"Aaaaaargh!" aku menjerit histeris lihat wajahku di cermin.
Oh my Goooosh, aku kelihatan banget kayak princes paling jelek sedunia. Alisku gundul, gaya rambutku aneh, gaun pestaku terlalu pendek, belum lagi teman-teman mendadaniku dengan gaya aneh.
"Kalian jahat! Ini kan pesta pernikahan mantanku, kenapa kalian tega mendadaniku kayak gini?!" raungku.
Buttershue, Muffy, dan Lolly malah tertawa terbahak-bahak.
"Waow, gaya berdandan sang putri yang paling nge hits sepanjang masa," sindir Muffy, anak pemilik surat kabar terbesar di Witterguth itu. "Kayaknya ... keren nih kalau kamu kufoto dan kutampilkan di tabloid gosip Biggoss untuk head line news, fotomu bisa abadi sampai 200 tahun mendatang. 'Trend gaya remaja tahun 1821', hahaha .... Keren!"
Aku cuma melirik kesal pada gadis berkulit kecoklatan yang tingginya hanya beberapa senti di atasku itu.
"Well, ini semua karena kesalahanmu sendiri," kata Buttershue, pemimpin geng kami. Dia princes yang memiliki tubuh paling ideal dan paling seksi. Tingginya sama dengan Loly sepupuku, tapi dia lebih berisi sementara Loly sangat kerempeng. Buttershue juga pandai berdandan.
"Ingat, Candy. Kamu sudah menantang kami semua dengan taruhan yang kau buat sendiri," lanjut Buttershue. Gadis berambut blonde itu mendekatkan wajah ke mukaku. "Bukannya dulu kamu yang bilang sendiri, kalau sampai tidak menikah dengan pangeran pujaanmu ini, kamu mau hadir di pesta pernikahannya dengan alis dan gaya dandanan aneh. Kamu juga bilang sendiri siap didandani aneh sama kami, ya kan?"
"Ya, tapi jangan sekejam ini," kataku pelan. Air mata mulai keluar. Tapi teman-temanku yang jahat itu hanya tertawa terbahak-bahak. Kulanjutkan kata-kataku, "Ingat, kita ini sahabat. Selalu bersama dalam suka dan duka. Jadi jangan bercanda kelewatan seperti ini."
"Hahaha," Buttershue, Muffy, dan Loly masih tertawa.
"Bukannya ini permintaan mu sendiri waktu menantang kami taruhan dulu," kata Buttershue.
Pandanganku beralih pada Loly. Dia sepupuku yang paling baik dan perhatian dibanding teman-temanku yang lain. "Tolonglah aku Lol, kamu sepupuku. Kita bersahabat dari kecil. Jangan biarkan mereka berbuat seperti ini padaku," kataku dengan harapan akan dapat belas kasihan Loly.
"Oh maaf, Candy. Ini semua kan juga karena kata-katamu dulu," kata Loly yang disambut tawa Muffy dan Buttershue.
Tak lama kemudian teman-temanku menyeret tubuh mungilku ke kereta kuda. Dalam perjalanan menuju pesta pernikahan mantanku, aku masih menjerit-jerit ingin pulang, tapi teman-temanku hanya tertawa.
Kami pun tiba di pesta pernikahan megah itu. Pesta pernikahan Pangeran Witterguth yang terhormat, sementara aku hanyalah Candy, putri dari raja Rinbubloom, kerajaan kecil bagian dari Witterguth. Di pesta itu banyak tamu para prince dan princes dari kerajaan bagian dan kerajaan besar. Mereka semua tertawa melihat penampilanku yang lebih aneh dari si culun princes dari Kerajaan Hrzzz.
"Aku benar-benar malu, teman-teman," ratapku sambil menggandeng erat tangan Loly dan berjalan melalui karpet merah. Sepanjang jalan para tamu pesta melihat ke arahku dan tertawa.
"Kau siap memberi ucapan selamat pada Pangeran Witterguth dan istrinya?" kata Buttershue.
Aku terus melangkah sambil menggandeng erat tangan Loly dan Buttershue. Hatiku dag dig dug tak karuan. Ya, siapa yang tahan melihat orang yang kita cintai menikah dengan orang lain? Semua itu sangat menyakitkan! Dia seseorang yang pernah menjanjikan cinta abadi padaku, seseorang yang memberi ciuman pertama, seseorang yang mengatakan bahwa aku adalah satu-satunya. Kenyataannya, dia meninggalkanku begitu saja. Tak sedikit pun peduli pada rasa sakitku. Orang yang dulu sangat dekat, tapi tiba-tiba melupakan begitu saja, seolah tak mengenal kita, seolah semua pengorbanan yang diberikan tak ada arti buatnya. Orang yang melempar kita ke jurang yang begitu hina!
Dan ... kini aku harus menghadiri pesta pernikahannya. Masih mending jika dengan wajah dan penampilan cantik. Tapi ini ... dengan alis gundul dan dandanan norak yang membuatku ditertawakan orang. Aku benar-benar maluuuu!
Dengan keringat dingin dan kaki gemetar aku terus berjalan mendekati sepasang mempelai. Kini sepasang pengantin itu ada di hadapanku. Mereka sedang berdansa di bawah cahaya lampu yang temaram. Mereka tampak mesra, saling peluk, saling pandang, dan ... mereka berciuman mesra di hadapanku.
Hatiku hancur melihat semua itu. Tak lama kemudian si mempelai pria melepas ciuman dan melirikku, diikuti mempelai wanita. Dan ... mereka tertawa terbahak-bahak melihat penampilanku yang seperti orang gila.
"Hahaha, hahaha," orang-orang di sekitar pun tertawa terbahak-bahak melihatku. Aku merasa sangat malu dan segera lari dari ruangan ini.
"Candy! Candy!" Kudengar panggilan Loly, sepupuku.
Tampaknya gadis itu mengejarku. Aku tak peduli, aku hanya ingin terbebas dari rasa malu ini. Kakiku terus berlari, tapi sial ... aku jatuh terguling-guling di tangga, lalu jatuh di comberan.
"Hahaha, hahaha," orang-orang makin mentertawakanku.
Ini benar-benar memalukan. Aku sudah jelek, norak, seperti orang gila, dan kini jatuh di comberan. Wajah dan bajuku penuh lumpur. Tak seorang pun menolong, bahkan mereka semua mentertawakanku.
"Candy! Candy!" Loly menghampiriku sambil membawa tongkat sihirnya.
"Tolong aku, Lol. Gunakan tongkat sihirmu untuk mengubah semua petaka ini jadi keajaiban. Jadikan aku cantik, dan mantanku kembali padaku," tangisku.
"Baiklah," jawab Loly, sepupuku yang memiliki kekuatan sihir itu. Ia pun memutar tongkat dan menunjukkan padaku, "Bim salabim abrakadabra!"
Muncul sinar terang dari tongkat Loly. Kutunggu reaksi dari sihirnya. Tapi ....
"Aaaaaaargh!" aku menjerit keras. Bukannya tersihir jadi cantik, tapi aku jadi katak!
*Bersambung*