujar ibu penuh kemarahan.
"Baiklah jika itu keinginanmu Mas, talak aku sekarang juga!"
Semua orang, yang berada di ruangan itu terkejut melihat kehadiranku.
Begitupun Mas Adit, dia semakin pucat dengan kondisinya, yang sudah babak belur, entah siapa yang sudah membuatnya seperti itu, Ibu, Bapak atau, entahlah....
"Wulan, kamu sudah sadar, Nak?" tanya ibu dengan ekspresi lembutnya, sangat berbeda jauh ketika berbicara dengan Mas Adit.
"Cepat talak aku sekarang juga Mas, aku sudah muak melihatmu menyakiti perasaan Ibu" ucapku berusaha tegar.
Tampak Mereka yang hadir, seolah tidak percaya dengan apa yang aku ucapkan.
"Sudah Mas, cepat talak dia, dengan begitu, Mas bisa segera menikahiku" ucap Henny yang penampilannya juga terlihat berantakan, bahkan aku dapat melihat kalau gaun yang di kenakannya sudah robek sana sini.
"Wulan Lestari, saat ini juga aku talak kau dengan talak satu, kita bukan lagi suami istri" ucap Adit yang langsung aku terima.
"Karena kau sudah di talak Mas Adit, itu artinya kau bukan bagian dari keluarga ini lagi, cepat kau pergi dari sini" usir Henny membuat ibu dan Anisa merasa geram.
"Siapa kau berani mengusirku, aku disini karena ibulah yang memintaku" ucapku sambil menatapnya remeh, sungguh menyedihkan melihat penampilannya sekarang.
"Kalian pergilah dari sini, Bapak akan menganggapmu orang asing, Dit, bapak kecewa dengan keputusanmu" ucap bapak dengan tenang membuat Mas Adit dan wanita itu terkejut.
"Kenapa Mas Adit yang di usir, harusnya wanita itu, dia bukan siapa-siapa lagi di rumah ini" tunjuk Henny kearahku.
"Itu bukan urusanmu, aku lah yang berhak memutuskan siapa yang boleh tinggal disini"ujar ibu dengan raut wajah kesal.
"Iya nih, dasar wanita tak tahu diri, enak saja mengusir Mbak Wulan dari rumah ini, dia kira dirinya di terima di rumah ini" balas Anisa dengan nada ketus.
Aku hanya bisa menarik nafas dalam-dalam, lalu menunggu reaksi Mas Adit dengan keputusan Bapak.
"Jadi Bapak tega mengusir Adit, Bapak lebih memilih orang asing itu?" ujarnya seraya menatapku penuh kebencian.
"Menyesal aku dulu menyetujui, untuk menikahimu"
"Lebih baik kalian pergi dari sini, bukankah sudah jelas Ibu dan Bapak sudah memutuskan hubungan denganmu" ucap kak Romi yang sejak tadi berdiri di samping bapak.
Pria tinggi itu langsung beraksi, menarik lengan Mas Adit untuk keluar dari rumah ini.
"Mas.... "
"Kau juga, dasar wanita tidak tahu malu" ucap kak Zahra yang ikutan memaksa wanita jal*ng tersebut untuk keluar.
Lihatlah bagaimana kak Zahra menarik paksa rambut wanita tersebut, hingga ia berteriak kesakitan.
"Dasar wanita bar-bar, bisanya main kasar"
"Untuk menghadapi wanita sepertimu, tentu saja harus bar-bar" ucap mbak Zahra dengan ringannya.
Diapun mendorong tubuh wanita itu dengan tenaga ekstra, hingga wanita itu jatuh terjengkang.
"Kasihan banget sih jadi cewek, mendekati pria kaya berharap jadi ratu, tapi nyatanya diusir kayak pengemis" ejak mbak Zahra sambil tersenyum sinis.
Kuakui Mbak Zahra memiliki keberanian untuk berbuat seperti itu, hanya aku dan Mbak Dea yang tidak melakukan apa-apa.
"Mas Adit, kenapa kejadiannya seperti ini, bagaimana rencana pernikahan kita, aku mau kita mengadakan pesta yang meriah" rengek nya manja membuat aku merasa jij*k.
"Jadi kau ingin menikahi wanita ini, kak Adit, makanya kau begitu niat ingin menceraikan mbak Wulan?" tanya Anisa dengan tatapan tidak percaya.
Begitu cepat Mas Adit mengambil keputusan.
"Dian, cepat kau usir kedua orang ini, aku tidak ingin melihat mereka!" ujar ibu mertuaku memberi perintah pada seorang Satpam.
"Baik, Bu Ningrum" ucapnya lalu berusaha menyeret kedua manusia yang tidak tahu malu itu.
Lihatlah, sudah di usir pun masih ingin bertahan di tempat ini.
"Kalau ibu mengusir Adit dari rumah ini, Wulan pun harus pergi dari rumah ini, Bu" teriaknya seraya berupaya melepaskan cengkraman Bang Dian, Satpam yang bertugas menjaga kediaman Mertuaku.
Henny pun berusaha melepaskan dirinya dari pegangan Bang Dian, dan hampir berhasi lolosl Namun Mbak Zahra bertindak cepat, dengan ikut menyeretnya.
"Kamu ini selalu saja ikut campur urusan kami, harusnya kau membelaku, karena sebentar lagi posisi kita sama, sama-sama menjadi menantu keluarga ini"
"Kau pikir aku sudi disamakan denganmu, enak saja, kau itu wanita yang tidak punya harga diri" ujar mbak Zahra lalu menarik rambut Henny dengan kuat membuat wanita itu berteriak kesakitan.
"Kenapa sih kalian suka sekali menjambak rambutku?" teriaknya sambil menahan kesakitan.
"Sudah sana pergi, hus...hus, kami tidak menerima orang yang meminta sumbangan" usir mbak Zahra sambil mengibaskan tangannya.
"Pergilah dari hadapan kami, dan jangan pernah muncul lagi di hadapan kami"
"Kak Romi juga tega mengusirku, aku ini adikmu, Kak" ujar Adit menghiba.
"Kau saja tega menyakiti perasaan Ibu, kenapa aku ga tega mengusirmu" ujar kakak iparku bernada dingin.
"Selamat jadi gembel ya, pasangan selingkuh" ejek mbak Zahra seraya melambaikan tangannya.
****
Adit di usir dari rumah orangtua nya, lalu bagaimana dengan kehidupan Wulan selanjutnya, secara statusnya saat ini sudah di talak sama Adit.
Di tunggu komentar nya ya emak-emak yang anti sama suami pengkhianat 😁