Sikap Kekanak-kanakan Menantuku
BIAR LEBIH SEMANGAT NULIS, SEBELUM BACA TOLONG KASIH UANG PARKIR DENGAN CARA KLIK TOMBOL SUBSCRIBE YA MAK😍

KEBELET NIKAH DI USIA DINI, TIDAK BISA APA-APA DALAM RUMAH TANGGA
________
PART 4

Jam 10 pagi Hendra dan bapaknya sudah pergi ke ladang dan aku belum melihat Ina dari pagi.

Aku menyangka kalau dia masih tertidur, karena sangat penasaran akhirnya aku mengintipnya.

'Astagfirullah haladzim,' gumamku dalam hati.

Jam 10 pagi Ina masih berbaring di tempat tidur yang sangat berantakan, sprei berantakan dan juga banyak bekas tisu dan baju-baju kotor berserakan di kamarnya.

Gadis itu memang sangat jorok dan tidak tahu kebersihan, aku tidak habis pikir bagaimana cara dia diajarkan oleh ibunya.

Aku langsung pergi ke dapur dan mengambil panci untuk membangunkan nya.

Prank... suara kegaduhan sudah aku buat dan aku akan melihat dia terbangun pagi ini.

Kriet... benar saja pintu kamar langsung terbuka, dia memakai baju tidur dengan rambut yang berantakan langsung keluar.

"Ada apa Bu?" Tanyanya.

"Kamu dari mana?" Tanyaku balik.

"Bangun tidur," jawabnya santai.

"Memangnya sebelum menikah kamu tidak pernah bangun pagi? Jam berapa biasanya kamu bangun?" Tanyaku.

"Tidak tentu, kadang jam 10 kadang jam satu," jawabnya.

"Kamu harus sadar diri sekarang kamu sudah menikah dan menjadi seorang istri, kamu harus bangun pagi-pagi buat sarapan untuk suamimu, belum lagi kalau besok kamu punya anak," jelasku.

"Iya nih, Ina memang ingin segera punya anak," katanya.

"Jangan dulu, kalau bisa ditunda dulu ibu tidak habis pikir bagaimana kalau kamu punya anak nanti!" Kataku.

Bisa-bisanya dia berfikiran untuk segera memiliki anak sedangkan dia belum memiliki pegangan, maksudku adalah setidaknya dia memperbaiki dulu sikapnya dan mempersiapkan mental untuk anaknya nanti.

"Anak itu anugerah Bu, jangan di tunda-tunda," katanya.

"Anugrah itu di tangan orang yang benar, mending kamu urus suami kamu dulu yang benar, setiap pagi buatkan teh dan sarapan, kamar bersihkan agar enak dipandang," kataku.

Kini wajahnya membalik melihat kamarnya yang sangat berantakan, mungkin dengan aku berkata seperti itu bisa membuatnya sadar.

"Ina mau mandi dulu," katanya.

Ina mandi, dan bukannya buru-buru karena dia belum melakukan apa-apa di rumah, justru dia malah bernyanyi nyanyi di kamar mandi.

"Aku janda kembang.... cantik dan menawan...na na na na na na," lagunya semakin kuat saja.

"Hanyaaaaa diaaaaa....diaaaa...diaaa...diaaa...diaaaa..."

Lebih dari 20 menit Ina belum juga keluar dari kamar mandi, ini membuat aku semakin emosi padanya.

Bug...bug..." Cepat mandinya!" Teriakku.

Ina langsung diam, dia langsung mandi dengan cepat dan buru-buru masuk ke kamarnya.

***

"Paket!" Ucap seseorang dari luar.

"Ada apa Mas?" Tanyaku.

"Paket Bu, atas nama Faina Sarah," jawabnya.

"Ina, ada paket nih," ucapku.

Ina langsung datang dan membayarnya, dia buru-buru masuk ke kamar sambil tersenyum.

"Beli apa?" Tanyaku.

"Baju," jawabnya.

Belum apa-apa sudah beli baju, mana kelihatannya mahal soalnya aku melihat Ina memberikan uang dua lembar berwarna merah.

Aku mengecek ponsel dan kepo ingin mencari tahu soal Ina di akun Facebook nya.

[Ayang, mau ini] sambil ngetag akun Hendra.

[Ayang kangen]

[Ayang besok kesini ya] Ina membagikan posting tempat wisata.

'Ayang- Ayang gundulmu! Alay banget!' gumamku dalam hati.

Aku scroll dan melihat foto-foto mesra mereka di akun Facebooknya sekitar dua bulan yang lalu, dan menurutku foto itu sudah berlebihan.

"Harusnya foto begini tidak udah di upload," grutuku.

Nanti aku akan bilang sama Hendra untuk menghapus foto-foto mereka yang kurang pantas di akun facebook Ina.

Kini aku kembali memantau akun facebook Hendra, tapi tidak ada yang berlebihan hanya postingan Hendra saat bekerja saja.

"Bu, mau masak apa?" Tanya Ina.

"Apa ajalah, cari sayur nya di kulkas," jawabku.

Biarkanlah kali ini Ina yang akan masak sendiri untuknya dan suaminya, karena aku sudah masak dan menyimpannya di lemari.

JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN ❤️



Komentar

Login untuk melihat komentar!