Enam
Hari ini, Kayla berencana mengajar di Aviciena. Kemarin dia sudah melakukan micro teaching, dan Alhamdulillah diterima. Kebetulan pemiliknya masih sahabat Kayla waktu di SMU. Lumayan berat tesnya, tapi Alhamdulillah Kayla bisa lolos tes. 

"Mbak Kayla hari ini jadi mengajar?" tanya Wulan gadis yang baru memasuki semester delapan di kampusnya.

Kayala mengangguk.

"Sayang banget, ya?"

"Sayang kenapa?" Kayla menatap gadis di depanya dengan pandangan heran.

"Wulan lebih suka lihat mbak Kayla jadi pengacara, kelihatan keren gitu," ujar Wulan sambil nyengir.

"Kalau Mbak masih jadi pengacara, Mbak mungkin masih belum bejilbab, dan Mbak juga pernah baca tentang hadist Rasulullah, dalam hadistnya beliau bersabda: 
"Qadhi penentu keputusan itu ada tiga, satu di Surga dan dua di Neraka. Yang di Surga adalah Qadhi yang tahu kebenaran lalu memberikan keputusan dengannya. Sedang Qadhi yang tahu kebenaran lalu zhalim dalam keputusannya, maka ia di Neraka. Begitupula, Qadhi yang memberi keputusan tanpa ilmu, ia dineraka (HR. Abu Dawud, At - Tirmidzi dan Ibnu Majah, di shahihkan oleh Al-Albani)

"Barang siapa dijadikan sebagai Qodhi ( penentu keputusan, maka sungguh ia telah disembelih dengan tanpa menggunakan pisau ( benda tajam) (HR. Abu Dawud, At - Tirmidzi dan Ibnu Majah, di shahihkan oleh Al-Albani)

Qadhi di sini adalah hakim dan juga termasuk pengacara yang ikut menentukan seseorang yang dibelanya salah atau benar. Kamu tau Dek, Mbak pernah ditawari uang ratusan juta hanya untuk memenangkan sebuah kasus, dan klien yang Mbak tangani adalah orang banyak melakukan tindakan kejahatan. Ini benar-benar sangat dilematis. Apakah kita harus mengorbankan hati nurani hanya untuk uang? Itu bukan sebuah kebenaran. Jika setiap kesalahan dibela, lalu di mana lagi kita akan menemukan kebenaran. Yang salah dibenarkan, dan yang benar disalahkan."

"Wow ... saya kagum sama Mbak Kayla. Ngomong-ngomong kenapa Mbak Kayla bisa seidealis ini?"

"Ayana teman Mbak, dia selalu menasehati Mbak. Hingga membuat Mbak sadar dan memutuskan resign dari pekerjaan lawyer."

"Wah, kapan-kapan Wulan bisa kenalan sama Mbak Ayana. Dia pasti pemikirannya hebat bisa mem-brain wash seorang Kayla Faradisa pengacara terkenal memilih jalan hidup menjadi muslimah sejati dan menjadikan pesantren menjadi tempat pertapaannya."

"Cek, biasa aja kamu, Dek. Sudah ah, kita bisa kesiangan kalau terus mengobrol." Kayla mengalihkan pembicaraan dari tatapan kagum teman kamarnya yang serba ingin tahu ini.

"Hehe, iya maaf. Pasti Mbak Kayla telat kalau diajak ngobrol terus."

Keduanya pun bersiap dan memilih untuk segera turun ke bawah.

Ketika sampai di gerbang Pesantren dan menunggu angkot Kayla dikejutkan oleh penampakan mahluk menyebalkan.

Dia lagi!! gerutu hatinya. Dan Kayla berusaha untuk bersikap acuh.

"Assalamu'alaikum."

Kayla memilih pura-pura sibuk dengan ponselnya.

"Kamu nggak tau, bahwa dalam hadist, menjawab salam itu termasuk wajib. Mengucapkan Salam merupakan bagian dari lima kewajiban seorang muslim atas muslim lainnya, termasuk mengucapkan salam di watsapp, dan media sosial lainnya. Salam itu bagian dari doa dan etika kesopanan orang bertamu, termasuk menyapa saudaranya lewat gadget.
Dan hukum menjawab salam kepada sesama muslim adalah wajib, sebagaimana dalam sebuah riwayat baro' bin Azib berkata."

"Rasulullah melarang dan memerintahkan kami dalam tujuh perkara: kami diperintah untuk mengiringi jenazah, menjenguk orang sakit, memenuhi undangan, menolong orang yang di zholimi, memperbagus pembagian, menjawab salam dan mendoakan orang yang bersin." ( HR. Bukhari dan Muslim )

Ck ... pagi-pagi sudah dapat ceramah geratisan, Kayla yang ingin menghindar manusia menyebalkan malah susah untuk menghindar.

"Wa'alaikum Salam. Terimakasih atas ceramah paginya."

"Ini bukan ceramah, tapi nasehat. Sesama muslim kan harus saling mengingatkan."

"Iya, terimakasih atas pencerahannya." 
Dan Kayla buru-buru mencegat angkot dan segera naik

"Kamu mau ke mana?" Kayla membulatkan matanya ketika Abqa ikut naik ke angkot yang sedang ditumpanginya.

"Mau tau, atau mau tau banget?" ujarnya menyebalkan.

Kayla memilih diam, dari pada emosinya semakin naik dan ngamuk-ngamuk di angkot bisa malu menjadi tontonan geratis. Lebih malu kalau sampai ada yang memvidiokan kekesalannya, lalu viral di media sosial.

Lebih terkejut lagi ketika Kayla turun, Abqa itu pun ikut turun, dan mengikuti langkahnya menuju sekolah tempat Kayla akan mengejar.

Sabarkan aku Ya Allah....dan Kayla memilih untk tidak peduli. Dia tidak mau mengotori niat baiknya hari ini dengan mengeluarkan kekesalannya. 


Komentar

Login untuk melihat komentar!