Enam
"Mah, ini ada apa?" tanyaku keheranan. Wanita yang papa bawa kini duduk di sampingku. Dengan menundukkan wajahnya ia tersenyum padaku.

"Vita, kenalkan ini Devina Maharani, istri dari Reza!" Bagai mimpi disiang bolong, petir terasa menyambar hati ini. Aku memejamkan mata sejenak, lalu membukanya kembali. Berharap ini adalah mimpi. Lalu aku memutar bola mata ini ke arah wanita yang kini berada tepat di sampingku. Dan dengan pandangan sayup ia lebih memilih menundukkan wajahnya. Aku putar kembali arah mataku ke arah Mas Reza, ia terlihat pasrah dengan menghela napasnya lalu menghembuskan kembali. Mas Reza mematung.

Aku sadar, diri ini bukan wanita yang sempurna. Belum bisa memenuhi apa yang mama inginkan, yaitu seorang cucu. Tapi, kenyataan pahit ini, bukan juga yang aku impikan! Astaga, tidak terasa air mataku sudah tumpah membasahi pipi ini. Mas Reza terlihat maju dari duduknya. Hendak ingin menyeka air mataku dengan tisyu yang telah ia siapkan.

Tapi, aku menahannya. Tidak sudi rasanya air mata ini dibasuh oleh laki-laki yang telah mengkhianatikh diam-diam.

"Stop, Mas. Tidak perlu, aku tidak butuh tisyu itu dari tanganmu!" ucapku melarangnya untuk menyentuh pipi ini. Aku ambil tisyu itu sendiri dengan tangan ini. Lalu menyapu pelan-pelan. Terlihat wajah wanita di sampingku menunduk tanpa melihat ke arahku. Siapa dia? Kenapa mama memilihnya untuk dijadikan maduku? Lalu, wanita misterius yang menghubungi tempo hari, yang telah mengaku bahwa ia adalah istri dari Mas Reza itu benar atau tidak? Pertanyaan itu muncul terus menerus di kepala.

"Vita, kamu baik-baik saja?" tanya mama mertuaku. Bagaimana bisa seorang istri baik-baik saja saat mendengar kabar yang melukai hati.

"Mama lihatnya bagaimana? Apa aku terlihat baik-baik saja?" tanyaku balik. Mama terdiam, menoleh ke arah Mas Reza. Aku dijajarkan dengan wanita yang telah menghancurkan pernikahan. Bagaimana bisa? Apa wanita mandul sepertiku tidak berhak memiliki laki-laki seutuhnya? Dan apakah laki-laki yang telah berjanji menerimaku apa adanya mengingat akan janji suci itu? Rasanya perih, seandainya mama berada di posisiku saat ini. Pasti ia juga mengalami hal yang sama.

"Vita, kami bisa jelaskan bagaimana ini bisa terjadi!" ujar mama mertua berusaha menjelaskan duduk permasalahannya Mas Reza menikahi wanita berparas molek di sampingku ini.

"Iya, Mah. Vita tau, ini pasti karena aku tidak bisa memberikan Mas Reza seorang anak. Iya kan?" tanyaku menyorotnya. Adakah alasan lain yang bisa membuat hati mertuaku berpindah ke wanita itu? Lalu kalau memang ada alasan lain, bagaimana dengan wanita misterius itu?

"Bukan itu, Vita!" ujar mama mengelak. Aku masih menatap wajah Mas Reza yang sedari tadi juga menatapku. Ia tidak mengalahkan pandangannya. Ia tetap menatapku tanpa rasa dosa. Adakah cinta di matamu untukku, Mas? Jika menolak menduakan aku saja kamu tak mampu.

Tiba-tiba aku teringat foto pernikahan Mas Reza dengan seorang wanita yang mengaku dirinya adalah istri kedua dari Mas Reza.

"Tunggu sebentar, ada yang ingin aku tunjukkan pada kalian! Aku akan kembali, setelah mengambil ponsel di kamar!" ujarku izin sebentar untuk mengambil ponsel.

Dengan semangat yang menggebu-gebu, aku melangkahkan kaki ini dengan begitu cepat. Semangatku muncul, ingin membongkar rahasia mereka. Agar tidak ada lagi kebohongan yang bisa mereka tutupi dariku.

Setelah sudah menggenggam bukti di dalam ponsel, aku berikan foto tersebut di depan mama juga Mas Reza.

"Ini, lihat ini siapa? Kamu kan, Mas?" tanyaku penuh selidik. Lagi-lagi Mas Reza menghela napas panjang lalu menghembuskannya kembali. 

"Astaga, aku bisa jelaskan soal pernikahanku dengan wanita itu!" ungkap Mas Reza membuatku marah. Bisa-bisanya ia mempermainkan pernikahan dan dengan mudahnya ingin menjelaskannya padaku.

"Iya, Mas. Aku ingin kamu menjelaskan dengan jujur. Siapa wanita yang bersanding di depan penghulu. Dan wanita di sampingku ini, apa maksudmj menikahinya juga? Astaga, Mas. Dadaku sesak, kamu dengan mudahnya memiliki 3 orang istri sekaligus!" ujarku sudah agak tegar. Dengan lantangnya aku minta penjelasan darinya.

"Iya, Reza akan menjelaskannya padamu, Vita! Kamu tenang dulu ya!" sahut mama menyuruhku untuk tetap tenang. Bagaimana bisa tenang, aku tengah dihadapkan masalah 2 pernikahan diam-diamnya Mas Reza!

Baru saja ingin menjelaskan duduk permasalahannya, tiba-tiba datang seorang wanita dari arah luar.

"Assalamualaikum," ucapnya muncul dari balik pintu. Mengejutkan hanya aku seorang. Mungkin Mas Reza, mama dan papa tidak terkejut. Karena sepertinya ia datang bersama mereka. Tapi baru muncul setelah mama menjelaskan inti masalahnya. Ya, wanita di balik pintu itu bernama Vivi. Seseorang yang telah aku percayai menampung segala isi curhatan rumah tanggaku. Kami pun menjawab salam berbarengan, lalu mama mempersilahkan Vivi duduk sejajar dengan kami.

"Wa'alaikumsalam, duduk, Vi!" Dengan ringannya ucapan Mama mempersilahkan Vivi duduk juga. Aku tertegun sejenak. Memikirkan maksud dari semua ini. Sebenarnya ada apa? Mereka merahasiakan apa padaku?

_______

Bersambung

Next? Jangan lupa kasih love ya. Dan share tulisanku jika berkenan. Terimakasih.

Komentar

Login untuk melihat komentar!