Si Belek dan Si Lebar Tangan
Dahulu ada dua orang bersaudara. Tapi mereka berdua tak pernah akur. Selalu saja bertengkar. Saling mengejek kekurangan masing-masing. Satu saudara berpenyakit di mata. Matanya selalu mengeluarkan kotoran. "Si Kotoran Mata" julukannya. Satu saudaranya lagi memiliki tangan kanan yang begitu lebar. Tak sama dengan tangan kirinya. Maka "Si Tangan Lebar" dia sering dijuluki.

Walau begitu mereka selalu berdua. Kemana-mana berdua. Mencari ikan berdua. Mencari kayu bakar ke hutan, berburu berdua.

Suatu hari mereka disuruh ibunya mencari ikan. Hari itu ibunya kepingin masak ikan bakar.

Pergilah mereka ke sungai. Menggunakan perahu mereka mencari ikan. Ada yang mendayung, ada yang menimba air di perahu.

Tengah berperahu tak berhenti berdebat. Ujung-ujungnya saling ejek kekurangan masing-masing.

"Dasar mata penuh belek.." ejek yang satu.
"Dasar tangan selebar sawah.." ejek yang lain.
Lama-lama sakit hati. Hampir baerantem. Sebelum baku pukul, tiba-tiba perahu bocor. Air merembes masuk ke dalam perahu. Lalu karam. Mereka berdua menyeret perahu ke daratan untuk memperbaikinya.

Cekatan Si Kotoran Mata mengambil kulit pohon menampal bocor. Lalu menggunakan kotoran matanya dia lem tampalannya. Cepat mengering. Perahu pun kembali bisa digunakan.
"Ada juga ternyata manfaat si belek..." Dalam hati saudara pertama memuji.

Mereka pun kembali melanjutkan mencari ikan. Namun alat tangkapan yang beberapa hari yang lalu mereka pasang hilang. Padahal tak ada lagi alat lain yang mereka bawa. Selain wadah untuk menampung ikan.
"Bakal kena semprot emak lagi ini," Fikir mereka terbayang pulang tak ada membawa ikan.

Tak habis akal, cekatan Si Tangan Lebar memasukkan tangan lebarnya ke sungai menangkapi ikan dengan tangan kosong. Tangannya yang lebar membuat ikan kesulitan lolos. Beberapa ikan besar berhasil ditangkapinya.
Setelah merasa cukup ikan didapat, mereka pun pulang.

"Ada juga ternyata manfaat si tangan lebar..." Dalam hati saudara kedua pun memuji.

Tiba di rumah, mereka sudah ditunggu ibunya.
"Dari mana saja kalian. Lama sekali cari ikannya..." Teriak ibu mereka.
"Perut emak sudah keroncongan ini..." Sambungnya sambil mengambil wadah yang dipenuhi ikan tangkapan.
"Waduh banyak sekali..."

Kedua saudara ini hanya saling berpandangan tersenyum. Sekarang mereka sudah terlihat akur. Jadi bisa lebih menghargai kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Komentar

Login untuk melihat komentar!