Di suatu kampung di pelosok suatu kerajaan hiduplah seorang ibu yang tinggal besama anak permpuannya. Putri Tapah, nama anak tersebut adalah seorang perempuan cantik yang mulai dewasa. Di tempatnya tinggal, Putri tergolong gadis yang cantik. Bahkan tercantik di antara gadis-gadis di kampungnya.
Namun kecantikan ini membuatnya jadi berbangga diri dan sombong. Sehingga banyak warga kampung tidak menyukainya. Bahkan terhadap ibunya sendiri terkadang ia bersikap tidak sopan. Karena dia merasa malu memiliki ibu yang sudah tua. Wajahnya yang tidak secantik dirinya. Ibunya selalu mengingatkan sikap Putri Tapah ini. Namun selalu tidak didengar. Nasihat Ketua Kampung pun tak pernah dipedulikannya.
Suatu ketika di kerajaan akan mengadakan acara pesta pernikahan salah seorang putri sang raja. Seluruh rakyat diundang untuk menghadiri pesta tersebut. Seluruh warga kampung sepakat semua akan datang ke pesta tersebut. Termasuk Putri Tapah dan ibunya.
Jarak kampung Putri Tapah dengan kerajaan cukup jauh. Melewati beberapa kampung-kampung lain. Jauh-jauh hari mereka harus sudah memulai perjalanan. Dengan berjalan kaki.
Bagi Putri Tapah ini kesempatan dirinya bisa berkenalan dengan pemuda-pemudi dari kampung lain. Dia merasa bangga untuk memamerkan kecantikannya.
Dimulailah perjalanan menuju ke kerajaan. Semua rombongan bersama keluarga masing-masing. Namun Putri Tapah merasa risih berjalan dengan ibunya. Ia merasa tidak pantas berjalan berbarengan dengan ibunya yang tua. Putri Tapah lupa bahwa ibunya inilah yang telah melahirkan, menyusui dan membesarkannya. Putri Tapah berjalan sendirian jauh di depan meninggalkan ibunya di belakang.
Ibunya nampak sedih dengan tingkah putrinya.
Di perjalanan Putri merasa lelah, kepanasan dan haus. Maka dia berteduh di bawah sebuah pohon di pinggir sungai.
Ibunya tergesa-gesa menghampiri ingin membantu anaknya. Namun Putri Tapah dengan kasar menolak perhatian ibunya.
Bekal makanan dan air minum sudah dihabiskannya semua. Namun haus dan panas tidak juga hilang. Maka Putri Tapah turun ke sungai. Dia berendam dan minum di sana. Berharap panas dan haus hilang.
Dari kejauhan, ibunya nampak masih kecewa. Dia bermohon agar Tuhan dapat memberikan hukuman untuk menyadarkan anaknya.
Bersamaan dengan itu muncul angin kencang. Langit jadi mendung. Ibunya bergegas ke tepi sungai, sang ibu sangat sangat terkejut. Putri Tapah sudah tidak ada lagi di sana.
Hanya ada seeokor ikan besar yang sedang megap-megap menghirup permukaan sungai.
Ternyata Tuhan sudah menghukum Putri Tapah berubah menjadi ikan. Untuk menyadarkan dirinya siapa dirinya sebenarnya. Jadilah dia seekor ikan yang dikenal dengabn sebutan Ikan Tapah.
Login untuk melihat komentar!