2 edit

Setelah berkeliling sejenak di Kota Balikpapan. Rizkar mengajakku menikmati olahan kepiting di salah satu rumah makan terkenal di kota ini.

Menurut informasi dari Rizkar, Balikpapan merupakan kota yang berada di dekat laut sehingga mudah sekali ditemukan berbagai jenis ikan disini. Hampir sama dengan Kotaku Semarang, yang juga berada di dekat laut.

Cocok dengan seleraku, karena Aku suka sekali makan ikan. Tak sia-sia Aku merantau kesini karena Aku bisa puas merasakan berbagai jenis olahan ikan disini.

*****
"Mmm, enak banget lho Kar kepitingnya," ucapku mengomentari kepiting asam manis yang tersaji di depanku. Sampai-sampai Aku menghabiskan nasi setengah bakul, entah karena Aku kelaparan atau ketagihan dengan olahan kepiting ini.

Rizkar hanya tersenyum melihat tingkahku.

"Habiskan bro, nggak usah malu-malu, mumpung ke Balikpapan,terkenal lho olahan kepiting disini", kata Rizkar.

Setelah selesai makan siang, kami langsung sholat zuhur dan ashar sekalian, tak lupa aku sholat safar, agar diberi kelancaran di perjalanan nantinya. Pukul 13.30 kami melanjutkan perjalanan ke Samarinda.

Oh iya, namaku dr.Alfian Yahya Zulfikar,SpOG ... usiaku 29 tahun, baru lulus spesialis kandungan. Iya Aku adalah seorang dokter kandungan yang tengah menganggur, merantau karena mencoba menjemput rejeki di Samarinda.

Postur tubuhku proporsional dengan tinggi 177 cm berat badanku hanya 65 kg. Kata teman-temanku wajahku mirip dr.Ryan Thamrin almarhum. Tak jarang saat aku kuliah dulu aku seringkali dijuluki Ryan kw. Ah ada-ada saja mereka.

Bahkan sejak Aku kuliah hingga aku bekerja di rumah sakit dulu, banyak perempuan yang mengaku mengagumi ketampanan wajahku, padahal aku merasa wajahku biasa saja.

Sepanjang perjalanan Balikpapan -Samarinda Aku menikmati pemandangan yang kami lalui karena ini adalah pengalaman pertamaku menginjakkan kaki di Bumi Kalimantan tepatnya Kalimantan Timur.

Aku merasakan perjalanan menuju Samarinda layaknya naik roller coaster, karena kontur tanah yang berkelok dan naik turun, membuat kepalaku menjadi pusing dan perutku serasa dikocok ... Aku merasa mual, tapi kutahan.

" Kuat, kuat, tahan, tahan ... Aku engga mabuk," kuucap berkali-kali dalam hati.

Rizkar seakan tahu kondisiku. "Kamu pusing kah?",tanyanya.
"Tuh ada minyak aromaterapi di dekat pintu, pakai aja, buka aja jendelanya, biar engga pusing", sarannya.

"Iya pusing banget kepalaku ... perutku juga rasanya mual, pengin muntah," kataku.

"Tahan bentar ya bro ... bentar lagi sampai kok di rest area", jawab Rizkar menenangkanku.

Setelah beberapa saat kuoles kepalaku dan perutku dengan minyak aroma terapi, Alhamdulillah, pusingku mulai berkurang, namun mual di perutku tak kunjung hilang, rasanya Aku ingin muntah segera.

Dan disinilah kami sekarang di Warung Tahu, rest area jalur Balikpapan Samarinda. Kami beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan.

Perjalanan kembali dilanjutkan, kami memasuki Hutan Bukit Suharto, kurasakan angin semilir berhembus, Aku terpesona dengan Bumi Kalimantan.

"Benar-benar luar biasa ciptaanNya" gumamku dalam hati.
Bumi Kalimantan masih hijau layaknya karpet hijau membentang di angkasa ... tak heran banyak orang menyebut hutan Kalimantan sebagai paru-paru dunia.

Menjelang magrib kami sampai di Kota Tepian Samarinda. Berbeda dengan Balikpapan, Samarinda tidak berada di pinggir laut, namun berada di pinggir sungai, iya Sungai Mahakam. Sungai yang terkenal dengan panjangnya, karena tidak hanya melewati Samarinda, namun beberapa kabupaten di sekitarnya juga dibelah oleh sungai ini.

Rizkar menawarkanku untuk tinggal di rumahnya di daerah Air Hitam Samarinda. Karena hari ini hari Sabtu, tak heran jalanan malam ini lebih ramai dari biasanya.

Orang tua Rizkar, Pak Burhan dan Bu Sofia, menerimaku dengan baik, bahkan mereka menyuruhku untuk tinggal di rumah mereka guna menemani Rizkar, karena Rizkar hanya 2 bersaudara, Rifan, adik Rizkar tengah study di Australia.

" Alhamdulillah," syukur berkali-kali kupanjatkan ... tak hanya  bertemu dengan teman yang baik, bahkan di rantau ini Aku juga menemukan keluarga baru. Keluarga Pak Burhan merupakan satu-satunya keluarga yang kumiliki disini.

Senin,10- mei -2018, merupakan hari bersejarah bagiku, karena pada hari ini, Aku mulai bekerja sebagai dokter kandungan di kota ini.

Aku dan Rizkar kebetulan bekerja di rumah sakit yang sama. Karena hanya ada 2 orang dokter kandungan, sementara rumah sakit ini juga merupakan rujukan persalinan, pihak rumah sakit merasa kewalahan menghadapi pasien, hingga akhirnya Rizkar menawarkan pekerjaan agar Aku bergabung dengannya.

Pagi ini, di hari pertamaku bekerja Rizkar membawaku ke Ruang Rapat. Setiap hari senin memang merupakan jadwal morning meeting.

dr.Usman, kepala tim dokter mempersilahkan Aku untuk melakukan perkenalan.

"Assalamualaikum, selamat pagi, perkenalkan nama Saya Alfian Yahya, Saya dokter baru disini, mohon bantuan, kerjasama dan bimbinganya", sapaku ke seluruh peserta meeting.

Aku diantar Rizkar menuju ke ruanganku. Untuk jadwal praktekku, Senin hingga Rabu pukul 08.00-13.00 jadwalku di Poli Kandungan, Kamis hingga Sabtu jadwalku kunjungan ke pasien rawat inap plus jadwal operasi.

Aku berharap aku dapat melayani pasien ibu-ibu hamil, ibu - ibu yang melahirkan dan pasangan yang sedang program hamil dengan baik, dengan tak lupa untuk tetap rendah hati, ramah dan jujur.


Komentar

Login untuk melihat komentar!