PART 2 // Rencana

       🌻  HAPPY  READING   🌻

🍁 Kau siram bara api
     Menyala menyiksa jiwa
     Perlahan kau sembunyi
     Dalam sebuah derita sukma  🍁

Senyum sinis yang Yeyen sembunyikan dibalik sikap manisnya tak ada seorangpun yang bisa menebak.

Amei nampak risih dengan candaan Yeyen. Bibirnya semakin manyun dan cemberut.

"Cantik, jangan kau sembunyikan wajah mu dengan bibir manyunnya dong?"

"Apaan sih kamu! Ngak capek apa godain orang dari tadi. Kenal juga baru."

"Aku tak akan capek sebelum didapatin kamu. Baru kenal orangnya tapi hatiku sudah terlanjur merajut." Rayuan Yeyen semakin membuat kesal Amei.

Amei tak suka dirayu namun jiwanya akan tertarik dengan sebuah perhatian.
Dan Yeyen ingin mendalami sikap Amel dengan candanya.

Kantin yang berisik menjadi tempat ngrumpi yang paling nyaman. Namun tidak buat Amei. Dia dengan sahabatnya memilih tempat yang sunyi untuk keasyikan celoteh mereka.

"Kesal banget aku hari ini!"

"Kenapa kamu,Mei. Seumur-umur baru kali ini aku lihat kamu bete banget gitu." ucap Febyola.

"Mahasiswa baru sok kecakapan."

"Godain kamu ya? Cie, dapat cowok nih." goda Aling.

"Ngak capek apa kamu jadi jomblo trus?" saut Feby.

"I ya,Mei. Sejak ditinggal Ardi, kamu lama menjomblo. Move on dong, Mei." timpa Aling.

Amei masih cemberut sambil mencabuti rumput di dekatnya. Sekalian saja jadi tukang kebun ya,Mei.🤭

"Mei, bentar lagi kita sarjana. Ok kalau belum pingin nikah. Setidaknya buka hati kamu perlahan." Tegur Aling.

"Aku belum bisa ngelupain Ardi, Aling. "

"Kamu parah banget ya? Sudah disakiti masih saja menyimpan rasa." Feby dengan ketus.

Tanpa mereka sadari pembicaraan mereka didengarkan oleh Yeyen yang duduk tak jauh dari mereka.

"Ardi! Aku harus cari info tentang dia." Guman Yeyen sambil meninggalkan tempat itu.

***

Dengan beberapa tangan kanan Yeyen menyusun rencana untuk bisa memikat Amei jatuh di pelukan cintanya.

Usaha Kakek Yeyen yang masih menguasai kota itu memudahkan langkahnya menjadi pelacak yang sempurna.

Mama Linda walau harus bolak-balik antara Kalimantan-solo demi mengawasi Yeyen. Namun langkah Yeyen yang rapi tak sedikitpun tercium oleh Mama Linda.

"Den Yeyen, ini info tentang Ardi." Pak Dadang menyerahkan sepucuk tulisan ke Yeyen.

"Ardiansyah, cakep juga kamu." Yeyen.

"Oh ya, dia sekarang tinggal di jakarta dengan istrinya." tambah Pak Dadang.

"Pengkhianatan yang tersembunyi. Karena aku denger Ardi meninggalkannya karena ketahuan memeras Amei. Tapi ternyata memeras dan menikah. Info yang bagus,Pak Dadang." Yeyen sambil memegang bahu Pak Dadang.

"Sangat memuaskan." Yeyen dengan senyum sinisnya.

***

Beberapa hari sikap Yeyen biasa saja ke Amei. Sedikit membuat Amei aneh. "Tumben ngak godain aku." gumannya dalam hati.

Dingin, santai, namun senyum dan lirikannya tertuju ke Amei. Membuat Amei lama- lama salah tingkah.

"Pelan-pelan,Yen. Wanita perlu dijinakkan." guman Yeyen lirih sambil tersenyum manis ke Amei.

Amei tertunduk dan memainkan pensilnya sambil senyum sendiri.

"Hai, ngapain kamu senyam- senyum." Sapa Herlina yang duduk disebelah Amei mengagetkan.

"Ngak kok! Cuma teringat film kemarin saja." ucap Amei berkilah.

"Ingat film apa film." goda Herlina.

Amei hanya tersenyum sambil melirik Yeyen.

Yeyen makin tersenyum cool melihat gerak gerik Amei. Menggoda tapi tak nampak. Merayu tapi sembunyi. Bak pemancing yang lagi memasang kail.

🌟🌟🌟

    KEDIAMAN PAPA ZEN

"Pa, minggu depan ulang tahun Amei. Boleh ngak Amei rayain?" Ucap Amei manja.

"Ngak usah, Pa. Buang duit saja." saut Kak Syan yang memiliki nama lengkap Ye' tzu syan.

"Sirik, kakak!"

"Masih saja jadi anak manja sudah mau sarjana."

"Biarin kenapa? Ketimbang kakak kuliah ngak slesai-slesai."

"Jurusan kakak kan susah!"

"Kakak saja yang males. Suka bolos, mainan cewek."

"Wajarlah! Secara kakak kan cakep."

"Cakep dari Hongkong! Kapan S2 nya. Terlanjur karatan ngak lulus-lulus." Amei dengan jutek nya.

"Sudah! Kalian selalu saja berdebat kalau ketemu." saut Mama Ling shi yang biasa dipanggil Sisi.

"Kakak tuh, ma. Amei kan juga pingin dirayain." Amei dengan bibir manyun manjanya.

"Ya, jangan berantem. Entar Papa urus party nya. Oh ya, Ndra. Papa minta tahun ini kamu bisa wisuda." ucap Papa Zen meninggalkan ruang tamu menuju dapur.

Andra mengerutkan dahinya. "Andra usahain, Pa."

"Harus! Ngak ada kata tidak. Sudah 2x kamu gagal. Papa ngak mau denger kata gagal ketiga kalinya." Teriak Papa Zen dari dapur.

Andra hanya diam sambil manggut-manggut.

"Dengerin tuh! Jangan cewek trus yang dipikir. Kuliah jauh-jauh selalu zonk hasilnya. Huft!" Timpal Amei beranjak duduk menuju kamar tidur.

"Andra semangat ya, sayang." Mama Sisi sambil memeluk putra kesayangannya.

"Ya, ma. Andra akan berusaha."

Lain di bibir lain dihati. Itulah kebiasaan Andra. Sifat mamanya yang memanjakan dia selalu dimanfaatkannya.

"Hmmm, di Singapura kan santai. Aku bisa berbuat sesukaku. Ngapain buru-buru lulus." Guman Andra dalam kamarnya.

💫💫💫

KAMPUS

Sikap biasa Yeyen ternyata membuat Amei agak kebingungan. Dengan pandai Yeyen mengulur naik turun perasaan Amei.

Tiga gadis itu kembali ngrumpi dibawah pohon favorit mereka. Tak lepas dari intipan mata Yeyen yang sembunyi.

"Feb, seneng banget aku. Akhirnya papa menyetujui party ultah ku."

"Hah! Yang bener kamu, Amei." jawab Feby serasa tak percaya.

"Ya, Mei. Tumben banget papa kamu ngizinin. Waahh bakalan seru nih. Sudah lama kita ngak party." Saut Aling begitu antusias.

"Tapi sayangnya aku ngak ada cowok." Amei terlihat agak lesu.

"Santai, Mei. Entar juga Yeyen nyusul jadi cowok kamu." Saut Feby.

"Tapi kenapa harus dia?"

"Kan dia yang ngasih sinyal ke kamu."

"Ya sih! Cuman akhir-akhir ini dia agak menjauh."

"Paling nungguin kamu bilang duluan."

Amei melongo dan melotot. "Ngak ah! Malu bilang duluan."

"Cie ..., berarti sudah mulai ada rasa nih?" goda Aling.

Amei diem tersipu malu menyembunyikan senyumnya.

Yeyen yang mendengarkan obrolan mereka tersenyum puas. "Kena kamu Amei." Yeyen pergi meninggalkan tempat itu.

"Pak Dadang tolong siapkan tempat dan acara party ultah minggu depan. Dan ingat harus spesial." Suara Yeyen lewat ponselnya.

"Amei- Amei, maafkan aku cantik." ucap Yeyen lirih.

Entah apa yang direncanakan Yeyen hanya angannya yang tahu.

Amei dan teman-temannya dengan asyiknya masih berandai-andai dengan hayalan dalam party.

Biasa kaum hawa pasti bingung tentang gaun, gandengan dan hal-hal yang pasti bikin rempong.

Hari berganti malam melayangkan lamunan Amei dengan impiannya. Seorang pangeran yang akan menemani party nya. Seorang pangeran yang akan memberikan kado spesial untuknya. Tenggelam dan tenggelam dalam mimpi tidur lelapnya.

Impian seorang gadis yang mendambakan hidup bahagia dengan orang yang didamba.

Salam santun dari author. Makasih sudah sudi mampir beserta jejaknya.
Maaf bila ada salah kata.
🤩🤩🤩