Part 2
[Akhirnya bisa liburan sama keluarga juga.] 

Elsa—Adik iparku alias adik kandung Mas Erlan memposting sebuah foto hamparan jalanan dengan pemandangan yang begitu indah. Disertai dengan caption seperti di atas.

Memang tidak terlihat dengan siapa ia pergi. Akan tetapi aku tahu tanpa harus bertanya sekali pun.
Apa aku telalu bodoh atau aku terlalu lugu? Sampai-sampai mereka bisa dengan mudahnya membodohiku.

Sudah berapa lama mereka bermain di belakangku? 

[Kakak ikut dong] aku sengaja mengomentari postingan Elsa dengan kata-kata sedemikian rupa, aku ingin melihat bagaimana balasannya.

Terlihat status itu baru saja ia posting 2 menit yang lalu, jadi aku rasa Elsa masih membuka ponselnya.

Hubunganku dengan keluarga suami memang terbilang cukup harmonis, tidak ada cekcok sedikit pun, Ibu mertua yang selalu manis dan lembut padaku membuat aku begitu percaya diri bahwa mereka menyayangiku.

Bukan hanya itu. Elsa juga tidak kalah baik padaku, tidak ada perseteruan di antara kami. Jika kebanyakan ipar bersikap julid, maka Elsa malah sebaliknya.

[wah Kak Sila pengen ikut juga? Duh kami sudah lumayan jauh.] alibi wanita itu. Aku yakin ia sedang berbohong.

Bilang saja tidak ingin aku gabung dengan mereka.

[Sama siapa saja liburannya? Pasti seru banget.] balasan dariku lagi dengan pertanyaan jebakan.

[Sama Ibu, Ayah, Kak Trisa dan aku. Kami hanya berempat Kak.] 

Aku sedikit menyeringai membaca pesan itu. Berempat? Mengapa aku tidak percaya sama sekali?

[Ah, tidak masalah! Hati-hati dan selamat bersenang-senang.] balasku seolah-olah tidak tahu apa apa.

Aku kembali menyimpan ponselku dan bergegas ke arah lemari. Ya, aku sudah merencanakan untuk pulang ke rumah, agar nanti jika mereka pulang liburan mereka akan terkejut dengan kehadiranku.

Akan tetapi, baru saja beberapa baju yang sempat aku masukkan ke dalam sebuah koper berwarna hitam itu, tiba-tiba ponselku kembali bergetar menandakan pesan masuk.

Kembali kutinggalkan rutinitasku tadi dan bergegas kembali ke arah kasur tempat benda pipih itu aku letakkan secara asal. 

Jemari ini dengan lihai menari-nari di atas benda pipih itu, berniat membuka aplikasi berwarna hijau dan meliha siapa yang mengirimkan aku pesan.

[Sil, barusan aku lihat keluarga suamimu pergi lho. Bawa koper, emangnya mau ke mana? Bukan hanya itu! Suami dan wanita yang aku yakini selingkuhannya itu juga ikut. Apa hubungan mereka sudah direstui?]  pertanyaan dari Mbak Risma sudah bisa menjadi jawaban untuk semua pertanyaan yang timbul di benakku.

Ternyata benar, Mas Erlan juga pergi liburan. Jelas Elsa berbohong padaku tadi.

[dan satu lagi, tadi aku juga melihat mertuamu juga akrab banget sama cewek itu, sampai peluk-pelukan, memangnya suamimu nikah lagi, ya?] 

Pertanyaan bertubi yang dilontarkan Mbak Risma mampu membuat amarahku memuncak.

"Aku akan membuat kalian semua menyesal. Dan kau Mas, lihat saja kau akan dipermalukan dan kau akan jatuh muskin semiskin-miskinnya. Enak saja, susah bersamaku, senang bersamanya."

Bersambung ....

Komen ya