WA dari Temanku Nina
AKU (BUKAN) ISTRI BENALU 2

Pagi-pagi sekali pukul 6 lewat sepuluh bang Zaki sudah berangkat ke kantornya. Tumben sekali pergi lebih awal, biasanya ia baru jalan jam 7 lewat.

Kelihatannya ia sangat terburu-buru, sampai sarapan yang sudah kubuatkan tak sempat disentuhnya. Padahal kubuat nasi goreng telur dengan telur dadar yang dipisah adalah kesukaannya. Katanya ada pekerjaan dadakan yang harus ia selesaikan di kantornya.

Setelah bang Zaki menghilang dari pandangan, gegas aku berjalan menuju ke kamarku. Kupegang ponselku sambil duduk di tepi ranjang. Bukan, benda canggih ini bukan hanya kupakai untuk berselancar di sosial media saja. Melainkan juga untuk bekerja. Ya, bekerja sebagai penulis online, meski hasil yang kuterima tak seberapa juga tidak menentu setiap bulannya.

Sudah beberapa bulan belakangan kugeluti menjadi penulis ini. Aku memang hobi menulis, selain itu juga ada kesempatan mengapa tidak digunakan? Lagipula aku belum punya anak masih punya waktu luang banyak untuk melakukannya.

Meski begitu aku tetap melakukan tugasku di rumah tanpa lalai. Makanya aku bersyukur bisa hidup di jaman yang sudah modern ini. Bisa menghasilkan uang tanpa harus keluar rumah. Aku tak diizinkan kembali bekerja di kantor oleh bang Zaki sejak kami menikah.

Baru beberapa menit asyik mengetik cerbung, ada notifikasi pesan WA dari temanku Nina. Tumben sekali ia mengirimku pesan.

[Zi, gue lihat suami Lo lagi menjemput seorang wanita yang tinggalnya gak jauh dari rumah gue. Dia janda lho, Zi. Udah gitu, mereka sempat cupika-cupiki depan mata gue] bunyi pesan dari Nina.

Segera kuketikkan pesan balasan untuknya.

[Mana mungkin Nin, bang Zaki lagi ada urusan di kantornya. Lagipula antara kantornya dan rumahmu itu 'kan arahnya berlawanan. Mungkin Lo salah lihat orang] kuakhiri dengan emot tertawa dibelakangnya.

Nina hanya membaca pesanku dan tak langsung membalasnya. Sehingga kulanjutkan saja lagi kegiatanku mengetik cerbungku lagi. Mungkin Nina hanya salah lihat saja tadi. Aku sangat percaya pada suamiku itu.

Notifikasi pesan WA kembali masuk, dari Nina lagi. Kali ini berbentuk foto. Aku jadi penasaran dan langsung membukanya.

Betapa terkejutnya aku ketika kiriman foto dari Nina adalah foto mobil milik bang Zaki dengan nopol yang sama. Membuat mataku tak berkedip dibuatnya.

[Sori Zi, gue gak sempat foto wanita itu. Mobilnya udah keburu jalan. Nah, jadi gimana? Masih gak percaya? Coba Lo telpon suami Lo deh sekarang]

Segera kuikuti saran dari Nina. Kucoba menghubungi ponsel bang Zaki, tapi sepertinya ponselnya tidak aktif.

Aku menghela napas berat. Siapakah wanita yang sedang dijemput suamiku barusan? Apakah mereka ada hubungan? Lalu sejak kapan? Aku tak akan tinggal diam jika bang Zaki benar berselingkuh di belakang ku.

bersambung


Komentar

Login untuk melihat komentar!